Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu, Begini Fakta Penggunaan Payung dari Masa ke Masa
Dulunya payung dianggap sebagai status sosial dalam masyarakat lho, apa lagi fakta unik lainnya?


Payung pastinya sudah bukan benda yang asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Saat cuaca terik, benda tersebut dapat membantu menghalau sinar matahari yang panas. Begitu pun ketika hujan, payung selalu jadi andalan bagi pejalan kaki melawan derasnya hujan yang turun.
Nah, tahukah kamu kalau payung ternyata sudah mulai digunakan sejak ribuan tahun lalu? Ada banyak fakta unik tentang benda yang satu ini dari masa ke masa, apa saja?

Sudah Ada Sekitar Tahun 2.000 SM
Dari bukti-bukti sejarah yang ada, payung diperkirakan sudah ada sejak tahun 2.000 SM. Tercatat beberapa peradaban pertama yang menggunakan payung adalah bangsa Mesir, Syria, Yunani, dan Tiongkok.
Bukti dari kemunculan payung terlihat dari artefak kuno yang ditemukan. Ada juga lukisan dan ukiran kuno di zaman Mesir kuno di mana payung digunakan untuk melindungi raja dari paparan sinar matahari.

Perkembangan Payung di Tiongkok
Bangsa Mesir dan Yunani di masa itu menggunakan payung untuk melindungi diri dari sengatan panas matahari. Namun, fungsi payung mulai berkembang saat dipakai oleh bangsa Tiongkok. Kabarnya, Lu Ban yang dikenal sebagai Bapak Pertukangan di Tiongkok menjadi sosok yang pertama kali mengembangkan payung untuk hujan.
Saat itu, Lu Ban ingin melindungi istrinya dari air hujan yang mengenai sang istri saat mengantarkan makanan untuk dirinya. Jika di masa itu payung terbuat dari kertas untuk menghalau panas, Lu Ban pun mulai bereksperimen dengan bahan lain yang anti air.
Pembuatan payung di Tiongkok pun mulai mengalami berkembangan dari masa ke masa. Jika awalnya terbuat dari kertas yang dilapisi lilin, payung kemudian dibuat dari sutra dan kertas minyak yang terbuat dari kayu mulberry.

Terus Mengalami Perubahan

Sebuah buku dari Dinasti Song bahkan berisi gambar sebuah payung yang bisa dilipat seperti yang biasa digunakan di era modern sekarang ini. Diperkirakan inilah cikal bakal bentuk payung yang berkembang sekarang.
Payung pun makin populer di Tiongkok dan menyebar di berbagai daerah yang ada di negara tersebut. Di masa itu, pertukaran budaya dari berbagai negara menjadi hal yang banyak dilakukan. Saat Jepang mengirim utusan untuk mempelajari kebudayaan Tiongkok di masa Dinasti Tang, para utusan ini kemudian mempopulerkan teknik pembuatan payung di Jepang. Beginilah kemudian akhirnya payung menyebar di negara lain yang ada di Asia.

Menyebar di Negara Asia Lainnya
Payung Sebagai Simbol Religi di Mesir
Di era Mesir kuno, payung ternyata menjadi simbol religius karena hanya digunakan oleh mereka yang dinobatkan sebagai tokoh religius. Tingkatan status mereka pun tergambarkan dari tangkainya. Semakin panjang, artinya orang tersebut memiliki status yang lebih tinggi dalam bidang religius.
Payung dengan tangkai panjang biasanya dipakai raja atau sosok yang menjadi penguasa tertinggi. Pemakaian payung ini juga memiliki makna bahwa kubah surga melindungi kekuasaan bangsawan dan tokoh religius.
Perkembangan Payung di Eropa
Payung mulai populer di Eropa saat digunakan oleh bangsa Portugis. Benda ini pun mulai menyebar ke Perancis, di mana payung menjadi bagian dari fashion. Raja di Perancis dan Inggris mulai mengenakan payung dalam pesta, upacara pernikahan, hingga pemakaman.

Perkembangan Fungsi Sebagai Pelindung dari Panas dan Hujan
Payung mulai digunakan sesuai fungsinya, yaitu melindungi diri dari panas dan hujan sekitar abad ke-16. Di abad ke-18, makna payung di Inggris mulai mengalami perombakan. Awalnya benda ini dikenal sebagai aksesori perempuan sehingga pria yang memakai payung akan dipandang aneh.

Sekitar abad ke-18 itulah Jonas Hanway, penulis dari Persia, mulai membawa gebrakan barunya. Dengan penuh percaya diri Hanway mulai membawa dan memakai payung di depan umum yang kemudian mulai diikuti oleh kaum pria lainnya.
