Arkeolog Temukan Rumus Perkalian Tertua di Dunia, Bentuknya Mirip Benda Ini
Arkeolog Temukan Rumus Perkalian Tertua di Dunia, Bentuknya Mirip Sumpit
Temuan berada di Kota Jingzhou, Provinsi Hubei, China.
-
Kapan gulungan kuno ditemukan? Gulungan ini ditemukan di Herculaneum, situs kuno dekat Pompeii yang hancur akibat letusan Gunung Vesuvius di 79 Masehi.
-
Siapa yang menemukan tabel perkalian? Penemuan ini diumumkan pada 4 September oleh Institut Penelitian Nasional Nara untuk Properti Budaya.
-
Siapa yang menemukan jarum batu tertua? Enam artefak batu aneh ditemukan oleh para arkeolog yang sedang melakukan penggalian di dekat tepi Danau Xiada Co di Dataran Tinggi Tibet Barat pada 2020 lalu.
-
Bagaimana bentuk artefak kuno ini? Batu kuno yang ditemukan di Kastil Uwatsuki memiliki bentuk heksagonal berukuran diameter 4,8 cm dengan tebal 1 cm. Sedangkan 17 batu yang ditemukan di Owada jin’ya berukuran 8 cm hingga 14 cm dengan tebal 1,5 cm hingga 3 cm.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di China? Arkeolog asal China menemukan artefak yang diperkirakan berusia 5.000 tahun berbentuk patung naga yang diukir dari batu giok.
-
Dimana ditemukan gulungan bambu? Potongan-potongan tersebut ditemukan di dalam sumur kuno di situs arkeologi Chaoyang.
Arkeolog Temukan Rumus Perkalian Tertua di Dunia, Bentuknya Mirip Benda Ini
Tim arkeolog yang sedang melakukan penggalian di situs arkeologi Qinjiazui menemukan rumus perkalian tertua yang pernah tercatat.
Berdasarkan rilis pers dari Administrasi Warisan Budaya Nasional China (NCHA), penemuan ini dilakukan di Kota Jingzhou, Provinsi Hubei, China.
Galian makam di Qinjiazui mengungkapkan gulungan bambu yang berasal dari periode Negara Berperang, yang terjadi sekitar 475 SM - 221 SM.
Periode ini ditandai dengan terjadinya pertempuran antara tujuh negara, serta reformasi dan konsolidasi birokrasi dan militer.
Gulungan ini mencakup berbagai topik, termasuk matematika, kedokteran, peternakan, sastra, dan beberapa subjek lainnya.
Yang paling menarik, beberapa gulungan berisi contoh perkalian dan tabel aljabar tertua yang dikenal sebagai "Jiujiushu".
Menurut para peneliti, "Penemuan signifikan ini memberikan sumber daya baru yang berharga untuk mempelajari sejarah, budaya, dan ideologi yang berlaku selama periode sebelum Dinasti Qin."
Sebelum kertas umum digunakan, gulungan bambu dan kayu berfungsi sebagai media utama untuk menulis dokumen di China.
Biasanya, setiap gulungan berisi satu kolom teks yang ditulis dengan kuas, memuat banyak karakter China kuno yang rumit secara visual.
Gulungan kayu atau bambu ini digambarkan sepanjang sumpit dan lebarnya setara dua sumpit. Untuk membuat teks yang lebih panjang, beberapa gulungan seringkali dijahit untuk disatukan menggunakan rami, sutra, atau kulit.
Rangkaian gulungan ini membentuk buku lipat yang dikenal sebagai "jiance" atau "jiandu".
Saat ini, 3.910 gulungan telah diarsipkan dari situs Qinjiazui, dengan sekitar 1.200 hingga 1.500 gulungan masih harus diproses. Gulungan ini menjadi salah satu penemuan teks kuno terbesar di China.
Para arkeolog terus membuat katalog untuk gulungan-gulungan ini dan berencana melakukan pemindaian inframerah serta metode pelestarian lebih lanjut, dengan harapan dapat ditampilkan untuk umum di masa mendatang.