Arkeolog Temukan Reruntuhan Kuil Berusia 4.000 Tahun, Ribuan Tahun Lebih Tua dari Machu Picchu
Machu Picchu adalah situs arkeologi paling terkenal di Peru.
Machu Picchu adalah situs arkeologi paling terkenal di Peru.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Peru? Para ahli arkeologi di Peru baru-baru ini menemukan makam yang berisi lebih dari 73 mumi manusia yang berasal dari sekitar 1.000 tahun yang lalu, jauh sebelum Kekaisaran Inca mendominasi wilayah Amerika Selatan bagian barat.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Peru? Para ilmuwan telah menemukan fitolit dari Peru, serta biji jagung jenis 'poppable/berondong/jagung yang bisa meletup' yang terbakar ini sejak 6.700 tahun yang lalu.
-
Apa temuan arkeolog di kuil? Arkeolog di Peru menemukan kuil yang digunakan untuk upacara berusia 4.000 tahun. Selain itu, ditemukan juga kerangka manusia di dalam kuil tersebut.
-
Di mana kuil upacara berusia 5.000 tahun itu ditemukan? 'Situs kuil yang terletak di distrik Zaña (juga dieja Saña) di barat laut Peru, merupakan bagian dari Kompleks Arkeologi Los Paredones de la Otra Banda-Las Ánimas,' demikian menurut pernyataan terjemahan dari Kementerian Kebudayaan Peru dilansir Live Science, Selasa (9/7/2024).
-
Bagaimana arkeolog menemukan usia rumah purba? Analisis residu darah di perkakas batu yang dibuat manusia purba dan diekstraksi dari bangunan batu di situs itu mengungkapkan adanya protein hewani pada alat tersebut.
Arkeolog Temukan Reruntuhan Kuil Berusia 4.000 Tahun, Ribuan Tahun Lebih Tua dari Machu Picchu
Para arkeolog di Peru menemukan reruntuhan kuil dan teater yang diyakini berusia 4.000 tahun. Temuan ini memberikan pencerahan baru tentang asal mula agama-agama kompleks di wilayah tersebut.
Tim arkeolog mulai meneliti situs arkeologi LA Otra Banda, Cerro Las Animas sejak Juni lalu. Tahun lalu, pemerintah daerah setempat memperingatkan mereka tentang penjarahan yang terjadi di dekat kota Zaña di Peru utara, menurut siaran pers dari Field Museum di Chicago, Illinois, pada Rabu.
Dikutip dari laman Cuenca High Life, Jumat (26/7), para arkeolog menggali sebidang tanah dengan panjang kira-kira 10 meter dan lebar 10 meter. Mereka menemukan tanda-tanda tembok kuno yang terbuat dari lumpur dan tanah liat dengan kedalaman hanya 1,8 meter.
“Sangat mengejutkan bahwa struktur yang sangat kuno ini begitu dekat dengan permukaan modern,” kata Luis Muro Ynoñán, seorang ilmuwan peneliti di Field Museum yang memimpin tim arkeolog.
Muro Ynoñán menyampaikan, setelah menggali lebih dalam, para arkeolog menemukan “satu bagian” dari sebuah kuil besar. Selain itu, salah satu temuan paling menarik adalah sebuah teater kecil dengan area belakang panggung dan tangga yang mengarah ke platform mirip panggung.
“Ini bisa saja digunakan untuk melakukan pertunjukan ritual di depan penonton terpilih,” tambahnya.
Salah satu tangga teater diapit oleh panel lumpur dengan desain ukiran rumit makhluk mitologis mirip burung, menurut rilis tersebut. Sosok tersebut mirip dengan gambar makhluk mitologi lainnya yang berasal dari Periode Awal, sekitar 2.000 hingga 900 SM, yang memberikan petunjuk kapan kuil tersebut dibangun.
“Periode Awal ini penting karena pada saat itulah kita pertama kali mulai melihat bukti adanya institusi agama di Peru,” kata Muro Ynoñan, seraya menambahkan bahwa penemuan ini “memberi tahu kita tentang asal mula awal agama” di wilayah tersebut.
“Kami masih sangat sedikit mengetahui bagaimana dan dalam keadaan apa sistem kepercayaan kompleks muncul di Andes, dan sekarang kami memiliki bukti tentang beberapa ruang keagamaan paling awal yang diciptakan orang-orang di wilayah ini,” paparnya.
Para arkeolog juga menemukan beberapa mural berukuran besar yang dilukis di dinding. Muro Ynoñán mengumpulkan sampel dari pigmen cat yang menurutnya akan dianalisis di laboratorium, serta mengirimkan sampel untuk penanggalan karbon guna memastikan usia situs tersebut.
Kuil ini jauh lebih dulu ada dari Machu Picchu, situs arkeologi paling terkenal di Peru.
Machu Picchu diyakini dibangun Kerajaan Inca pada abad ke-15, sekitar 3.500 tahun lalu.
Menurut para peneliti, kuil ini juga lebih dulu ada dari kebudayaan pra-Inca, Moche dan Nazca.
“Kami tidak tahu apa sebutan orang-orang ini, atau bagaimana orang lain menyebut mereka. Semua yang kami ketahui tentang mereka berasal dari apa yang mereka ciptakan: rumah, kuil, dan barang-barang pemakaman,” kata Muro Ynoñan.
"Orang-orang di sini menciptakan sistem keagamaan dan persepsi yang kompleks tentang kosmos mereka," lanjutnya.
Dan agama menjadi “aspek penting dalam munculnya otoritas politik," pungkasnya.