Arkeolog Temukan Keju Tertua di Dunia Berusia 3.600 Tahun Pada Jasad Mumi Ini
Ilmuwan menemukan keanehan pada mumi yang ditemukan pada 2003 di China.
Bangsa Mesir kuno dikenal dengan kemampuan proses mumifikasi yang sangat hebat. Mereka telah menggunakan senyawa kimia untuk proses mumifikasi. Tapi, pernahkah Anda bayangkan di belahan bumi lain proses mumifikasi ini justru menggunakan senyawa alami?
Ternyata mumi yang diawetkan dengan senyawa alami ini berasal dari mumi Tarim di China barat laut.
-
Bagaimana cara arkeolog menemukan roti tertua di dunia? Arkeolog menemukan sebuah struktur oven di area yang disebut 'Mekan 66'. Di sekitar oven yang sebagian besar telah hancur, ditemukan gandum, barley, biji kacang polong, dan beberapa temuan yang mungkin merupakan makanan.
-
Kenapa keju bisa menjadi makanan tertua? Keju dianggap sebagai salah satu makanan tertua di dunia, dengan sejarah yang diperkirakan sudah dimulai lebih dari 7.000 tahun yang lalu.
-
Siapa yang menemukan kayu tertua? Larry Barham, arkeolog dari Universitas Liverpool di Inggris dan penulis utama studi dalam penelitian ini mengatakan kepada AFP bahwa struktur ini merupakan 'penemuan kebetulan' pada tahun 2019 saat penggalian di lokasi yang terletak di tepi Sungai Kalambo atas air terjun setinggi 235 meter.
-
Siapa yang menemukan fosil ubur-ubur tertua? Pernyataan tersebut didukung dengan bukti ditemukannya fosil ubur-ubur berumur 505 juta tahun yang terawetkan dengan sempurna di Utah, AS pada tahun 2007.
-
Apa yang ditemukan arkeolog? Arkeolog Dikejutkan dengan Penemuan Fosil Dinosaurus Bertangan Mungil Menariknya tangan dinosaurus ini lebih kecil dibandingkan T-Rex. Tyrannosaurus rex dikenal sebagai dinosaurus buas yang memiliki tangan kecil. Kini, kelompok dinosaurus dengan karakteristik seperti itu mendapat anggota baru dengan ditemukannya sebuah spesies dinosaurus baru di Formasi La Colonia, Patagonia, Amerika Selatan.
Pada 2003, arkeolog menemukan mumi-mumi di pemakaman Xiaohe di Cekungan Tarim, China, yang berasal dari Zaman Perunggu.
Anehnya arkeolog menemukan zat putih di kepala dan leher mumi Tarim. Ilmuwan hanya bisa berspekulasi tentang zat misterius ini. Sampai akhirnya Qiaomei Fu, seorang ilmuwan di Akademi Ilmu Pengetahuan China, dan timnya memecahkan misteri itu.
Dilansir ZME Science, dengan menggunakan analisis DNA, para peneliti berhasil mengkonfirmasi keberadaan DNA sapi dan kambing dalam mumi yang berasal dari 3.600 tahun lalu ini.
Yang lebih mengejutkan lagi, mereka mengidentifikasi DNA bakteri dan jamur yang ada di mumi tersebut ternyata termasuk dalam spesies Lactobacillus kefiranofaciens dan Pichia kudriavzevii.
Orang-orang yang terisolasi
Kedua bakteri ini umumnya ditemukan dalam biji kefir masa kini. Fu menyebutnya sebagai keju tertua yang pernah ditemukan.
Hal menarik dari mumi ini tidak hanya temuan keju yang disebut sebagai keju pertama di dunia yang ditemukan, temuan mumi ini ternyata lebih dari itu.
Jasad para mumi yang ditemukan ini terawat dengan sangat baik dan uniknya mereka memiliki rambut pirang serta fitur wajah khas Eropa yang berbeda dengan manusia umumnya yang hidup di Asia Timur.
Setelah perdebatan selama bertahun-tahun, pada tahun 2021 para ilmuwan dari Universitas Nasional Seoul dan Universitas Harvard akhirnya mengungkap asal-usul manusia Zaman Perunggu ini.
Masyarakat Tarim ini rupanya terisolasi secara genetik dan merupakan keturunan dari kelompok yang dulunya tersebar luas yang dikenal sebagai Eurasia Utara Kuno (ANE).
"Orang-orang ini sangat misterius. Sejak mereka ditemukan hampir secara tidak sengaja, mereka telah menimbulkan banyak pertanyaan karena begitu banyak aspek dari mereka yang unik, membingungkan, atau bertentangan," kata Christina Warinner, antropolog di Universitas Harvard.
Implikasi dari penemuan ini tidak hanya terbatas pada keju. Penemuan ini memberi pandangan baru pada para ilmuwan tentang bagaimana manusia zaman dulu berinteraksi dengan lingkungan mereka dan makanan mereka.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti