Menyingkap Misteri Kapal Nabi Nuh di Gunung Ararat Turki
Tim peneliti sudah memulai proyek penggalian di lokasi yang disebut-sebut peninggalan bahtera atau kapal Nabi Nuh di Gunung Ararat, Agri, Turki.
Menyingkap Misteri Kapal Nabi Nuh di Gunung Ararat Turki
Tim peneliti dari Universitas Agri Ibrahim Cecen (AICU) dan Universitas Teknik Istanbul (ITU), Turki Desember lalu sudah memulai proyek penggalian di lokasi yang disebut-sebut peninggalan bahtera atau kapal Nabi Nuh di Gunung Ararat, Agri, Turki. Kisah Nabi Nuh dengan kapalnya diceritakan di dalam kitab Taurat, Injil, dan Alquran.
Para peneliti mengambil sampel tanah, bebatuan yang ditemukan di lokasi untuk diteliti oleh ahli geofisika, kimia, dan geo-arkeologi di laboratorium ITU. Dilansir dari laman Daily Sabah, sisa-sisa dari apa yang diyakini sebagai kapal Nabi Nuh itu pertama kali ditemukan pada 1959 oleh ahli pemetaan Ilhan Durupinar ketika sedang memetakan wilayah sebelah timur Anatolia, Turki. Foto: IHA Photo
-
Apa yang ditemukan di lokasi bekas kapal Nabi Nuh? Sampel-sampel yang telah diambil tersebut kemudian dikirim ke laboratorium ITU untuk diperiksa. Setelah pemeriksaan selama hampir satu tahun, hasil laboratorium pertama, sampel yang diambil dari wilayah tersebut diketahui berbahan tanah liat, bahan laut, dan makanan laut.
-
Dimana Arkeolog menemukan Bahtera Nabi Nuh? Arkeolog meyakini mereka kemungkinan telah menemukan lokasi akhir Bahtera Nabi Nuh di Gunung Ararat, Turki.
-
Apa bukti Bahtera Nabi Nuh di Gunung Ararat? Sampel tanah dari puncak tertinggi di Turki mengungkap aktivitas manusia dan material laut. Penanggalan batuan dan tanah dari lokasi tersebut sesuai dengan waktu Banjir Besar menurut Alkitab.
-
Kenapa Arkeolog yakin Bahtera Nuh di Gunung Ararat? Mereka percaya situs berbentuk perahu ini mungkin menyimpan reruntuhan Bahtera Nuh yang legendaris.
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti lokasi Bahtera Nuh? Peneliti dari tiga universitas di Turki dan Amerika Serikat menghabiskan sekitar setahun untuk menganalisis batuan dan tanah di formasi Durupinar terkenal di Gunung Ararat, gunung tertinggi di Turki.
-
Kapan Bahtera Nuh mendarat di Gunung Ararat? Bahtera Nuh dikatakan berlabuh di gunung-gunung Ararat setelah banjir selama 150 hari sekitar 5.000 tahun yang lalu.
Kawasan di Gunung Ararat itu kini terancam longsor dan jurang raksasa mulai terbentuk di dekat wilayah itu. Atas alasan itulah tim peneliti kapal Nabi Nuh itu dibentuk.
Foto: tripadvisor
Foto: tripadvisor
"Gunung Ararat sangat terkenal di dunia berkat kondisi geologi dan geomorfologinya serta diyakini sebagai tempat bersemaya kapal Nabi Nuh. Universitas kami sudah bekerja di lokasi itu sejak 2003. tahun ini kami ingin bekerja dengan penelitian yang lebih rinci," kata Wakil Rektor AICU Faruk Kaya.
"ITU adalah salah satu universitas yang memiliki kemampuan untuk melakukan ini. Kami membentuk tim kerja dari sekumpulan akademisi dari universitas dan mereka meneliti kawasan yang terletak di antara Desa Telceker dan Uzengili, daerah itu membentuk kawasan yang menyerupai siluet kapal Nabi Nuh."
"Kami memiliki sejumlah ahli yang punya berbagai perlengkapan dan kemamouan di bidang geofisika, kimia, dan penelitian arkeologi," kata Faruk Kaya.
Lokasi yang disebut sebagai kapal Nabi Nuh itu kini menarik perhatian global. Kawasan itu pun menjadi potensi besar wisata. Khususnya saat ini ada ketertarikan dari sejumlah negara Eropa dan Amerika untuk meneliti kawasan Gunung Ararat.
Pada 2010, sekelompok penjelajah yang berafiliasi dengan NAMI (kelompok Kristen evangelis di Hong Kong) mengatakan mereka menemukan jejak kapal kuno di Gunung Ararat. Tim yang beranggotakan 15 peneliti itu melakukan pencarian di Turki Timur dan mengklaim menemukan bahtera tersebut di Gunung Ararat, dengan ketinggian 3.962 meter di atas permukaan laut.
Ada ruangan
"Tidak 100 persen itu Bahtera Nuh, tapi menurut kami itu 99,9 persen," kata salah satu anggota tim, seorang pembuat film dokumenter, Wing-cheung Yeung.
Bahtera itu memiliki beberapa ruangan yang digunakan untuk kandang hewan. Namun ada juga yang berpendapat ruangan itu untuk menyimpan senjata atau makanan.
Catatan sejarah
"Tim pencarian dan saya pribadi memasuki struktur kayu tinggi di atas gunung. Struktur itu terbagi menjadi ruangan-ruangan berbeda. Kami yakin struktur kayu yang kami masuki itu adalah struktur yang sama dalam catatan sejarah dan perahu kuno yang sama yang ditunjukkan oleh penduduk setempat," jelas anggota NAMI, Man-fai Yuen.
Tim mengklaim menggunakan penanggalan karbon untuk mengetes kayu tersebut dan diketahui kayu itu berusia 4.800 tahun, waktu yang sama dengan perkiraan kapal tersebut terapung. Namun klaim penjelajah NAMI ini ditentang komunitas ilmiah. Mereka mendesak perlu ada kerja ilmiah yang serius untuk mendukung klaim tim NAMI dengan bukti empiris yang lebih luas.