Panci Kuno dari Tahun 3000 SM Ungkap Apa yang Dimakan Manusia di Zaman Perunggu
Penelitian terbaru yang menganalisis residu protein dari sebuah panci kuno mengungkap apa yang dimakan oleh orang-orang di Zaman Perunggu
Penelitian terbaru yang menganalisis residu protein dari sebuah panci kuno pada Zaman Perunggu (3520-2250 SM) mengungkap apa yang dimakan oleh orang-orang di zaman itu.
Panci Kuno dari Tahun 3000 SM Ungkap Apa yang Dimakan Manusia di Zaman Perunggu
Panci kuno itu ditemukan di situs pemakaman Kaukasus, sebelah barat daya Rusia.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal iScience itu menyatakan, melalui penggunaan radiokarbon, peneliti menemukan orang-orang Kaukasus memakan rusa, domba, kambing, dan sapi selama periode Maykop (3700-2900 SM).
-
Bagaimana ilmuwan mengidentifikasi makanan yang disajikan di desa Zaman Perunggu? Dengan menganalisis residu makanan tersebut, para ilmuwan bisa mengidentifikasi bukti makanan yang disajikan di antaranya bubur, semur, pembuatan bir tumbuk, adonan, dan bahkan cairan manis atau berminyak.
-
Siapa yang menemukan panci Romawi Kuno? Ditemukan pada awal tahun 2024 oleh pengguna detektor logam lokal, Tom Hyett.
-
Bagaimana panci Romawi Kuno dibuat? Panci tersebut dibuat di Campania, Italia Selatan dan juga di Gaul dan didistribusikan secara luas ke seluruh Eropa.
-
Apa fungsi panci Romawi Kuno? Fungsinya bukan untuk memasak makanan, tapi diduga untuk memanaskan wine atau minuman anggur.
-
Kapan panci Romawi Kuno dibuat? Panci ini berasal dari antara abad pertama masehi dan pertengahan abad kedua masehi.
-
Mengapa manusia purba di Zaman Neolitikum memasak dengan berbagai cara? Penelitian ini membuktikan betapa beragam cara manusia purba Holstein Timur mempersiapkan makanan mereka 5.000 tahun lalu.
"Sangat menarik mendapatkan gambaran tentang apa yang orang masak dalam panci-panci ini di masa yang sangat lampau," kata Shevan Wilkin dari Universitas Zurich, seperti dilansir laman Greek Reporter.
"Ini adalah bukti pertama yang kami miliki mengenai protein yang dilestarikan dari perjamuan, itu adalah panci besar. Mereka jelas membuat makanan besar, bukan hanya untuk keluarga individual."
Kasus ini telah lama menjadi topik pembahasan para ilmuan arkeologi mengenai kesimpulan bagaimana alat-alat kuno digunakan oleh manusia purba dalam membuat makanan berdasarkan catatan tertulis.
Sumber: Greek Reporter
Namun dalam praktiknya, arkeolog harus membuat asumsi mengenai apa yang dimakan manusia purba dan bagaimana cara memasaknya.
Dalam kasus ini, ilmuan mengetahui lemak yang bertahan pada lapisan tembikar kuno dan protein/plak pada gigi mengandung jejak yang dikonsumsi manusia purba selama hidup mereka.
Analisis protein memberikan wawasan yang menarik tentang pola makan orang-orang pada Zaman Perunggu. Studi ini menggabungkan teknik analisis protein dengan arkeologi untuk mendalami lebih lanjut tentang jenis makanan yang dimasak dalam wadah-wadah khusus dari periode tersebut.
Wadah-wadah logam kuno memiliki sifat antimikroba yang membuat protein dalam makanan dapat dilestarikan dengan baik di dalamnya. Berbeda dengan wadah seperti keramik dan batu, di mana mikroba dalam tanah dapat merusak protein, paduan logam mampu melindunginya.
Sumber: Greek Reporter
merdeka.com
Hasil analisis protein mengungkap orang-orang pada masa itu kemungkinan besar mengonsumsi bir berbentuk kuah, tetapi arkeolog belum dapat memastikan menu utama.Namun, salah satu protein yang ditemukan, yaitu protein kejut panas beta-1, mengindikasikan panci-panci ini digunakan untuk memasak daging rusa atau hewan bovine seperti sapi, yak, atau kerbau.