Harga BBM Hari Ini Sabtu 28 Desember 2024, Ada yang Naik
Beberapa jenis BBM non-subsidi mengalami kenaikan harga, sementara jenis BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar tetap berada pada harga yang stabil.
Menjelang akhir tahun 2024, terdapat perubahan pada harga bahan bakar minyak (BBM) di seluruh SPBU di Indonesia.
Beberapa jenis BBM non-subsidi mengalami kenaikan harga, sementara jenis BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar tetap berada pada harga yang stabil.
Perubahan ini menarik perhatian masyarakat yang sedang mempersiapkan kebutuhan transportasi untuk libur Natal dan Tahun Baru. Kenaikan harga BBM ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak mentah di pasar global serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Selain itu, kebijakan efisiensi dari perusahaan penyedia BBM seperti Pertamina, Shell, BP-AKR, dan Vivo juga berkontribusi terhadap perubahan harga di pasar domestik.
Meskipun ada beberapa jenis BBM yang mengalami kenaikan harga, pemerintah memastikan bahwa distribusi tetap berjalan lancar dan stok BBM mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk memantau harga terbaru melalui aplikasi MyPertamina dan situs resmi penyedia BBM lainnya.
Dengan demikian, masyarakat dapat mengambil langkah yang tepat dalam merencanakan perjalanan mereka selama periode liburan yang akan datang.
Daftar Harga BBM Terbaru
Menurut informasi yang dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut adalah daftar harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamina per tanggal 28 Desember 2024 di beberapa daerah di Indonesia.
Di Provinsi Aceh, harga Pertalite tercatat sebesar Rp10.000, Bio-solar Rp6.800, Pertamax Rp12.100, Pertamax Turbo Rp13.550, Dexlite Rp13.800, dan Pertamina Dex Rp13.440.
Sementara itu, untuk Free Trade Zone (FTZ) Sabang, harga Pertalite juga Rp10.000, Bio-solar Rp6.800, Pertamax Rp11.100, dan Dexlite Rp12.300.
Di DK Jakarta, harga BBM ditetapkan sebagai berikut: Pertalite (RON 90) seharga Rp10.000 per liter yang stabil, Bio-solar (subsidi) Rp6.800 per liter yang juga stabil, serta Pertamax (RON 92) seharga Rp12.100 per liter yang tetap.
Sementara itu, Pertamax Turbo (RON 98) mengalami kenaikan menjadi Rp13.550 dari sebelumnya Rp13.500, dan Dexlite naik menjadi Rp13.400 dari Rp13.050. Pertamina Dex juga mengalami kenaikan menjadi Rp13.800 dari Rp13.440, sedangkan Pertamax Green 95 tetap di harga Rp13.150 per liter.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai harga BBM Pertamina di provinsi lainnya, Anda dapat mengunjungi situs mypertamina.id.
Perubahan harga ini mulai berlaku pada hari Sabtu, 28 Desember 2024, dan akan terus dievaluasi berdasarkan fluktuasi harga minyak global. Kenaikan harga ini hanya berlaku untuk BBM non-subsidi, sementara harga subsidi akan tetap dipertahankan demi menjaga daya beli masyarakat.
Kenaikan Harga Terjadi di SPBU Shell, BP, dan Vivo
Selain Pertamina, beberapa SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo juga melakukan penyesuaian harga bahan bakar. Berikut adalah rincian harga Shell per 28 Desember 2024:
- Shell Super (RON 92): Rp12.290 per liter (tetap).
- Shell V-Power (RON 95): Rp13.340 per liter (naik dari Rp13.310).
- Shell V-Power Diesel: Rp13.900 per liter (naik dari Rp13.510).
- Shell Diesel Extra: Rp13.610 per liter (naik dari Rp13.170).
Selanjutnya, harga BP-AKR per 28 Desember 2024 adalah sebagai berikut:
- BP Ultimate (RON 95): Rp13.340 per liter (naik dari Rp13.310).
- BP Diesel: Rp13.610 per liter (naik dari Rp13.170).
- BP Ultimate Diesel: Rp13.900 per liter (naik dari Rp13.510).
Adapun harga Vivo per 28 Desember 2024 adalah:
- Revvo 90: Rp12.044 per liter (turun dari Rp12.090).
- Revvo 92: Rp12.223 per liter (naik dari Rp12.200).
- Revvo 95: Rp13.242 per liter (naik dari Rp13.200).
Penyebab fluktuasi harga BBM dapat disebabkan oleh beberapa faktor
Harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia dipengaruhi oleh sejumlah faktor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa faktor yang berperan penting adalah:
- Harga Minyak Dunia -- Perubahan harga minyak mentah global berdampak langsung pada biaya produksi BBM di Indonesia.
- Nilai Tukar Rupiah -- Kenaikan atau penurunan nilai rupiah terhadap dolar AS memiliki pengaruh besar terhadap harga bahan bakar yang diimpor.
- Kebijakan Subsidi Pemerintah -- Pemerintah dapat mengubah kebijakan subsidi untuk menjaga agar harga di pasar domestik tetap stabil.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, masyarakat disarankan untuk selalu memantau perubahan harga secara rutin. Selain itu, mereka juga dianjurkan untuk mempertimbangkan penggunaan alternatif bahan bakar yang lebih ekonomis.