Sejarah Sepatu dari Zaman Batu hingga Era Modern, Ada yang Terbuat dari Jerami
Sejarah panjang sepatu dimulai sejak zaman batu. Awalnya, sepatu berfungsi melindungi kaki, namun seiring waktu, pemakaian sepatu berkembang menjadi trend mode.
Sejarah panjang sepatu dimulai dari zaman batu, sepatu kulit tertua menjadi pionir tren alas kaki. Simak Selengkapnya disini!
Sejarah Sepatu dari Zaman Batu hingga Era Modern, Ada yang Terbuat dari Jerami
Pada masa itu, tidak ada sepasang sepatu khusus yang menandai permulaan sejarah alas kaki, karena bentuk dan bahan sepatu bervariasi sesuai dengan iklim dan medan yang berbeda.
Awalnya, sepatu menjadi kebutuhan praktis untuk melindungi kaki, tetapi seiring waktu, pemakaian sepatu berkembang menjadi suatu tren mode
-
Kapan sepatu itu dibuat? Benda-benda ini kemungkinan besar dibuat dan dipakai pada abad kedua SM.
-
Kapan sandal kuno tersebut dibuat? Sandal kuno bersol kayu ini merupakan milik seorang perempuan.
-
Bagaimana sepatu kulit Romawi dibuat? Tempat tersebut juga diduga dulunya merupakan tempat penyamakan kulit, yang dijadikan bahan dasar dalam pembuatan sepatu. Saluran yang di dekatnya diduga sebagai tempat pembuangan dari tempat penyamakan.
-
Apa bahan awal pembuatan sandal jepit? Tahukah kamu, jika daun papirus jadi bahan utama pembuatan sandal jepit pertama?
-
Di mana sandal tertua ditemukan? Sepatu tertua yang telah diberi tanggal langsung oleh para peneliti adalah sepasang sandal berusia 10.400 tahun yang ditemukan dari Gua Fort Rock di Oregon tengah, Amerika Serikat menurut Thomas Connolly, direktur penelitian arkeologi di Museum Sejarah Alam dan Budaya Universitas Oregon.
-
Bagaimana sandal tertua di Eropa dibuat? Peneliti mengumumkan penemuan yang menarik dalam bidang arkeologi di Spanyol selatan. Mereka mengidentifikasi bukti langsung pertama dari kerajinan anyaman yang dibuat oleh masyarakat pemburu-pengumpul Mesolitikum dan komunitas pertanian awal di Eropa Selatan.
1. Sepatu Oetzi
Pada tahun 1991, arkeologi di Austria, mengungkapkan temuan menarik berupa manusia mumi bernama Oetzi, yang diyakini hidup pada zaman batu sekitar 5.300 tahun yang lalu.
Berdasarkan perhitungan tanggal radiokarbon, sepatu ini diperkirakan berasal dari sekitar 3.500 SM, pada masa logam Armenia.
2. Sepatu Kulit Armenia
Sepatu tersebut ditemukan terisi rumput dan memiliki bentuk seperti sepatu tanpa hak yang terbuat dari kulit bertekstur lembut, dalam hal ini, sepotong kulit sapi. Tali kulit digunakan untuk menjahit bagian depan dan tumit sepatu.
Sepatu ini, ketika dipakai, mampu menutupi area tumit dan kaki. Menariknya, sepatu ini dapat dimiliki baik oleh laki-laki maupun perempuan, karena minimnya informasi tentang kaki orang Armenia pada masa itu.
Sepatu terbuka datar dengan bentuk perahu ini merupakan salah satu keajaiban desain dari masa Mesir Kuno pada sekitar tahun 1550 SM.
Talinya sendiri dihasilkan dari buluh yang panjang dan tipis, yang kemudian ditutupi oleh potongan buluh yang lebih lebar.
Dari penggalian di jalur sustra kuno, Dunhuang utara, Tiongkok, yang berasal dari kisaran waktu 68-56 SM ini ditemukan sepatu yang terbuat dari beberapa tanaman rami yang dijahit bersama dengan teknik yang menyerupai teknik perca atau quilting.
5. Sepatu Bebat Kaki
Jejak sejarah mode yang unik muncul dari lingkungan kekaisaran Tiongkok masa Dinasti Song abad ke-10 M, ialah jenis sepatu yang mungkin pernah dikenakan oleh perempuan pada masa tersebut.
Pada waktu itu, praktik pembebatan kaki menjadi bagian dari budaya yang umum, khususnya di kalangan wanita dengan status sosial yang lebih tinggi.Dalam upaya menghambat pertumbuhan kaki, praktik ini bertujuan untuk menjaga ukuran kaki tetap kecil, sekitar 8 cm, yang dianggap sebagai standar kecantikan pada masa itu.
Namun pada tahun 1911, dengan berakhirnya masa kekaisaran, praktik pembebatan kaki diresmikan oleh pemerintah
6. Poulaine
Pada abad ke-12, para perajin sepatu di Eropa memulai tren yang unik dengan menciptakan sepatu yang memiliki ujung yang sangat sempit dan terbuat dari kulit, menciptakan tampilan yang elegan namun ekstrem.
Sepatu ini pada masanya berujung bundar dan terbuat dari bahan kulit.
Dengan sentuhan desain yang sederhana namun fungsional, telah menjadi sejarah mode dan masih dapat dijumpai hingga kini, terutama sebagai model sepatu untuk anak-anak.
Raja Henry VIII dari Inggris dalam pakaian paling mutakhir pada masa itu. Raja ini tampil anggun dengan mengenakan sepatu cocor bebek yang memiliki lapisan atas berpola sayatan.
8. Sepatu Cocor Bebek
9. Sepatu Berhak Tinggi
Selama periode Renaisans, raja-raja Eropa memakai sepatu berhak sangat tinggi sebagai simbol supremasi dan status mereka yang tinggi. Sepatu ini bukan hanya aksesori mode, tetapi juga alat untuk menonjolkan kekuasaan dan keagungan.
10. Chopine
Meskipun pertama kali digunakan sebagai alat praktis untuk melindungi sepatu dan pakaian dari lumpur dan tanah jalanan, Chopine menjadi lebih dari sekadar alas kaki fungsional.
Semakin tinggi hak chopine, semakin tinggi pula status sosial pemakainya. Pada puncak popularitasnya selama Renaissance, beberapa chopine bahkan mencapai ketinggian lebih dari 50 cm.
Chopine, sebuah jenis platform sepatu, mencatat popularitasnya yang menggebu pada abad ke-15, 16, dan 17 di Venesia.
Pada tahun 1430, pemerintah Venesia mengendalikan tren ini dengan membatasi tinggi chopine hingga tiga inci.
Sebagai kesenian, aliran ini berkembang di Eropa sekitar abad ke-16 sampai ke-18.
Gaya inipun mempengaruhi mode, khususnya model sepatu. Bahan beludru, satin, sutra, hiasan berbunga-bunga dan batu permata mewarnai sepatu-sepatu pada era ini.
Setelah perang berlalu dan memasuki abad ke-19, dunia mode mengalami perubahan signifikan, khususnya dalam desain sepatu yang menjadi lebih praktis.
Pada abad ke-19, model sepatu mulai membedakan antara sepatu laki-laki dan perempuan.
Paruh kedua abad ke-20 menyaksikan munculnya tren sepatu yang dipengaruhi oleh keberhasilan budaya pop Amerika.