Kota Misterius Ditemukan di Bawah Laut Kuba, Diduga Atlantis yang Hilang
Struktur ini ditemukan ketika penjelajah melakukan eksplorasi dan survei di lepas pantai barat Kuba.
Kota Misterius Ditemukan di Bawah Laut Kuba, Diduga Atlantis yang Hilang
Tim penjelajah menemukan bangunan batu misterius, terletak sekitar 650 meter di bawah permukaan laut. Struktur ini ditemukan ketika penjelajah melakukan eksplorasi dan survei di lepas pantai barat Kuba.
Struktur ini sangat mirip dengan gurun tandus di dasar laut, dengan batuan yang tersusun secara simetris menyerupai perkotaan.
Sumber: Ancient Origins
Saat ditemukan, struktur tersebut langsung menarik perhatian pemerintah, museum nasional, dan National Geographic. Banyak spekulasi yang menghubungkan struktur tersebut dengan kota Atlantis yang hilang.
Foto: https://viola.bz/
-
Bagaimana para peneliti menemukan kota bawah laut di Kuba? Kota ini ditemukan pada tahun 2000 menggunakan peralatan sonar. Kota Bawah Laut Ini Sudah Ada Sebelum Piramida Mesir, Asal Usulnya Masih Jadi Misteri Besar Arkeologi Pada tahun 2000, peralatan sonar peneliti dari perusahaan Kanada, Advanced Digital Communications (ADC) menangkap serangkaian struktur aneh di dasar laut ketika mereka sedang melakukan survei perairan di lepas pantai Semenanjung Guanahacabibes, Kuba.
-
Kenapa Atlantis hilang? Namun, Atlantis diketahui hilang karena adanya gempa.
-
Dimana lokasi Atlantis sebenarnya? Menariknya, referensi alfabet Yunani ini dapat membantu kita mengungkap lokasi sebenarnya Atlantis.
-
Dimana Atlantis berada? Dalam catatan Plato tentang Atlantis yang ditemukan dalam Timaeus dan Kritias, peradaban pulau legendaris ini konon berperang melawan Yunani.
Penemuan ini pertama kali diungkap pada 2021 oleh Pauline Zalitzki, seorang insinyur kelautan dan suaminya Paul Winxweig, pemilik perusahaan Kanada bernama Advanced Digital Communications (ADC) saat sedang mengerjakan misi survei bersama dengan pemerintah Kuba di Semenanjung Guanahacabibes di Provinsi Pinar del Rio, Kuba. ADC merupakan satu dari empat perusahaan yang berkerja dalam usaha patungan dengan pemerintahan Presiden Fidel Castro untuk mempelajari perairan Kuba yang menyimpan ratusan kapal bermuatan harta karun era kolonial Spanyol. Dalam penelitiannya, tim tersebut menggunakan peralatan sonar canggih untuk memindai dasar laut seluas 2 kilometer persegi.
Setelah analisis melalui gambar sonar, Zalitzki mengamati adanya formasi yang tidak biasa berupa balok halus, puncak, dan bentuk geometris. Beberapa balok tampak seperti dibangun dalam bentuk piramida dan lingkaran.
Foto: https://viola.bz/
Pada bulan selanjutnya, kelompok penjelajah tersebut kembali ke lokasi temuan bersama ahli geologi Manuel Iturralde, peneliti senior di Museum Sejarah Alam Kuba. Dalam penelitian kali ini, mereka membawa alat yang dioperasikan dari jarak jauh untuk memeriksa dan memfilmkan sturktur tersebut.
Foto: https://viola.bz/
Gambar-gambar yang terekam memperlihatkan struktur batuan yang berbentuk balok-balok batu besar menyerupai granit yang dipahat berukuran 2,4 meter kali 3 meter. Beberapa balok terlihat sengaja ditumpuk satu dengan lainnya, sisanya tampak terisolasi dari yang lain. Zalitzki mengatakan, gambar tersebut mencerminkan reruntuhan kota yang tenggelam. Namun, mereka enggan menarik kesimpulan apa pun sebelum adanya bukti lebih lanjut.
“Ini adalah struktur yang sangat aneh dan telah menarik imajinasi kita,” kata Iturralde.
“Tetapi jika saya harus menjelaskan secara geologis, saya akan kesulitan,” tambahnya.
Foto: https://viola.bz/
Para ahli meperkirakan struktur tersebut membutuhkan waktu 50.000 tahun untuk tenggelam di kedalaman yang telah ditemukan. Namun, Iturralde mengatakan, 50.000 tahun yang lalu tidak ada kapasitas arsitektur dalam budaya sekitar yang diketahui untuk membangun kompleks bangunan tersebut.
“Akan keren jika mereka benar, tetapi ini akan sangat maju untuk apa pun yang kita lihat di dunia baru dalam jangka waktu tersebut. Strukturnya sudah ketinggalan zaman dan tidak ada pada tempatnya,” kata seorang spesialis arkeologi bawah air di Florida State University.
Di tengah kesibukan media setelah pengumuman penemuan tersebut, situs-situs berita dengan cepat menyamakan struktur tersebut seperti kota Atlantis yang hilang dalam dongeng. Namun, Zeltsky dan Weinzweig tidak mau membuat perbandingan seperti itu.
“Apa yang kami temukan kemungkinan besar adalah sisa-sisa budaya lokal, yang dulunya terletak di jembatan darat sepanjang 100 mil yang menghubungkan Semenanjung Yucatan di Meksiko dengan kuta,” kata Zelitsky.
Fitzpatrick Matthews dari situs pembongkaran Bad Archaeology mengklaim struktur tersebut berasal dari reruntuhan selama masa Pleistosen yang ditandai dengan serangkaian zaman es, permukaan air laut turun secara signifikan.
“Selama Zaman Es, tidak akan pernah ada tempat yang berada di atas permukaan laut kecuali, tentu saja, daratan tempat mereka berdiri telah tenggelam. Ini adalah klaim yang dibuat untuk Atlantis, menurut catatan Plato, Atlantis dihancurkan oleh gempa bumi dan banjir yang dahsyat. Namun, jika kita menerima kata-kata Plato sebagaimana kita harus berasumsi bahwa Atlantis adalah tempat yang bersejarah, kekerasan yang terjadi saat tenggelamnya kota tersebut membuat mustahil seluruh kota bisa selamat jika tenggelam lebih dari 600 meter ke dalam jurang yang dalam,” ujar Fitzpatrick-Matthews.
Bantahan terhadap cerita tersebut membuat sebagian orang mempertanyakan apakah telah terjadi penyembunyian informasi mengenai temuan tersebut. Namun, Fitzpatrick Matthews mengatakan cerita tersebut akan menjadi sia-sia dan pada akhirnya para ahli tidak yakin bahwa Zelitsky benar-benar menemukan kota yang tenggelam tersebut.
Sumber: Ancient Origins