Ilmuwan Buktikan Identitas Seorang Korban di Pompeii Ternyata Bukan Seorang Ibu dan Bukan Orang Romawi
Para ahli genetika menemukan korban Pompeii yang dikira seorang ibu namun ternyata adalah seorang pria.
Arkeolog telah melakukan banyak penggalian di situs Romawi kuno Pompeii untuk mengungkap kehidupan bangsa Romawi sebelum tragedi meletusnya Gunung Vesuvius pada tahun 79 M mengubur peradaban di kota tersebut.
Baru-baru ini para ahli genetika berhasil mengungkap temuan mengejutkan di balik korban Vesuvius sebuah keluarga yang berlindung di bawah tangga bukanlah sebuah keluarga sebenarnya di mana sosok yang diyakini sebagai “ibu” adalah seorang pria.
-
Siapa yang ditemukan di dalam makam di Pompeii? Sebuah tengkorak dengan jumbai rambut putih dan sebagian telinga, serta tulang dan potongan kain, ditemukan di dalam makam.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Pompeii? Pencarian korban selamat dan kisah-kisah mereka telah mendominasi dekade terakhir penelitian lapangan arkeolog, mencoba mencari tahu siapa yang mungkin lolos dari letusan.
-
Siapa yang menemukan Mumi perempuan tersebut? Awalnya, mumi remaja yang diperkirakan berusia 14 sampai 17 tahun ini ditemukan pada tahun 1908 di pemakaman El Bagawat di Oase Kharga Mesir.
-
Siapa yang menemukan Makam Batu Romawi Kuno? Penggalian yang dilakukan oleh para arkeolog di pekuburan kuno Tharsa, berhasil menemukan makam bersama dua ukiran kepala banteng, yang sudah ada sejak zaman Romawi kuno, periode sejarah yang dimulai dari pendirian kota Roma pada abad ke-8 SM hingga keruntuhan Kekaisaran Romawi pada abad ke-5 M.
-
Siapa yang dikubur di makam romawi tersebut? Tulisan pada bagian belakang bangku mengungkapkan siapa yang meninggal. Prasasti tersebut berbunyi dalam huruf besar:N(umerius) AGRESTINUS N(umerius) F(ilius) EQUITUS PULCHER TRIB(unus) MIL(itum) PRAEF(ectus) AUTRYGON(um) PRAEF(ectus) FABR(um) II D(uum)V(irus) I(ure) D(icundo) ITER(um) LOCUS SEPULTURAE DATUS D(ecreto) D(ecurionum) Untuk Numerius Agrestinus, putra Numerius, Ksatria Terhormat, tribune militer, prefek Autrygoni, prefek insinyur, dua kali Duumvir oleh yurisdiksi (yaitu, pemegang magistrasi tertinggi di kota Pompeii), tempat pemakaman diberikan oleh keputusan dewan kota.
-
Siapa yang menemukan kembali Pompeii? Pompeii terkubur abu vulkanik setelah bencana dahsyat meletusnya Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Kota ini ditemukan kembali pada 1748 oleh insinyur Spanyol, Rocque Joaquin de Alcubierre.
Studi terbaru tersebut membantah anggapan yang selama ini berlaku tentang identitas dan hubungan orang-orang tersebut.
Tiga dari Keempat orang tersebut ditemukan di kaki tangga di sebuah bangunan berhias mewah bernama Rumah Gelang Emas dan saat ini mereka dipamerkan di Taman Arkeologi Pompeii.
Julukan tersebut merujuk pada perhiasan yang dikenakan salah satu dari orang dewasa yang ditemukan dengan seorang anak di pinggulnya. Orang tersebut dirujuk sebagai “ibu” sementara orang dewasa lainnya adalah “ayah”.
Orang Mediterania
Dilansir dari laman the Guardian, dalam jurnal Current Biology, para ilmuwan Italia, Jerman dan Amerika melakukan ekstraksi DNA nuklir dan mitokondria purba dari sampel fragmen tulang yang dicampur dengan plester saat sedang menjalani restorasi.
Tim peneliti menyimpulkan sosok “ibu” tersebut adalah laki-laki dengan rambut hitam dan kulit gelap serta tidak ditemukan hubungan dengan kedua anak kecil tersebut, yang ternyata keduanya adalah laki-laki.
Data tersebut menunjukkan bahwa nenek moyang ketiga korban ini berasal dari populasi Mediterania timur atau Afrika utara yang berbeda.
Sementera itu, beberapa ahli berspekulasi bahwa sosok tersebut kemungkinan adalah seorang budak dari Afrika, ada pula yang berpendapat bahwa orang tersebut adalah migran.
Phil Perkins, profesor arkeologi dari Universitas Terbuka, mengatakan penelitian menyiratkan korban yang ditemukan di bawah tangga itu keturunan migran di Italia.
“Penelitian menunjukkan analisis ilmiah dapat memberikan wawasan baru tentang kehidupan para korban Pompeii, dan memberikan bukti lebih lanjut tentang mobilitas manusia di sekitar Mediterania pada periode Romawi,” katanya.
“Orang-orang Pompeii bukanlah orang Romawi dari kota Roma, tetapi orang-orang Mediterania.”
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti