Asal Usul Tengkorak Manusia Berusia 6.500 Tahun Akhirnya Terungkap, Diduga Korban Banjir Bandang Zaman Nabi Nuh yang Selamat
Sebelum teridentifikasi, tengkorak ini tersimpan selama 85 tahun di ruang bawah tanah museum.
Asal Usul Tengkorak Manusia Berusia 6.500 Tahun Akhirnya Terungkap, Diduga Korban Banjir Bandang Zaman Nabi Nuh yang Selamat
Tengkorak manusia kuno berusia 6.500 tahun ditemukan Museum Penn, Philadelphia, Amerika Serikat (AS). Tengkorak ini dijuluki "Noah atau Nuh" karena asal-usulnya terkait dengan banjir besar di zaman Nabi Nuh.
Sumber: Ancient Pages
Tengkorak ini ditemukan setelah tersembunyi selama 85 tahun di ruang bawah tanah museum. Sayangnya, semua dokumen yang bisa mengidentifikasi sisa-sisa ini telah hilang.
Penemuan ini berasal dari penggalian yang dilakukan pada tahun 1929-1930 oleh tim penggalian gabungan Museum Penn dan Museum Inggris, yang dipimpin Sir Leonard Woolley di situs Ur, yang sekarang terletak di selatan Irak.
Woolley dan timnya terus menggali setelah menemukan Makam Kerajaan, dan sekitar 12 meter di bawah permukaan, mereka menemukan lapisan lumpur. Dengan terus menggali lebih dalam, mereka menemukan makam-makam di dalam lumpur tersebut.
Dari temuan ini, Woolley menyimpulkan Ur pada awalnya adalah sebuah pulau kecil di tengah rawa-rawa sekitarnya sebelum terjadi banjir besar yang merendam seluruh wilayah tersebut. Salah satu makam di mana tengkorak ditemukan terletak di dalam lapisan lumpur yang sangat dalam, menunjukkan bahwa manusia ini hidup setelah banjir besar tersebut.
-
Kapan Nabi Nuh berlabuh setelah banjir bandang? Tepat pada 10 Muharram, Nabi Nuh berlabuh dari bukit Zuhdi setelah melewati banjir bandang yang melanda saat itu.
-
Dimana Arkeolog menemukan Bahtera Nabi Nuh? Arkeolog meyakini mereka kemungkinan telah menemukan lokasi akhir Bahtera Nabi Nuh di Gunung Ararat, Turki.
-
Siapa yang menemukan tengkorak Zaman Perunggu? Mahasiswa arkeologi dari Universitas Bournemouth, Inggris, menemukan pemakaman Zaman Perunggu ketika sedang menggali lokasi pemukiman prasejarah di Dorset.
-
Dimana tengkorak korban tsunami ditemukan? Dalam sebuah makalah PLOS One yang diterbitkan pada 2017, tim internasional yang dipimpin ahli antropologi Mark Golitko dari University of Notre Dame di Indiana, Amerika Serikat, menyajikan bukti bahwa tengkorak tersebut, yang ditemukan di daerah pasang surut hutan bakau di luar kota Aitape, pernah menjadi korban tsunami dahsyat yang menghantam pesisir pantai sekitar 6.000 tahun yang lalu.
-
Kapan rangka manusia ini ditemukan? Mengutip Daily Mail, indy100, dan IFLScience, Selasa (23/4), para arkeolog menduga bahwa pria tersebut dipukuli secara brutal di atas roda hukuman dan kepalanya juga dicoba untuk dipenggal.
-
Siapa yang menemukan tengkorak korban tsunami? Ahli geologi Australia, Paul Hossfeld pertama kali menemukan potongan tengkorak ini di dekat kota Aitape, sekitar 12 kilometer ke arah pedalaman dari pantai utara Papua Nugini.
Manusia Kuat
Kejutan lain adalah bahwa tengkorak ini jauh lebih tua, sekitar 2.000 tahun, dibandingkan dengan kerangka yang ditemukan dalam "makam kerajaan" Mesopotamia terkenal yang ditemukan oleh Woolley di lokasi yang sama di Ur.
Janet Monge, yang mengawasi bagian antropologi fisik museum di University City, mengungkapkan ia telah lama mengetahui tentang keberadaan tengkorak ini dalam koleksi museum. Tengkorak ini disimpan dalam sebuah kotak tulang, diberi lapisan lilin, dibungkus dengan kain goni, dan ditempatkan di atas sebuah papan.
Foto: Tengkorak dibawa dari lokasi penggalian (Penn Museum)
“Seseorang bersusah payah mengambil kerangka yang sangat terpisah-pisah dan membawanya ke sini. Oleh karena itu, ini pasti penting”, kata Monge.
Foto: Penn Museum
Meskipun tengkorak ini jauh lebih tua daripada Kitab Suci, "Utnapishtim" mungkin akan menjadi nama yang lebih sesuai untuknya, mengingat bahwa ia disebut sebagai orang yang selamat dari banjir besar dalam epik Gilgamesh.
Sumber: Ancient Pages
Menurut William Hafford, Manajer Proyek Digitisasi Ur di Museum Penn, ia berhasil melacak bagaimana tengkorak ini akhirnya sampai di museum. Woolley sendiri dengan tekunnya mengeluarkan tengkorak yang utuh, melapisinya dengan lilin, memasangkannya pada sepotong kayu, dan mengangkatnya bersama dengan tanah di sekitarnya menggunakan tali kain goni. Kemudian, kerangka ini dikirim ke London untuk diperiksa, dan selanjutnya ke Philadelphia. Di sana, tengkorak ini beristirahat dalam sebuah kotak kayu tanpa kartu katalog atau nomor identifikasi selama 85 tahun, menjadi salah satu dari 150.000 spesimen tulang di koleksi museum.
Tengkorak lengkap dari periode Ubaid sangat langka, sehingga penemuan kembali tengkorak ini bisa membuka peluang penelitian yang baru. Teknik ilmiah yang tersedia saat ini, yang tidak tersedia pada masa Woolley, mungkin dapat memberikan informasi baru tentang makanan, asal-usul leluhur, cedera, stres, dan penyakit yang mempengaruhi populasi dari periode tersebut.
Peneliti akan mencoba mengekstrak DNA dari tengkorak ini, namun mereka akan memulai dengan melakukan CT scan di Rumah Sakit Universitas Pennsylvania untuk memeriksa lebih rinci struktur tulang-tulang tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang masa lalu manusia kuno ini.