Arkeolog Temukan Sepatu Tentara Romawi Berusia 2.000 Tahun, di Bagian Solnya Ada 60 Paku
Arkeolog di Jerman menemukan lubang selokan kuno yang berisi sepatu tentara Romawi.
Bayangkan berjalan di atas kasur dengan 60 paku. Begitulah yang dirasakan tentara Romawi kuno setelah penemuan baru-baru ini di Halter am See, Jerman, dikonfirmasi.
Arkeolog menemukan sepatu tentara Romawi berusia 2.000 tahun di sebuah lubang selokan kuno dalam sebuah proyek penggalian di dekat bekas lokasi pangkalan militer Romawi dan pemukiman sipil di Aliso.
-
Bagaimana cara arkeolog mengukur usia sepatu? Sepatu tertua yang telah diberi tanggal langsung oleh para peneliti adalah sepasang sandal berusia 10.400 tahun yang ditemukan dari Gua Fort Rock di Oregon tengah, Amerika Serikat menurut Thomas Connolly, direktur penelitian arkeologi di Museum Sejarah Alam dan Budaya Universitas Oregon.
-
Siapa yang menemukan sandal Romawi? Sandal Romawi yang masih utuh, milik seorang pria Romawi sekitar 2.000 tahun yang lalu, ditemukan selama penggalian arkeologi di Lucus Asturum (sekarang Lugo de Llanera di Asturias, utara Spanyol).
-
Bagaimana sandal Romawi ditemukan? Ketika para arkeolog turun ke dasar sumur, mereka menemukan sandal pasir yang telah hilang selama dua milenium.
-
Bagaimana sandal kuno itu ditemukan? Benda menakjubkan ini ditemukan selama penggalian proyek Marmaray, terowongan jalur kereta api bawah laut yang menghubungkan sisi Asia dan Eropa Istanbul di bawah selat Bosporus.
-
Bagaimana para arkeolog tahu bahwa sepatu itu terbuat dari kulit? Sepatu-sepatu ini terbuat dari kulit berwarna hitam pekat hampir coklat tua dan memiliki sol kasar dan berduri.
-
Apa bukti tertua pakaian yang ditemukan arkeolog? Bukti tertua yang diberikan oleh para ahli arkeologi adalah Gaun Tarkhan, yaitu kemeja linen dengan leher V yang ditemukan di makam Dinasti Pertama di pemakaman Tarkhan, Mesir kuno, oleh ahli Mesir kuno, Flinders Petrie.
Lokasi itu diidentifikasi pada 2010 tapi museum Aliso sudah ada di sana selama 30 tahun. Temuan sepatu kuno itu tetap mengejutkan tim arkeolog karena alas kaki semacam itu termasuk jarang ditemukan di Jerman. Demikian dikatakan kantor humas Landschaftsverband Westfalen-Lippe (LWL) Frank Tafertshofer, seperti dilansir Art net. Akhir Juni lalu sepatu kuno lainnya ditemukan di Jerman.
Arkeolog dipanggil ke lokasi sebelum pemasangan kabel fiber optik bisa dilanjutkan.
Mengingat lokasinya, para ahli diharapkan akan menemukan sejumlah benda kuno lain di lokasi itu. Ternyata benar saja, arkeolog menemukan "lubang selokan kuno yang terawetkan dengan baik" di dinding kayu, kata rilis pers.
Sudah tidak terpakai
Selain itu tim juga menemukan dua lubang yang dulunya digunakan sebagai oven untuk memanggang roti bagi penduduk dan sebuah benda permainan dari kaca. Masih di lokasi yang tidak jauh, arkeolog juga menemukan dua lubang sampah.
Lubang sampah Romawi itu tersebar di kawasan itu.
"Itu pertama kalinya kami menemukan sesuatu di lubang sampah Romwi," kata Tafertshofer.
"Sampah di masa lalu itu merupakan barang berharga bagi arkeolog hari ini."
Dengan menyisir tumpukan sampah itu menggunakan detektor logam, mereka menemukan harta karun sebenarnya dari penggalian itu—sepatu prajurit.
“Mengapa kami menemukan sepatu bot (sebenarnya lebih seperti sandal) milik seorang prajurit Romawi di sana?” kata Tafertshofer.
“Kemungkinan besar dia membuangnya karena sudah tidak terpakai lagi (sampah) dan dia tidak membutuhkannya lagi.”
Saat itu tidak ada prajurit perempuan di Romawi.
Tentara Romawi memakai sepatu semacam itu untuk berjalan di daerah rawa. Sepatu ini biasanya terbuat dari kulit. Solnya dibuat dari paku tempa tangan yang dipalu melalui tiga lapisan kulit binatang, membentuk sol dengan ujung paku yang runcing menghadap ke bawah dan berfungsi seperti sepatu khusus. Pada saat yang sama, bagian atasnya yang datar membentuk fondasi yang kokoh untuk langkah para prajurit.
"Karena pasukan Romawi tidak memakai kaus kaki, berlari di atas alas kaki berpaku rasanya seperti pijatan," kata arkeolog Dr. Bettina Tremmel dalam rilisnya.
Meskipun kulit caliga sudah lama terurai kembali ke dalam tanah berpasir, arkeolog masih bisa menemukan susunan utuh 60 paku yang masih sempurna, sehingga identifikasinya tidak dapat disangkal.
Tim arkeolog memindahkan seluruh blok tanah yang berisi caliga berharga tersebut menggunakan plester, untuk mengambilnya dari tanah dalam keadaan utuh.