Ilmuwan Ungkap Prasasti Berusia 3.000 Tahun Berisi Peta Tertua Dunia dan Kisah Bahtera Nabi Nuh
Artefak kuno tersebut menjadi koleksi British Museum pada tahun 1882, tetapi tetap menjadi misteri selama berabad-abad.

Para ilmuwan berhasil memecahkan isi dari peta tertua di dunia yang ditulis di atas prasasti tanah liat Babilonia berusia 3.000 tahun. Berdasarkan video British Museum yang dirilis baru-baru ini, para ahli berhasil mengungkap kisah yang sangat familiar dalam prasasti tersebut.
Artefak kuno tersebut menjadi koleksi British Museum pada tahun 1882, tetapi tetap menjadi misteri selama berabad-abad sampai kurator menemukan bagian yang hilang dan mentranskripsikan tulisan paku tersebut.
Bola dunia tertua ini disebut Imago Mundi, yang merupakan peta dunia Babilonia yang tertulis di atas prasasti. Peta ini adalah tablet tanah liat Babilonia dengan skema peta dunia dan dua prasasti yang ditulis dalam bahasa Akkadia, dikutip dari Arkeonews, Selasa (29/10).
Peta ini diperkirakan dibuat pada abad ketujuh SM. Di dalamnya menampilkan sebagian kecil dunia seperti yang diketahui orang Babilonia kuno, dan ditemukan di kota Abu Habba (Sippar) di Irak selatan.
Peta ini menunjukkan peta Mesopotamia dari udara – wilayah “di antara sungai” di Irak modern – dan apa yang diyakini orang Babilonia berada di luar jangkauan dunia yang diketahui pada saat itu. Setelah berabad-abad diuraikan, lempengan kuno tersebut memberikan wawasan tentang kepercayaan orang Babilonia tentang dunia yang dikenal pada saat itu.
Prasasti ini memiliki beberapa paragraf berbentuk paku di bagian belakang dan di atas diagram peta yang menggambarkan penciptaan Bumi dan luar Bumi.
Pusat Dunia
Para peneliti mengonfirmasi lingkaran di sekitar Mesopotamia menunjukkan orang Babilonia meyakini daerah tersebut adalah pusat dunia. Di sana juga terlihat sungai Efrat membelah Mesopotamia kuno.
Peta tersebut menggambarkan sebuah cincin ganda yang mengelilingi Mesopotamia, yang oleh para ahli Taurat kuno disebut sebagai “sungai pahit”. Sungai ini membentuk batas-batas dunia yang dikenal orang Babilonia. Lingkaran kecil dan persegi panjang di dalam Sungai Pahit mewakili berbagai kota dan suku Mesopotamia, seperti Babilonia, sementara persegi panjang lainnya melambangkan Sungai Efrat.
“Anda telah merangkum dalam diagram melingkar ini seluruh dunia yang diketahui tempat manusia hidup, berkembang, dan mati,” kata kurator British Museum dan pakar aksara paku, Dr. Irving Finkel dalam video tersebut.
“Namun, peta ini lebih dari itu," lanjutnya.
“Ketika harus beroperasi melampaui batas-batas dunia yang diketahui menuju dunia imajinasi, (prasasti) sangat diperlukan,” tambah Finkel.
Bahtera Nabi Nuh
Prasasti ini juga menyertakan referensi ke cerita tentang Bahtera Nabi Nuh versi Babilonia dan hewan serta tanah mitos.
Menurut orang Babilonia kuno, sisa-sisa bahtera besar yang dibangun Nabi Nuh pada tahun 1800 SM atas perintah Tuhan, terletak di bagian belakang sebuah gunung, gunung yang sama yang menurut kitab suci tempat Bahtera Nuh tersangkut. Nabi Nuh versi orang Babilonia bernama Utnapishtim.
“Itu hal yang cukup penting, cukup menarik untuk dipikirkan karena menunjukkan bahwa ceritanya sama, dan tentu saja, yang satu mengarah ke yang lain,” tutup Finkel.
Prasati tersebut juga menegaskan kepercayaan orang Babilonia terhadap Marduk atau dewa pencipta dan monster mitos lainnya seperti manusia kalajengking dan burung berkepala singa yang disebut Anzu.