Ilmuwan Temukan Catatan Kuno Berbahan Tanah Liat Isinya Mirip Rumus Pythagoras, Terungkap Kegunaannya
Namun ilmuwan masih sulit menemukan sumber keasliannya.
Namun ilmuwan masih sulit menemukan sumber keasliannya.
Ilmuwan Temukan Catatan Kuno Berbahan Tanah Liat Isinya Mirip Rumus Pythagoras, Terungkap Kegunaannya
Pada 1.000 tahun lalu sebelum tercipta dan populer dikalangan ilmuwan, Teorema Pythagoras telah digunakan oleh orang Babilonia Kuno.
Hal itu diketahui dari sebuah tablet berbahan tanah liat ditemukan oleh ekspedisi Perancis. Diduga catatan itu berusia 3.700 tahun bernama Si.427 dan berasal dari tahun 1900 dan 1600 SM.
-
Apa yang dipelajari oleh Pythagoras? Ia terkenal dengan pembukitannya tentang ilmu matematika. Saat ini barangkali ia lebih dikenal lewat sebuah rumus bernama Pythagoras.
-
Apa yang ditemukan Eratosthenes? Seorang ahli matematika dari zaman Yunani Kuno sekaligus kepala perpustakaan di Alexandria berhasil menemukan luas keliling Bumi. Ia menghitung dengan nilai akurasi yang nyaris mirip dengan hasil perhitungan satelit luar angkasa pada pertengahan abad ke-20.
-
Siapa yang menemukan Cangkir Pythagoras? Pythagoras dari Samos, merupakan salah satu filsuf Yunani Kuno yang paling berpengaruh sepanjang massa. Buah pikirannya masih digunakan hingga saat ini.
-
Apa yang ditemukan oleh Eratosthenes? Eratosthenes, seorang ahli matematika Yunani lahir di kota Kirene, sekarang menjadi bagian dari Libya, di 276 SM. Selain sebagai matematikawan, ia juga seorang penyair, atlet, astronom, dan ahli geografi.
-
Dimana peta Babilonia itu ditemukan? Peta ini diperkirakan dibuat pada abad ketujuh SM. Di dalamnya menampilkan sebagian kecil dunia seperti yang diketahui orang Babilonia kuno, dan ditemukan di kota Abu Habba (Sippar) di Irak selatan.
-
Mengapa prasasti itu penting bagi orang Babilonia? Prasasti ini memiliki beberapa paragraf berbentuk paku di bagian belakang dan di atas diagram peta yang menggambarkan penciptaan Bumi dan luar Bumi. Pusat Dunia Para peneliti mengonfirmasi lingkaran di sekitar Mesopotamia menunjukkan orang Babilonia meyakini daerah tersebut adalah pusat dunia.
Ketika diperiksa oleh ahli tanah kuno, ternyata tablet ini menggambarkan tanda paku yang berbentuk tabel matematika.
Dalam tabel tersebut memuat segitiga siku-siku yang dikategorikan sebagai geometri terapan paling awal dan cikal bakal ilmu Pythagoras.
Mengukur Luas Tanah
Mengutip Live Science, Rabu, (4/10), Daniel Mansfield, Ahli Matematika, University of New South Wales, menjelaskan kalau orang Babilonia menggunakan Teorema Pythagoras untuk mengukur luas tanah yang dimiliki seseorang.
Berbeda dengan orang Yunani Kuno yang menggunakan teori ini untuk mempelajari tentang langit.
“Orang Babilonia mengembangkan 'proto-trigonometri' alternatif mereka sendiri untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengukuran tanah, bukan langit,"
Mansfield, Ahli Matematika, University of New South Wales.
Hal ini tentunya sangat jauh dari kelahiran Pythagoras sendiri yaitu pada tahun 570 SM.
Namun, muncul salah satu dugaan yang kuat menurut Bruce Ratner. Bruce adalah seorang Ilmuwan yang membahas tentang sejarah Teorema Pythagoras.
Kata dia, kelangkaan sumber asli Pythagoras yang hanya diturunkan dari mulut ke mulut dan bahan tulisan langka ini membuat ilmuwan sulit untuk menentukan keasliannya.
Bukan Aljabar
Meskipun catatan tanah liat itu tidak menggunakan teorema Pythagoras dalam bentuk aljabar seperti sekarang, para ahli mengambil kesimpulan bahwa Pythagoras pada awalnya bermula dari orang Mesir.
Lalu mereka mewarisi ajaran matematika dari bangsa Yunani, kemudian diturunkan terakhir pada bangsa Babilonia.
Namun yang mengejutkan, Mansfield mengatakan bahwa tingkat kecanggihan teoritis yang diungkapkan dalam tablet-tablet Babilonia Kuno merupakan tahap awal sejarah manusia dalam memahami ilmu matematika.
Foto: UNSW
Selain itu, tablet ini juga diduga sempat digunakan untuk kegiatan mengajar pada tahun 1770 SM.
Oleh karenanya, ahli matematika menyimpulkan bahwa pada zaman dulu teorema Pythagoras telah digunakan meskipun namanya belum diketahui.
"Tidak ada yang menyangka bahwa orang Babilonia menggunakan tripel Pythagoras dengan cara seperti ini. Bahkan ini lebih mirip dengan matematika murni, yang terinspirasi oleh masalah-masalah praktis pada saat itu,"
Mansfield, Ahli Matematika, University of New South Wales.