Sepatu Bocah dari Kulit Ini Masih Utuh Walaupun Usianya 2.000 Tahun, Ilmuwan Ungkap Rahasianya
Sepatu bocah ini ditemukan di tambang garam kuno Zaman Besi di Austria.
Sepatu Bocah dari Kulit Ini Masih Utuh Walaupun Usianya 2.000 Tahun, Ilmuwan Ungkap Rahasianya
Sepatu Bocah dari Kulit Ini Masih Utuh Walaupun Usianya 2.000 Tahun, Ilmuwan Ungkap Rahasianya
Arkeolog Jerman menemukan sepatu berusia 2.000 tahun dan yang menakjubkan kondisinya masih utuh. Sepatu anak-anak ini ditemukan di tambang garam di Durnnberg, Austria.
Sumber: Ancient Origins
Ini bukan pertama kalinya sepatu bocah ditemukan, yang berasal dari Zaman Besi. Durrnbeg merupakan tambang garam batu kuno yang sangat penting, yang berasal dari Zaman Besi.
-
Sepatu apa yang ditemukan di Austria? Pada tahun 1991, arkeologi di Austria, mengungkapkan temuan menarik berupa manusia mumi bernama Oetzi, yang diyakini hidup pada zaman batu sekitar 5.300 tahun yang lalu. 1. Sepatu Oetzi 2. Sepatu Kulit Armenia
-
Bagaimana para arkeolog tahu bahwa sepatu itu terbuat dari kulit? Sepatu-sepatu ini terbuat dari kulit berwarna hitam pekat hampir coklat tua dan memiliki sol kasar dan berduri.
-
Bagaimana cara arkeolog mengukur usia sepatu? Sepatu tertua yang telah diberi tanggal langsung oleh para peneliti adalah sepasang sandal berusia 10.400 tahun yang ditemukan dari Gua Fort Rock di Oregon tengah, Amerika Serikat menurut Thomas Connolly, direktur penelitian arkeologi di Museum Sejarah Alam dan Budaya Universitas Oregon.
-
Bagaimana sepatu Zaman Batu dibuat? Berdasarkan perhitungan tanggal radiokarbon, sepatu ini diperkirakan berasal dari sekitar 3.500 SM, pada masa logam Armenia. Sepatu tersebut ditemukan terisi rumput dan memiliki bentuk seperti sepatu tanpa hak yang terbuat dari kulit bertekstur lembut, dalam hal ini, sepotong kulit sapi. Tali kulit digunakan untuk menjahit bagian depan dan tumit sepatu.
-
Apa bukti tertua pakaian yang ditemukan arkeolog? Bukti tertua yang diberikan oleh para ahli arkeologi adalah Gaun Tarkhan, yaitu kemeja linen dengan leher V yang ditemukan di makam Dinasti Pertama di pemakaman Tarkhan, Mesir kuno, oleh ahli Mesir kuno, Flinders Petrie.
-
Bagaimana peneliti membuat replika sepatu manusia purba? Keinginan untuk memahami lebih dalam bagaimana manusia purba berinteraksi dengan alam sekitarnya mendorong para arkeolog untuk menciptakan replika sepatu yang mereka yakini digunakan oleh manusia purba.
Foto: Klaus Stange
Sepatu bocah ini ditemukan saat penggalian di terowongan Georgenberg, yang dipimpin kepala penelitian wilayah, Profesor Dr Thomas Stoellner.
Foto: Deutsches Bergbau-Museum Bochum
Mengapa Masih Utuh?
Sepatu ini berukuran 30 untuk ukuran-anak-anak. Kondisinya masih utuh karena tertimbun garam. Garam memiliki kemampuan higroskopi yaitu mampu menyerap molekul air, sehingga ketika air bertemu dengan kulit, garap akan menyerap kelembaban pada kulit tersebut dan mengeringkannya secara efektif.
Sumber: Ancient Origins
Stoellner mengatakan, material organik biasanya membusuk seiring waktu, tapi sepatu bocah ini kondisinya sangat "menakjubkan".
Ini bukan pertama kali sepatu ditemukan di tambang garam Durrnberg. Semua sepatu kuno yang ditemukan di area ini juga dalam kondisi masih utuh, disebabkan kondisi lingkungan yang unik yang mencegah bahan organik seperti kulit terurai dan membusuk.
Sumber: Ancient Origins
Tim juga menemukan sisa-sisa kain atau tekstil. Selain itu, ditemukan juga kulit dari bekas tudung kepala dan tali pengikat yang terbuat dari rami atau linen. Benda-benda ini kemungkinan besar dibuat dan dipakai pada abad kedua SM.
Foto: Deutsches Bergbau-Museum Bochum
Benda organik lainnya yang ditemukan di dekat sepatu bocah yaitu gagang sekop dari kayu.
Foto: Deutsches Bergbau-Museum Bochum
Menurut Profesor Thomas Stoellner, temuan-temuan ini memberikan para arkeolog pencerahan terhadap kehidupan sehari-hari para penambang di Zaman Besi kuno.
Sepatu bocah yang masih utuh ini juga memberikan informasi kepada para ilmuwan terkait footwear fashion dan model atau gaya yang disukai masyarakat pada masa itu.
Sumber: Ancient Origins
Penggalian di tambang garam tersebut juga terus berlanjut. Targetnya, seluruh situs kuno itu akan dibuka agar peneliti semakin memahami karya dan gaya hidup para penambang Zaman Besi. Arkeolog juga ingin memastikan berapa luas area pertambangan Durrnberg, untuk mengetahui seberapa besar garam yang diekstraksi selama Zaman Besi.
Sumber: Ancient Origins