Cangkir Ini Bisa Ukur Seberapa Rakus Kamu, Kok Bisa?
Cangkir ini merupakan salah satu bukti kejeniusan seorang filsuf Yunani Kuno
Cangkir ini merupakan salah satu bukti kejeniusan seorang filsuf Yunani Kuno.
Cangkir Ini Bisa Ukur Seberapa Rakus Kamu, Kok Bisa?
Pythagoras dari Samos, merupakan salah satu filsuf Yunani Kuno yang paling berpengaruh sepanjang massa. Buah pikirannya masih digunakan hingga saat ini.
Salah satu buah pemikiran yang terkenal tentu saja Rumus Pythagoras, sebuah rumus yang digunakan untuk mengetahui panjang dari sebuah segitiga siku-siku.
Namun tak banyak yang tahu bahwa Pythagoras juga melakukan inovasi dengan menciptakan cangkir yang bisa mengukur seberapa rakus seseorang.
Bagaimana bisa benda antik ini bisa mengukur seberapa rakus kamu?
-
Mengapa cangkir ini penting? Menurut para astronot, inovasi cangkir ini meningkatkan pengalaman minum mereka saat di luar angkasa. Memungkinkan mereka untuk mencium aroma minuman sebelum menenggaknya.
-
Di mana cangkir itu ditemukan? Cangkir ini ditemukan di nekropolis atau kompleks pemakaman kuno Frontovoye-3, dekat Sevastopol, berasal dari sekitar abad kedua dan ketiga masehi.
-
Apa kegunaan Rumus Pythagoras di Babilonia Kuno? Mengutip Live Science, Rabu, (4/10), Daniel Mansfield, Ahli Matematika, University of New South Wales, menjelaskan kalau orang Babilonia menggunakan Teorema Pythagoras untuk mengukur luas tanah yang dimiliki seseorang.
-
Bagaimana Pythagoras membuktikan keyakinannya tentang kacang? Dia mengambil sekumpulan kacang dan menguburnya, tanpa menyadari bahwa hal ini jarang dilakukan pada manusia, dan menunggu kacang-kacangan itu tumbuh selama beberapa minggu. Ketika dia menggali mereka lagi, dia melihat bahwa mereka terlihat seperti janin manusia. Puas dengan desain eksperimentalnya, ia menyimpulkan bahwa memakan kacang pada dasarnya sama saja dengan kanibalisme, dan melarang masyarakatnya untuk memakannya.
-
Kapan cangkir itu dibuat? Cangkir ini ditemukan di nekropolis atau kompleks pemakaman kuno Frontovoye-3, dekat Sevastopol, berasal dari sekitar abad kedua dan ketiga masehi.
-
Bagaimana cangkir itu dihiasi? Cangkir terbuat dari kaca bening tidak berwarna dengan sedikit warna kehijauan, dan dihiasi dengan dekorasi bunga dari kaca putih buram dan pirus bening. Cangkir juga dihias dengan gambar bergaya tunas dan daun ivy. Hiasan ini dikenal dengan sebutan “hiasan benang ular“, menurut para arkeolog, karena garis-garis hiasannya menyerupai ular yang menggeliat.
Inilah sebuah inovasi yang disebut "Cangkir Pythagoras"
Cangkir Pythagoras disebut juga cangkir serakah. Cangkir ini dirancang agar penggunanya menuangkan minuman dalam takaran secukupnya.
Jika penggunanya terlalu rakus dan menuangkan anggur secara berlebihan, maka cangkir akan menumpahkan isi gelas sepenuhnya. Tiba-tiba saja seluruh isi cangkir sudah berada di lantai.
Lalu seperti apa cara kerja cangkir serakah ini?
Secara kasat mata, cangkir berusia 2.500 tahun ini bentuknya tampak seperti cangkir pada umumnya.
Namun di bagian cangkir, ada ruang seperti pipa berongga yang membentuk jalur kecil menuju keluar.
Pipa berongga itu memiliki jalur dari bagian bawah gelas lalu naik ke atas mengikuti bukaan, lalu memutar berbalik 180 derajat sebelum setara dengan bukaan, menuju ke bawah yang sudah berlubang menuju keluar cangkir.
Cangkir ini bekerja dengan menyesuaikan gaya gravitasi dan tekanan hidrostatik. Saat air yang dituangkan melebihi titik tertinggi dari rongga melengkung yang mendekati bukaan, tekanan hidrostatik membuat air akan mengalir dari daerah tinggi menuju ke daerah rendah. Dengan kata lain, air yang ada di dalam gelas akan tersedot sepenuhnya ke dalam rongga lalu keluar melewati lubang kecil yang berada di bagian bawah cangkir. Dewasa ini, beberapa toilet modern dibuat dengan prinsip yang sama.
Cara Kerja Cangkir Pythagoras
Berikut ini adalah cara kerja dari cangkir pythagoras
Ada kisah yang menyebutkan kalau Pythagoras mendapat ide membuat cangkir itu saat ia sedang mengawasi pekerja pada sebuah proyek pasokan air di pulau Samos. Di sana ia diganggu oleh pesta pora pekerja. Maka dia kemudian membuat lelucon kuno tersebut untuk memastikan mereka hanya minum secukupnya.