Di Balik Lebatnya Rimba Amazon, Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 2.500 Tahun Lengkap dengan Jalan dan Ladang Pertanian
Di Balik Lebatnya Rimba Amazon, Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 2.500 Tahun Lengkap dengan Jalan dan Lahan Pertanian
Lokasi kota ini terletak di Lembah Upano, Ekuador.
-
Mengapa kota kuno di Amazon ditemukan? Para arkeolog menggabungkan penggalian tanah dengan survei area seluas 300 km persegi (116 mil persegi) menggunakan sensor laser yang diterbangkan dengan pesawat yang dapat mengidentifikasi sisa-sisa kota di bawah tumbuhan dan pepohonan yang lebat.
-
Kapan kota kuno di Amazon dibangun? Kota ini dibangun sekitar 2.500 tahun yang lalu, dan orang-orang tinggal di sana hingga 1.000 tahun, menurut para arkeolog.
-
Dimana kota kuno 2.500 tahun ditemukan? Sebuah kota kuno besar telah ditemukan di Amazon, tersembunyi selama ribuan tahun.
-
Dimana letak situs arkeologi di Amazon? Dari model tersebut disebutkan antara 10.272 dan 23.648 bangunan pra-Colombus berskala besar masih belum ditemukan, khususnya di barat daya Amazonia.
-
Siapa yang memimpin penelitian kota kuno di Amazon? 'Ini lebih tua dibandingkan situs lain yang kita kenal di Amazon. Kita mempunyai pandangan Eurosentris mengenai peradaban, namun ini menunjukkan kita harus mengubah gagasan kita tentang apa itu budaya dan peradaban,' kata Prof Stephen Rostain, direktur investigasi di National Pusat Penelitian Ilmiah di Perancis yang memimpin penelitian tersebut.
-
Apa saja temuan arkeologi di Lembah Amazon? Mereka menemukan 24 pekerjaan tanah buatan manusia yang belum dilaporkan. Temuan-temuan tersebut termasuk struktur, desa berbenteng, bangunan pertahanan dan seremonial, pemukiman di puncak gunungm geoglyph lainnya di seluruh lembah Amazon.
Di Balik Lebatnya Rimba Amazon, Arkeolog Temukan Kota Kuno Berusia 2.500 Tahun Lengkap dengan Jalan dan Ladang Pertanian
Sekelompok peneliti belum lama ini menemukan sebuah kota kuno berusia 2.500 tahun di tengah rimba belantara Amazon.
Dengan menggunakan teknologi pemindaian laser mereka menemukan kota yang terletak di Lembah Upano, Ekuador itu lengkap dengan jaringan lahan pertanian dan jalan.
Temuan itu adalah yang tertua dan terbesar di daerah tersebut.
Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Kamis lalu, kota dari masa pra-Hispanik itu terbentang di sebelah timur kaki pegunungan Andes.
Selama 20 tahun peneliti sudah mengamati kawasan itu, tapi setelah pemerintah Ekuador memakai lidar--teknologi penginderaan jarak jauh dengan laser--kota kuno itu baru terkuak.
"Saya sudah menjelajahi lokasi itu berulang kali, tapi lidar memberikan gambaran lain dari kawasan itu," kata arkeolog Stephen Rostain, kepala peneliti dan direktur di Pusat Penelitian Nasional Prancis (CNRS) kepada Live Science.
"Jika berjalan kaki, ada banyak pohon yang merintangi, sulit untuk melihat apa yang ada di baliknya."
Rostain mengetahui dari banyak ekspedisi darat yang dia lalui, pemindaian dengan laser bisa mengungkap bangunan-bangunan baru tapi dia tidak pernah menduga hasilnya akan sebesar itu.
Membentang seluas kira-kira 300 kilometer persegi, gambar dari lidar mengungkap daerah yang dipenuhi aktivitas manusia dahulu kala, termasuk 6.000 bentuk kawasan persegi dan juga ladang pertanian serta sistem drainase atau saluran air.
Peneliti mengatakan bangunan-bangunan persegi itu sedikitnya membentuk pemukiman yang dihubungkan dengan sistem jaringan jalan yang cukup lebar dan lurus.
Rekanan penulis penelitian Antoine Dorison, arkeolog di CNRS mengatakan, kompleksitas masyarakat di sana terutama terlihat dari jaringan jalanan yang ada dan dibuat berdasarkan sudut yang tepat ketimbang mengikuti bentuk dataran yang ada.
"Jaringan jalannya sangat rumit. Panjangnya mencakup kawasan yang luas dan semua terhubung," kata Dorison.
Kota kuno itu dihuni oleh orang-orang Kilamope dan Upano sekitar 500 SM sampai 300 hingga 600 Masehi. Penduduknya kemungkinan bertani, menanam jagung, dan kentang.
Sebelumnya para ilmuwan meyakini orang Amerika Selatan hidup berpindah-pindah atau hanya di suatu pemukiman kecil di Amazon, tapi temuan kota kuno ini diperkirakan dihuni oleh sekitar 10.000 sampai 100.000 penduduk.