Arkeolog Temukan Saluran Air Berusia 2.000 Tahun Sepanjang 4 Kilometer, Dibangun Zaman Romawi
Saluran ini berada di bawah kota kuno yang dibangun 5.000 tahun lal

Arkeolog di Turki menemukan saluran air berusia 2.000 tahun saat menggali di situs arkeologi Kemerhisar, lingkungan Bor di Niğde.
Kemerhisar merupakan situs yang dilindungi. Dulu kota ini dikenal sebagai Tuwanuva pada zaman Het dan Tyana pada zaman Romawi. Kota Kuno Tyana, yang berada di bawah sebagian besar Kemerhisar, merupakan pemukiman penting yang pernah menjadi ibu kota Kerajaan Cappadocia Selatan pada Periode Romawi Akhir.
Selama zaman Romawi, kota ini dibangun secara besar-besaran dan menjadi pemukiman besar dengan istana, kuil, saluran air, dan pemukiman lainnya. Kota ini juga merupakan pusat pengaruh agama yang penting pada periode Romawi sebelum Kristen dan setelah masuknya Kristen.
Ketua tim penggalian sekaligus anggota fakultas Departemen Arkeologi Universitas Aksaray, Profesor Osman Doğanay, mengatakan bahwa kota kuno Tyana dapat dianggap sebagai kota kuno Efesus di Anatolia Tengah.
“Ini adalah kota kuno pertama yang terbuka ke Anatolia Tengah setelah Gülek Pass, menjadikannya lokasi yang penting. Karena lokasi ini, telah terus dihuni setidaknya selama 5.000 tahun," jelasnya, dikutip dari Arkeonews, Kamis (26/9).
"Kotamadya Kemerhisar saat ini dibangun di atas kota kuno ini. Kami memulai penggalian arkeologi di sini pada tahun 2016. Tahun ini, di bawah proyek ‘Warisan untuk Masa Depan’ dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, kami melanjutkan penggalian untuk membuka jalan saluran air bagi pengunjung.”
Dibuka Untuk Turis

Bagian bawah tanah saluran air, yang panjangnya kira-kira 3 hingga 4 kilometer dan tinggi 10 hingga 11 meter, akan dikembalikan ke kemegahan aslinya. Dibangun pada zaman Romawi, tujuan saluran air ini adalah untuk mengangkut mata air dari kolam Romawi kuno yang terletak di Kota Bahçeli ke Tyana.
Doganay mengatakan kota kuno Tyana, yang menampung saluran air dan memiliki koridor trotoar sepanjang 1.500 meter, akan dapat diakses oleh wisatawan setelah pekerjaan selesai. Arkeolog juga menemukan puing-puing akibat banjir.
“Penggalian mengungkapkan adanya lapisan banjir yang padat di kota. Terdapat lapisan banjir setebal kurang lebih 3,5 hingga 4 meter di sini. Saluran air ini awalnya setinggi 10-11 meter, dan fasad megahnya terlihat saat pertama kali dibangun. Selain itu, berdekatan dengan saluran air terdapat tembok era Helenistik yang dibangun sebelumnya. Namun saat banjir datang, mengubur sekitar 4 meter lokasi tersebut. Kami akan mengungkap struktur besar saluran air ini,” papar Doganay.