Arkeolog Akhirnya Yakin Kapal Nabi Nuh Ditemukan, Lokasinya Sudah Diduga Sebelumnya
Penanggalan batuan dan tanah dari lokasi tersebut sesuai dengan waktu Banjir Besar menurut Alkitab.
Arkeolog Akhirnya Yakin Kapal Nabi Nuh Ditemukan, Lokasinya Sudah Diduga Sebelumnya
Arkeolog meyakini mereka kemungkinan telah menemukan lokasi akhir Bahtera Nabi Nuh di Gunung Ararat, Turki. Sampel tanah dari puncak tertinggi di Turki mengungkap aktivitas manusia dan material laut. Penanggalan batuan dan tanah dari lokasi tersebut sesuai dengan waktu Banjir Besar menurut Alkitab.
Peneliti dari tiga universitas di Turki dan Amerika Serikat menghabiskan sekitar setahun untuk menganalisis batuan dan tanah di formasi Durupinar terkenal di Gunung Ararat, gunung tertinggi di Turki. Mereka percaya situs berbentuk perahu ini mungkin menyimpan reruntuhan Bahtera Nuh yang legendaris.
-
Dimana kapal Nabi Nuh ditemukan? Dilansir dari laman Daily Sabah, sisa-sisa dari apa yang diyakini sebagai kapal Nabi Nuh itu pertama kali ditemukan pada 1959 oleh ahli pemetaan Ilhan Durupinar ketika sedang memetakan wilayah sebelah timur Anatolia, Turki.
-
Apa yang ditemukan di lokasi bekas kapal Nabi Nuh? Sampel-sampel yang telah diambil tersebut kemudian dikirim ke laboratorium ITU untuk diperiksa. Setelah pemeriksaan selama hampir satu tahun, hasil laboratorium pertama, sampel yang diambil dari wilayah tersebut diketahui berbahan tanah liat, bahan laut, dan makanan laut.
-
Kapan sampel tanah di lokasi bekas kapal Nabi Nuh diperiksa? Setelah pemeriksaan selama hampir satu tahun, hasil laboratorium pertama, sampel yang diambil dari wilayah tersebut diketahui berbahan tanah liat, bahan laut, dan makanan laut.
-
Apa temuan arkeologi di Turki? Patung yang ditemukan hanya berupa kepala ini terbuar dari marmer. Patung dewa dan dewi Yunani kuno ditemukan di kota kuno Aizanoi, Turki barat, dalam penggalian terbaru para arkeolog.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Turki? Arkeolog di Turki menemukan celengan yang dikubur di dalam tanah berisi koin emas kuno, yang diyakini dicetak di Kekaisaran Persia.
Kisah Alkitab tentang Nuh menceritakan Tuhan memerintahkan Nuh untuk membangun bahtera raksasa untuk menyelamatkan keluarganya dan pasangan hewan dari banjir besar yang dimaksudkan untuk menghancurkan kejahatan dan kefasikan yang merajalela di Bumi. Bahtera Nuh dikatakan berlabuh di gunung-gunung Ararat setelah banjir selama 150 hari sekitar 5.000 tahun yang lalu.
Dikutip dari prevention.com, peneliti sekarang yakin mereka menemukan bukti aktivitas manusia di dekat formasi berbentuk perahu di gunung tersebut antara 5500 dan 3000 SM.
Profesor Faruk Kaya, wakil rektor AICU, mengatakan bahwa analisis batuan dan tanah dari area berbentuk unik di gunung ini menunjukkan aktivitas manusia di wilayah tersebut, sejalan dengan tahun-tahun setelah banjir dalam legenda Bahtera Nuh.
"Dalam hal penanggalan, dikatakan bahwa ada kehidupan di wilayah ini juga," ujar Kaya seperti dilansir The Daily Mail.
"Ini terungkap dalam hasil laboratorium."
Namun, aktivitas manusia tidak membuktikan kisah Alkitab. Formasi Durupinar telah dianggap sebagai tempat berlabuh Kapal Nabi Nuh selama bertahun-tahun dan menerima perhatian luas dari mereka yang berharap menemukan Bahtera Nuh.
Arkeolog konsisten menegaskan selama bertahun-tahun bahwa formasi tersebut alami, bukan hasil dari kapal karam menjadi batu, dan tidak ada catatan geologis dari banjir global seperti yang dijelaskan dalam teks keagamaan. Beberapa meyakini bahwa banjir lebih lokal masih mungkin, tetapi itu juga diperdebatkan.
Tim ini menyatakan saat ini tidak mungkin mengatakan bahwa Bahtera Nuh sendiri berada di situs Durupinar.
"Dengan penanggalan tersebut, tidak mungkin mengatakan bahwa kapal tersebut berada di sini," kata Faruk Kaya, salah satu peneliti dalam proyek ini.
"Kita perlu bekerja dalam waktu yang lama untuk mengungkap ini. Dalam periode mendatang, kami setuju untuk melakukan studi bersama di bawah kepemimpinan ITU, Universitas Andrew, dan AICU. Tiga universitas ini akan melanjutkan penelitian mereka di bidang ini di masa depan."
Saat ini, para ilmuwan menunjuk pada bukti dalam tanah berupa "material berlempung, material laut, dan makanan laut," seperti dilaporkan oleh Hurriyet, di dalam formasi geologis sebagai bukti. Tim peneliti memberikan fokus baru pada wilayah ini pada tahun 2021 dengan menjelajahi berbagai area geologis, termasuk formasi Durupinar yang terbuat dari limonit yang menyerupai kapal Bahtera Nuh. Eksplorasi lebih lanjut membawa tim untuk mengambil sampel batuan dan tanah dari puncak tertinggi di Turki untuk analisis laboratorium.
Kisah tentang Tuhan, Nuh, keluarganya, hewan yang diurusnya, dan Bahtera Nuh menimbulkan banyak perdebatan selama berabad-abad. Pencarian bukti peristiwa ini kemungkinan akan terus berlanjut untuk waktu yang lama, dan hanya waktu yang akan memberitahu apakah itu ada untuk ditemukan.