Arkeolog Temukan Rumah Mewah Berusia 1.945 Tahun, Dindingnya Dipenuhi Lukisan Erotis
Kendati berukuran kecil, namun rumah ini tergolong mewah pada zamannya.

Arkeolog menemukan sebuah rumah kecil tapi mewah, dipenuhi lukisan dinding atau fresco erotis dan rumit, saat melakukan investigasi di lokasi pembangunan Insula dei Casti Amanti di sepanjang Via dell'Abbondanza di kawasan pusat kota kuno Pompeii, Italia.
Menurut para ahli, rumah berperabotan mewah, yang dikenal sebagai Rumah Phaedra yang diambil dari nama ratu mitologi Athena, memberikan wawasan tentang tren arsitektur yang berkembang pada abad pertama Masehi sekaligus menunjukkan kegemaran penduduk Pompeii terhadap seni sensual.
Rumah Phaedra diyakini dibangun pada tahun 79, tahun ketika terjadi letusan dahsyat Gunung Vesuvius.
Lukisan dinding tersebut menggambarkan pemandangan dari mitos lama Hippolytus dan Phaedra. Adegan lain yang dilukis di dinding bagian belakang Rumah Phaedra termasuk mural rusak yang menggambarkan Penghakiman Paris, pasangan yang diyakini sebagai Venus dan Adonis, dan hubungan seksual antara seorang satir dan bidadari di tempat tidur.
Di pintu masuk rumah terdapat lukisan altar rumah yang menampilkan motif tumbuhan, burung pipit, ular, dan burung pemangsa. Sebuah lampu dan pembakar dupa keramik, lengkap dengan sisa-sisa tangkai wangi, ditemukan di dalam altar.
Tanpa Atrium

Dikutip dari Arkeonews, Selasa (29/10), rumah ini terletak di distrik tengah kota kuno tersebut. Rumah itu lebih kecil dibandingkan rumah biasanya dan tidak memiliki halaman tengah terbuka – yang dikenal sebagai atrium – yang merupakan ciri khas arsitektur Romawi.
Atrium adalah halaman terbuka dengan ruangan-ruangan kecil dan tiang-tiang di pintu masuk rumah. Selain sebagai tempat resepsi, atrium juga digunakan untuk upacara dan pertemuan antar kepala rumah tangga. Atrium berfungsi sebagai simbol kekayaan di zaman Romawi kuno.
Menurut penelitian terbaru, kendati rumah di Pompeii tidak memiliki atrium, namun masyarakat Pompeii ketika itu menghias rumahnya dengan fresco agar tetap terkesan mewah.
Adegan tidak senonoh memenuhi dinding rumah-rumah seluruh lapisan masyarakat dan ruang publik di Pompeii dan tidak dianggap sebagai skandal atau memalukan.
Berdasarkan temuan di Rumah Phaedra, para arkeolog menyimpulkan kehadiran atrium bukanlah tujuan akhir bagi warga Pompei untuk memamerkan kekayaan mereka, dan bahkan mereka yang tinggal di rumah tanpa atrium akan berusaha keras untuk menunjukkan kekayaan mereka dan memamerkan barang-barang serta perabotan mereka.