Hilang Selama 5.000 Tahun, Ilmuwan Temukan Lokasi Kota Misterius Paititi, di Sini Tempatnya
Kota kuno Paititi telah dikenal sebagai kota yang hilang selama ribuan tahun dan lokasinya masih menjadi misteri.
Hilang Selama 5.000 Tahun, Ilmuwan Temukan Lokasi Kota Misterius Paititi, di Sini Tempatnya
Dulu, Kekaisaran Inca menguasai wilayah yang sekarang dikenal sebagai negara Peru, Ekuador, Kolombia, Bolivia, Chili, dan Argentina. Masyarakat Kekaisaran Inca memiliki struktur politik yang kuat, meskipun pertahanan mereka masih cenderung lemah. Akibat pertahanan mereka yang lemah dan hanya bergantung kepada senjata tombak, kedatangan penjajah Spanyol berhasil membunuh Tupac Amaru, pemimpin Kekaisaran Inca, dan menghancurkan kekaisaran mereka. Dengan kehancuran Kekaisaran Inca, mulailah terdapat kabar mengenai timbulnya peradaban baru bangsa Inca yang terletak di Paititi.
Pencarian Kota Paititi telah berlangsung selama bertahun-tahun. Namun, medan ekstrem lingkungan Pegunungan Andes yang diselimuti hutan rimba membuat upaya pencariannya tidak membuahkan hasil. Oleh sebab itu, muncullah upaya Penelitian Paititi (Paititi Research). Upaya ini merupakan proyek internasional yang didorong rasa antusiasme untuk mencari lokasi dari kota legandaris Paititi.
-
Dimana kota kuno 2.500 tahun ditemukan? Sebuah kota kuno besar telah ditemukan di Amazon, tersembunyi selama ribuan tahun.
-
Di mana kota kuno itu ditemukan? Para arkeolog baru-baru ini menemukan sebuah kota kuno di Palaiokastro, Serres, Yunani.
-
Dimana kota kuno itu ditemukan? 'Lokasi Paleokastro diidentifikasikan dengan salah satu kota kuno di lembah Struma yang lebih rendah yang dikenal (karena) sumber-sumber sejarah kuno,' kata Dimitria Malamidou, Kepala Kantor Kepurbakalaan Serres kepada AMNA.
Dilansir Ancient Origins, peneliti kini mencoba untuk menggunakan teknologi sistem geoinformasi (geoinformation system, GIS) untuk menaklukan medan ekstrim Pegunungan Andes.
Sistem GIS memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai area di bumi yang sulit untuk diakses manusia menggunakan satelit buatan bumi. Data-data yang berhasil dikumpulkan oleh para peneliti kemudian diproses menggunakan analisis geospatial yang meyeluruh. Peneliti juga gunakan perangkat lunak PostGIS, Earth Engine, dan QGIS untuk menmbantu penelitian mereka. Penggunaan GIS, analisis geospatial, dan perangkat lunak dalam Penelitian Paititi berhasil mengungkapkan karakteristik morfometrik, model aliran air, dan radiasi matahari medan dari area di sekitar Pegunungan Andes.Penemuan penting lain dari penelitian ini adalah peta jaringan sungai, sebab sumber tulisan, peta kuno, dan sumber verbal lainnya banyak yang merujuk kepada aliran sungai sebagai salah satu petanda utama dari Paititi. Selain itu, fitur penting lainnya dalam peta hasil analisis para peneliti adalah karakteristik morfometrik dari area di sekitarnya, sebab hunian masyarakat tidak dapat dibangun pada beberapa tebing atau lahan yang curam. Peta radiasi solar juga dianggap penting dalam penelitian ini, sebab peneliti menganggap bahwa area dengan sinar matahari yang minim.
Melalui seluruh pertimbangan dan hasil analisis di atas, para peneliti membuat dua peta tematik, yaitu Peta Passabilitas dan Peta Kelayakan Hunian.
Peta Passabilitas dibuat menggunakan gabungan antara tingkat kemiringan lahan dan tingkat kerapatan pohon. Peta ini tunjukkan area di mana orang dapat atau tidak dapat berjalan kaki yang kemudian digunakan untuk perencaan rute ekspedisi Paititi bagi para peneliti. Sementara itu, Peta Kelayakan Hunian dibuat dengan menggabungkan kecuraman lahan dan radiasi matahari. Peta ini mengungkapkan area yang relatif datar dan tersinar matahari dengan baik lebih cocok untuk dihuni manusia, sehingga terdapat kemungkinan besar terdapatnya situs arkeologis di sana.Pada Peta Kelayakan Hunian, area yang diberi warna hijau mengindikasikan bahwa area tersebut layak untuk dihuni, sedangkan yang berwarna merah tidak.
Dari area yang sebelumnya membentang seluas 1300 kilometer persegi, dengan menggunakan peta ini, peneliti dapat memperkecil area penelitian mereka secara drastis, sebab peneliti dapat hanya meneliti pada area yang dianggap memiliki kemungkinan besar untuk dihuni oleh manusia. Tim peneliti juga berhasil temukan jaringan jalan kuno yang dulu digunakan oleh masyarakat Inca, yang penting untuk dieksplorasi dalam penarian situs arkeologi.
Melalui hasil keseluruhan dari analisis dan penelitian, para peneliti menyimpulkan bahwa terdapat enam lokasi potensial kota rahasia Paititi. Salah satu dari mereka adalah Choquecancha, sebab di sana para peneliti berhasil temukan terasering bangsa Inca yang indikasikan adanya situs bangsa Inca lain yang belum ditemukan. Para peneliti kini mencoba untuk menjalin kerja sama dengan beberapa universitas di Peru untuk mendapatkan bantuan ekspedisi terakhit mereka untuk mengonfirmasi dugaan lokasi Paititi yang mereka analisis. Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra