Permen Karet Zaman Batu Ditemukan Berusia 10.000 Tahun, Begini Bentuk dan Sosok yang Mengunyahnya
Permen karet zaman purba ini terbuat getah pohon damar.
Permen karet zaman purba ini terbuat getah pohon damar.
-
Kapan permen karet pertama muncul? Pada tahun 1993, para arkeolog menemukan tiga gumpalan uang berisi pemanis madu yang telah berusia 9000 tahun di Swedia. Uang tersebut dikunyah oleh para pemburu pada zaman prasejarah, menunjukkan bahwa pengunyahan substansi seperti permen karet sudah ada sejak lama.
-
Bagaimana perkakas batu manusia purba digunakan? Perkakas dari batu flint umumnya digunakan untuk menggali tanah atau menguliti hewan.
-
Kenapa orang mengunyah permen karet? Mengunyah permen karet dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kewaspadaan. Riset menunjukkan bahwa mengunyah permen karet saat merasa cemas atau stres, seperti saat menghadapi ujian, dapat membuat seseorang lebih tenang dan dapat meningkatkan konsentrasi.
-
Dimana penemuan perkakas manusia purba ini? Penemuan ini merupakan contoh tertua dari jenis perekat di Eropa dan menjadi bukti kecerdasan Neanderthal.
-
Bagaimana cara manusia memakan umbi berpati sejak zaman purba? Manusia telah memakan umbi berpati sejak 170.000 tahun lalu, menurut bukti yang ditemukan di Pegunungan Lembobo di Afrika Selatan.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Zaman Batu? Peneliti menemukan belasan kasus pembunuhan terkait dengan tumbal di Eropa Zaman Neolitikum yang berlangsung dalam kurun waktu 2.000 tahun.
Permen Karet Zaman Batu Ditemukan Berusia 10.000 Tahun, Begini Bentuk dan Sosok yang Mengunyahnya
Permen karet telah dikonsumsi sejak 10.000 tahun lalu. Ini dibuktikan dengan penemuan sisa-sisa permen karet berusia 10.000 tahun di Swedia.
Sama seperti kita di zaman modern ini, dulu orang juga mengunyah permen karet tanpa ditelan. Sisanya dibuang begitu saja.
Dikutip dari IFL Science, ditemukan tiga sisa gumpalan permen karet yang terbuat dari getah pohon damar di situs Huseby Klev, Swedia barat. Sebenarnya sisa getah karet ini ditemukan pada tahun 1990-an tetapi baru terkonfirmasi bahwa getah itu bekas dikunyah manusia.
Getah pohon damar digunakan sebagai lem di Zaman Batu. Berdasarkan usia sedimen di mana gumpalan karet tersebut ditemukan, peneliti memperkirakan usianya antara 9.540 dan 9.890 tahun.
Foto: Verner Alexandersen
Untuk mengonfirmasi bahwa gumpalan karet itu bekas dikunyah manusia, peneliti membandingkan urutan DNA mikroba di dalam karet tersebut dengan mikrobioma air liur modern dan kuno. Peneliti mendeteksi tingginya jumlah bakteri yang berhubungan dengan periodontitis (penyakit gusi), seperti Treponema denticola, Streptococcus anginosus, dan Slackia exigua.
Spesies bakteri lain termasuk Streptococcus sobrinus dan Parascardovia denticolens – keduanya merupakan indikator kerusakan gigi – juga ditemukan berlimpah dalam permen karet kuno.
"Ada banyak sekali rangkaian DNA pada damar wangi yang dikunyah dari Huseby-Klev, dan di dalamnya kita menemukan bakteri yang kita ketahui terkait dengan periodontitis, dan DNA dari tumbuhan dan hewan yang pernah mereka kunyah sebelumnya," kata peneliti, Dr Emrah Kirdok.
Selain menyoroti buruknya kesehatan mulut masyarakat Skandinavia Mesolitikum, informasi genetik yang diambil dari permen karet itu mengungkapkan berbagai spesies tanaman dan hewan yang berbeda yang dicicipi pengunyah sesaat sebelum mereka mengunyah permen karet, seperti hazelnut, apel, ikan trout coklat, rusa merah, dan keong.
Spesies burung seperti mallard, bebek berumbai, dan robin Eropa juga terdeteksi, menunjukkan bahwa orang Skandinavia Zaman Batu mungkin menggunakan gigi mereka untuk mengolah tulang makhluk ini menjadi peralatan, selain untuk memakannya.
Para peneliti juga mengidentifikasi DNA beberapa canids, termasuk rubah merah, rubah kutub, dan serigala. Menurut penulisnya, hewan-hewan ini mungkin diburu untuk diambil bulunya, dan orang-orang mungkin pernah menggunakan giginya dalam pembuatan kulitnya.
Di antara tanaman lain yang terdeteksi dalam permen karet tersebut adalah mistletoe, yang menurut para peneliti mungkin digunakan sebagai obat atau untuk menghasilkan racun bagi mata panah.
Penulis penelitian lainnya, Profesor Anders Götherström mengatakan DNA dalam permen karet ini memberikan gambaran tentang kehidupan sekelompok kecil pemburu-pengumpul di pantai barat Skandinavia.
“Kita tahu bahwa para remaja ini memakan daging rusa, trout, dan hazelnut 9.700 tahun yang lalu di pantai barat Skandinavia, sementara setidaknya salah satu dari mereka memiliki masalah gigi yang parah,” paparnya.
Studi ini dipublikasikan di jurnal Scientific Reports.