Arkeolog Temukan 2.000 Potongan Patung Perunggu, Ditumpuk di Tempat Pembuangan Sampah Kota Tua
Potongan patung ini berasal dari berbagai gaya karya seni, mulai dari Helenistik sampai Romawi.
![Arkeolog Temukan 2.000 Potongan Patung Perunggu, Ditumpuk di Tempat Pembuangan Sampah Kota Tua](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/newsCover/2025/1/29/1738124953968-f3j0yi.jpeg)
Para arkeolog di Turki menemukan ribuan keping potongan patung pertunggu, ditumpuk di sudut kota tua Metropolis di Izmir. Menurut para arkeolog, lokasi penemuan potongan patung ini merupakan tempat pembuangan sampah atau semacam pusat daur ulang patung yang menjadi bengkel kerja para pematung.
Proyek Warisan untuk Masa Depan, yang dipimpin oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki dengan bantuan Serdar Aybek, profesor arkeologi di Universitas Dokuz Eylül, menemukan sekitar 2.000 pecahan patung perunggu dalam tumpukan—di antara potongan-potongan bergerigi tersebut terdapat mata, jari, sandal, potongan kepala dan banyak lagi, seperti dikutip dari Popular Mechanics, Rabu (29/1).
-
Siapa yang menemukan patung-patung perunggu itu? Para arkeolog menemukan 24 patung perunggu yang masih sangat utuh, terkubur dalam pemandian air panas di dekat Siena, Italia sejak 2.300 tahun lalu.
-
Dimana patung-patung perunggu itu ditemukan? Para arkeolog menggali pemandian air panas kuno di luar Siena, Italia, sejak tahun 2019.
-
Apa yang ditemukan arkeolog? Lentera berbentuk bulat bundar kecil itu berasal dari periode Bizantium (abad ke-4 hingga ke-6 M), berdiameter hanya 18 sentimeter dan tinggi 19 sentimeter (10 sentimeter x 11 sentimeter), lentera ini dapat diletakkan di permukaan datar atau digantung.
Potongan patung ini berasal dari berbagai gaya karya seni, mulai dari Helenistik sampai Romawi. Aybek menyebut penemuan ini luar biasa.
“Kami telah menemukan sekitar 2.000 pecahan patung perunggu,” ujarnya seperti dilaporkan Arkeonews.
Menurut para arkeolog, situs yang berisi pecahan perunggu tersebut dianggap sebagai tempat pembuangan barang bekas kuno, kemungkinan besar merupakan tempat para pekerja membongkar patung perunggu sehingga pecahannya dapat didaur ulang dengan cara dilebur untuk digunakan di masa mendatang.
Aybek mengatakan, pada periode Zaman Kuno Akhir, ketika kepercayaan mitologis ditinggalkan dan digantikan oleh agama monoteistik, seperti Kristen, banyak patung perunggu dari masa sebelumnya kehilangan nilai spiritualnya.
“Meskipun kami belum memiliki bukti arkeologis untuk mengonfirmasi klaim ini, kami dapat memperkirakan sebagian besar dari mereka (patung) digunakan untuk mencetak koin,” jelasnya.
“Selama periode itu, alih-alih memproduksi bahan baru, kelompok perunggu, yang sebagian besar terdiri dari patung-patung usang atau rusak, dipecah-pecah oleh pekerja tempat pembuangan sampah kuno dan dipersiapkan untuk dilebur.”