Arkeolog Temukan 4 Kerangka Manusia di Kuil Berusia 3.800 Tahun, Diyakini Pengikut Ajaran Penyembah Air
Setiap sisi dari kuil ini menghadap ke pegunungan dan jasad yang dikubur diletakkan dalam posisi bersujud.
Arkeolog menemukan empat kerangka manusia yang dikubur di sebuah kuil di Peru. Empat kerangka ini terdiri dari dua orang anak, seorang remaja, dan satu orang dewasa.
Dikutip dari Popular Mechanics, Senin (26/8), penemuan ini mengungkap ajaran para penyembah air sekitar 3.800 tahun lalu. Kuil Queneto 2 di mana kerangka ini ditemukan juga terkait dengan ajaran penyembah air.
-
Apa temuan arkeolog di kuil? Arkeolog di Peru menemukan kuil yang digunakan untuk upacara berusia 4.000 tahun. Selain itu, ditemukan juga kerangka manusia di dalam kuil tersebut.
-
Dimana para arkeolog menemukan makam kuno itu? Para arkeolog bersama 6.500 relawan menemukan sekitar 1.000 gundukan kuburan kuno di Belanda hanya dalam waktu empat bulan.
-
Bagaimana para arkeolog menemukan makam kuno itu? Pada tahun 2018, proyek Heritage Quest diluncurkan untuk melibatkan warga dalam mengidentifikasi fitur arkeologi pada citra lidar di Belanda tengah.
-
Siapa yang menemukan makam kuno? Sekelompok arkeolog Turki menemukan tengkorak yang diperkirakan berusia 6.000 tahun di salah satu dari sembilan makam selama penggalian di distrik Afsin, Kahramanmaras, Turki.
Di wilayah pra-Inca di Peru barat laut, ajaran penyembah air ini tidak sulit untuk dipahami, mengingat wilayah ini berada di kawasan pegunungan Andes. Daerah ini juga memiliki gurun yang tinggi, yang berarti air yang berasal dari pegunungan merupakan sumber kehidupan yang penting.
Kuil yang berada di situs arkeologi Queneto itu setiap sisinya menghadap gunung, menurut pernyataan dari Universitas Nasional Trujillo. Orang yang dimakamkan di kuil ini akan diletakkan dalam posisi bersujud menghadap sumber air utama. Para pengikut ajaran ini meyakini makanan yang mereka dapatkan dari air tidak hanya bersifat fisik.
Benda Pemakaman
Di makam ini juga ditemukan benda-benda pemakaman seperti liontin batu dan cangkang siput serta pecahan tembikar.
Kuil ini terletak di Lembah Viru, diduga dibangun antara tahun 1800 dan 900 SM, sebelum terbentuknya Kekaisaran Inca.
Kuil dibangun dengan dinding batu bulat dan plester tanah liat yang memiliki sudut melengkung.
“Lingkungan ini ditandai dengan sudut melengkung, menunjukkan arsitektur unik dari periode Formatif Awal. Selain itu, pecahan keramik awal yang ditemukan di situs tersebut serupa dengan yang ditemukan di pemukiman penting lainnya seperti Gramalote, di Lembah Moche, dan Huaca Negra, dekat pantai di Lembah Viru,” jelas Castillo Lujan, profesor di Fakultas Profesional Arkeologi Universitas Nasional Trujillo dalam sebuah pernyataan.