Kota Bawah Laut Ini Sudah Ada Sebelum Piramida Mesir, Asal Usulnya Masih Jadi Misteri Besar Arkeologi
Kota ini ditemukan pada tahun 2000 menggunakan peralatan sonar.
Kota ini ditemukan pada tahun 2000 menggunakan peralatan sonar.
-
Dimana piramida bawah laut itu ditemukan? Struktur ini terletak di antara pulau Terceira dan São Migue, dan Silva dikatakan piramida ini tampak hampir berbentuk persegi sempurna.
-
Dimana letak kota kuno yang ditemukan di bawah laut? Kota kuno ini sangat luas, dengan panjang lebih dari 8 km dan lebar 3 km, ditemukan 36 meter di bawah air di Teluk Khambhat yang sebelumnya dikenal sebagai Teluk Cambay.
-
Bagaimana piramida bawah laut ditemukan? Diocleciano Silva menemukan struktur tersebut pada 2013 saat melakukan survei kedalaman laut.
-
Apa itu piramida bawah laut? Misteri struktur piramida yang ditemukan di bawah laut di lepas pantai Kepulauan Azores, Portugal pada 2013 masih membuat bingung para ahli yang tidak yakin apakah itu buatan manusia.
-
Apa yang ditemukan di bawah laut Kuba? Tim penjelajah menemukan bangunan batu misterius, terletak sekitar 650 meter di bawah permukaan laut.
-
Di mana kota kuno bawah tanah ditemukan? Luas kota kuno Romawi yang terletak di Sarayönü, Konya ini mengejutkan para peneliti.
Kota Bawah Laut Ini Sudah Ada Sebelum Piramida Mesir, Asal Usulnya Masih Jadi Misteri Besar Arkeologi
Pada tahun 2000, peralatan sonar peneliti dari perusahaan Kanada, Advanced Digital Communications (ADC) menangkap serangkaian struktur aneh di dasar laut ketika mereka sedang melakukan survei perairan di lepas pantai Semenanjung Guanahacabibes, Kuba.
Gambar yang dihasilkan alat pemindaian itu menunjukkan batu-batu yang tersusun secara simetris dan halus yang serupa dengan struktur pembangunan kota, menurut laporan BBC pada saat itu.
Sumber: Indy100
Pada Juli 2001, tim ADC, dipimpin oleh insinyur kelautan Pauline Zelitsky dan suaminya Paul Weinzweig kembali ke lokasi tersebut, dengan perangkat robot eksploratif yang lebih canggih untuk pengambilan gambar di bawah air.
Gambar yang diambil oleh robot ini mengonfirmasi keberadaan balok-balok halus dengan tampilan granit yang terpotong dan beberapa di antaranya berukuran 2,43 x 3 meter serta bentuk geometris lainnya. Beberapa batu tampak sengaja ditumpuk di atas satu sama lain seperti piramida, sementara yang lain berbentuk lingkaran.
Zelitsky, Weinzweig, dan rekan-rekannya menyimpulkan struktur bangunan ini mungkin telah dibangun lebih dari 6.000 tahun yang lalu dan jauh lebih dulu dari piramida-piramida besar di Mesir selama 1.500 tahun.
Mereka menyimpulkan, bangunan-bangunan tersebut dibangun di atas tanah kering sebelum ditenggelamkan air laut, yang diduga akibat aktivitas vulkanik di daerah tersebut.
"Struktur yang kami temukan pada sonar pemindaian samping tidak dapat dijelaskan dari sudut pandang geologi," kata Weinzweig kepada South Florida Sun-Sentinel pada 2002.
"Terlalu banyak organisasi, terlalu banyak simetri, terlalu banyak pengulangan bentuk."
Namun, istrinya menekankan pentingnya penelitian lanjut sebelum memberikan kesimpulan.
"Ini adalah struktur yang sangat indah yang benar-benar terlihat seperti sebuah pusat kota yang besar," kata Zelitsky kepada kantor berita Reuters pada saat itu.
"Namun, akan sangat tidak bertanggung jawab untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi sebelum kami memiliki bukti."
Maka lebih banyak bukti dicari oleh para ahli termasuk ahli geologi Manuel Iturralde, yang saat itu menjadi peneliti senior di Museum Sejarah Alam Kuba.
"Ini adalah struktur yang sangat aneh, dan telah menangkap imajinasi kami," kata Iturralde.
Itturalde menekankan, batuan vulkanik yang ditemukan di lokasi tersebut sangat menunjukkan bahwa dataran bawah laut tersebut pernah berada di atas air, menurut laporan Washington Post pada tahun 2002.
Menurutnya, keberadaan batuan tersebut sulit untuk dijelaskan, terutama karena tidak ada gunung berapi di Kuba. Namun, dia juga mengakui: "Alam jauh lebih kaya dari yang kita pikirkan."
Iturralde menunjukkan bahwa kedalaman tempat ditemukannya struktur-struktur tersebut menimbulkan masalah bagi teori "kota yang hilang". Ia memperkirakan bahwa kecepatan maksimum pergerakan tektonik Bumi, dibutuhkan waktu 50.000 tahun bagi reruntuhan untuk tenggelam 650 meter di bawah air. Namun, ia menekankan: "50.000 tahun yang lalu, tidak ada kapasitas arsitektur dalam budaya mana pun yang kita ketahui untuk membangun bangunan yang kompleks."
Banyak juga yang menyatakan kota tersebut adalah benua Atlantis yang hilang. Namun, Zelitsky menepisnya, menyatakan Atlantis adalah mitos belaka.
"Apa yang kami temukan kemungkinan besar adalah sisa-sisa budaya lokal," kata Zelitsky.
Dia menduga kota ini dulunya berada di daratan yang menghubungkan Semenanjung Yucatan di Meksiko dengan Kuba, seperti dikutip dari Ancient Origns.
Di sisi lain, Iturralde menyoroti legenda lokal yang diceritakan oleh suku Maya dan penduduk asli Yucatecos, yang menceritakan sebuah pulau yang dihuni oleh nenek moyang mereka yang lenyap ditelan ombak.
Kendati muncul banyak teori terkait kota bawah laut ini, namun asal usulnya masih menjadi teka teki. Lebih dari dua dekade sejak penemuan batu-batu yang ditakdirkan oleh ADC, belum ada penelitian lanjutan. Sejumlah ekspedisi yang direncanakan ke situs tersebut dibatalkan karena masalah pendanaan atau blokade yang diberlakukan oleh pemerintah Kuba.