Identitas Penghuni Makam Romawi 'Dijaga' Anjing Neraka & Centaur Laut Segera Terungkap, Usianya 2.200 Tahun
Makam kuno yang berasal dari zaman Romawi itu dihiasi dengan mural yang menakjubkan.
Identitas Penghuni Makam Romawi 'Dijaga' Anjing Neraka & Centaur Laut Segera Terungkap, Usianya 2.200 Tahun
Para arkeolog telah menemukan kerangka terselubung yang terkubur sekitar 2.200 tahun lalu di sebuah makam di Italia tahun lalu.
Makam kuno yang berasal dari zaman Romawi itu dihiasi dengan mural yang menakjubkan.
Di dinding makam itu terdapat lukisan dua mahluk mitodologi Yunani yakni Cerberus dan Ichthyocentaur.
Cerberus adalah anjing neraka berkepala tiga yang menjaga gerbang dunia bawah untuk mencegah orang mati pergi.
Sementara Ichthyocentaur adalah makluk laut atau centaur laut dengan kepala dan dada manusia, kaki depan kuda, dan ekor ikan.
Dalam perkembangannya, para arkeolog telah menganalisis lebih lanjut makam yang dikenal sebagai Makam Cerberus, di Giugliano, yang berada di dekat pekuburan kuno dari zaman Romawi.
Penggalian terhadap makam itu telah mengungkap kerangka seseorang yang ditutupi kain kafan.
Kerangka itu juga dikelilingi oleh berbagai barang termasuk toples berisi salep dan strigil, alat kebersihan pribadi Romawi yang digunakan untuk mengikis kotoran, keringat, dan minyak sebelum seseorang mandi.
Saat meninggal, orang tersebut berada dalam "kondisi sangat baik. Menurut pernyataan terjemahan dari Kementerian Kebudayaan Italia, dia telah dikuburkan dalam posisi terlentang.
"Tampaknya 'kondisi iklim tertentu di ruang pemakaman' telah memineralisasi kain kafan," demikian menurut pernyataan tersebut dilansir Live Science, Selasa (30/7/2024).
Untuk meneliti lebih lanjut individu kerangka tersebut, para peneliti telah berkolaborasi lintas bidang, termasuk dengan arkeologi, kimia, paleobotani, dan antropologi.
"Yang mungkin merupakan nenek moyang keluarga yang membangun mausoleum tersebut," menurut pernyataan tersebut.
Tim berencana untuk mempelajari kain kafan tersebut untuk mencari tahu apakah lokasi benangnya diproduksi dapat diketahui.
"Sementara itu, sampel serbuk sari kuno dari makam menunjukkan bahwa almarhum dirawat dengan krim yang mengandung absinth, serta Chenopodium, genus tanaman berbunga herba yang juga disebut goosefoot," menurut pernyataan tersebut.
Tak cuma itu, para arkeolog hingga kini masih menunggu hasil tes DNA yang dapat mengungkapkan asal usul mereka dan apakah mereka memiliki kondisi genetik tertentu.
"Makam Cerberus terus memberikan informasi berharga tentang wilayah Phlegraean," kata Mariano Nuzzo, pengawas Kementerian Kebudayaan Italia, dalam pernyataan tersebut.
Wilayah tersebut merupakan ladang vulkanik besar yang terletak di dekat kota kuno Liternum.
Menurut Nuzzo, informasi yang diperoleh dari makam tersebut memperluas pengetahuan tentang masa lalu, dan menawarkan peluang untuk penelitian yang bersifat multidisiplin.