Mengapa Banyak Budaya Menganggap Tabu untuk Membuka Payung di Dalam Ruangan?
Mengapa sejumlah budaya sama-sama mengganggap tabu untuk membuka payung di dalam ruangan? Ketahui penjelasannya mengapa hal ini terjadi.
Mengapa sejumlah budaya sama-sama mengganggap tabu untuk membuka payung di dalam ruangan? Ketahui penjelasannya mengapa hal ini terjadi.
-
Kenapa payung dianggap aneh bagi pria di Inggris? Awalnya benda ini dikenal sebagai aksesori perempuan sehingga pria yang memakai payung akan dipandang aneh.
-
Kenapa Gubug Payung terbengkalai? Sebenarnya lima tahun lalu ada wacana bahwa tempat wisata ini akan dihidupkan lagi. Namun entah kenapa hingga sekarang wacana itu belum terealisasi.
-
Apa fungsi payung di era Mesir kuno? Di era Mesir kuno, payung ternyata menjadi simbol religius karena hanya digunakan oleh mereka yang dinobatkan sebagai tokoh religius.
-
Apa arti mitos rumah tusuk sate? Mitos rumah tusuk sate dikatakan memiliki energi negatif dan dapat memberikan nasib buruk pada penghuninya. Selain itu, penghuni rumah tusuk sate juga dipercaya akan mendapatkan gangguan kesehatan hingga keharmonisan rumah tangga yang terganggu.
-
Bagaimana cara membuat payung jadi tongkat? Apa nama sebuah benda yang kalau ditutup berubah jadi tongkat, tapi ketika dibuka malah jadi tenda?
-
Bagaimana mitos menyapu di malam hari memengaruhi penghuni rumah? Menyapu di malam hari dinilai sebagai sesuatu yang berbahaya karena diyakini dapat mengundang makhluk-makhluk halus dan energi negatif ke dalam rumah.
Mengapa Banyak Budaya Menganggap Tabu untuk Membuka Payung di Dalam Ruangan?
Praktik membuka payung di dalam ruangan telah lama dianggap sebagai tanda buruk dalam berbagai budaya. Meskipun tidak ada bukti pasti untuk mendukung takhayul ini, namun banyak teori telah diajukan untuk menjelaskan asal-usulnya.
Dilansir dari Mental Floss, salah satu teori mengemukakan bahwa kebiasaan ini dimulai pada sekitar tahun 1200 SM, ketika para imam dan anggota keluarga kerajaan Mesir kuno menggunakan payung terbuat dari bulu merak dan papirus untuk melindungi diri dari sinar matahari.
Dalam pandangan ini, membuka payung di dalam ruangan—jauh dari sinar matahari—dianggap dapat menyebabkan kemarahan dewa matahari, Ra, yang kemungkinan berdampak negatif bagi pembuka payung tersebut.
Adanya mitos dan takhayul juga menjadi salah satu alasan utama mengapa membuka payung di dalam ruangan dianggap tabu dalam banyak budaya. Misalnya, di beberapa budaya Eropa, diyakini bahwa tindakan tersebut akan mengundang roh jahat. Sementara itu, di Tiongkok, membuka payung di dalam ruangan dianggap dapat menghalangi keberuntungan dan membawa kesialan.
Sementara itu, di Indonesia membuka payung di dalam ruangan dianggap bisa membawa nasib buruk dan bahkan juga kematian. Hal ini terjadi karena anggapan bahwa hanya orang meninggal saja yang dipayungi di dalam ruangan.
Selain itu, teori lain melibatkan dewi Mesir kuno, Nut, yang merupakan dewi langit. Dalam pandangan ini, payung diciptakan untuk mencerminkan cara Nut melindungi Bumi, sehingga membuka payung di dalam ruangan oleh orang biasa dianggap sebagai tindakan tidak pantas yang dapat menimbulkan nasib buruk.
Meskipun takhayul ini masih tersebar luas, alasan utama di balik larangan membuka payung di dalam ruangan mungkin lebih praktis daripada ilahi. Seiring dengan popularitas payung modern yang mulai berkembang selama era Victoria, mekanisme pegas yang digunakan dalam rangka Paragon berbahan baja oleh Samuel Fox menimbulkan risiko cedera jika payung dibuka secara tiba-tiba di dalam ruangan.
"Sebuah payung dengan rangka kaku, yang tiba-tiba terbuka di dalam ruangan kecil, bisa serius melukai orang dewasa atau anak-anak, atau menghancurkan objek yang rapuh," tulis Charles Panati dalam bukunya "Panati's Extraordinary Origins of Everyday Things." "Oleh karena itu, takhayul muncul sebagai pencegah untuk membuka payung di dalam ruangan."
Dengan demikian, meskipun membuka payung di dalam ruangan tidak selalu membawa nasib buruk, namun risiko cedera yang mungkin timbul dapat membuat tindakan tersebut dihindari demi keselamatan.