Sejarah Olimpiade di Zaman Kuno, Atlet Bertanding Telanjang dan Bertarung Sampai Mati, Banyak Penonton Meninggal Kehausan
Di awal pelaksanaan Olimpiade, hanya ada satu cabang olahraga yang dilombakan.
Di awal pelaksanaan Olimpiade, hanya ada satu cabang olahraga yang dilombakan.
-
Kapan Olimpiade pertama diadakan? Olimpiade pertama kali digelar pada tahun 776 Masehi.
-
Di mana Olimpiade pertama kali diselenggarakan? Olimpiade pertama kali digelar pada abad ke-8 SM, berlangsung di kota Olympia.
-
Apa yang dipercaya oleh orang Yunani dan Romawi kuno mengenai keringat atlet? Yunani dan Romawi kuno memiliki budaya unik, yaitu menganggap keringat dana kotoran tubuh atlet sebagai komoditas berharga yang memiliki nilai khusus. Dalam pandangan masyarakat kuno, hal ini melambangkan kehebatan dan kekuatan atlet serta diyakini memiliki manfaat kesehatan dan penyembuhan.
-
Bagaimana cara atlet Olimpiade menghasilkan uang? Melansir Observer, sebagian besar pendapatan atlet yang bermain di Olimpiade 2024 berasal dari liga olahraga dan sponsorship brand dengan pembayaran yang sangat bervariasi menurut cabang olahraga.
-
Kenapa lari maraton di sebut simbol Olimpiade? Lomba lari maraton merupakan cabang olahraga yang menjadi simbol Olimpiade, karena menghormati legenda Pheidippides.
-
Kenapa Hari Olimpiade Sedunia dirayakan? Bukan sekedar perayaan, Hari Olimpiade Sedunia memiliki sejarah dan misi penting untuk membangkitkan semangat kompetisi olahraga di dunia.
Sejarah Olimpiade di Zaman Kuno, Atlet Bertanding Telanjang dan Bertarung Sampai Mati, Banyak Penonton Meninggal Kehausan
Di zaman kuno, diyakini telah berlangsung 27 kali lomba Olimpiade sebelum tahun 776 SM. Ini menurut beberapa catatan penulis, seperti sejarawan Aristodemus dari Elis (hidup di abad kedua Masehi atau sebelum itu).
Namun hasil dari 27 Olimpiade itu belum tercatat atau didokumentasikan karena orang-orang pada masa itu tidak terlalu peduli untuk mencatat nama para pemenang.
Baru pada 776 SM, pemenang Olimpiade didokumentasikan. Pemenang Olimpiade pertama yang tercatat adalah Coroebus dari Elis.
Coroebus adalah seorang koki. Tapi dia menang dalam lomba yang disebut "stadion", lomba lari kurang dari 200 meter, lari dalam garis lurus, dikutip dari laman Phys.org.
Olimpiade di zaman kuno juga dikelar empat tahun sekali di Olympia, situs di Yunani Barat di mana berdiri kuil dewa Zeus yang terkenal.
Lomba dimulai pada pertengahan Agustus
dan bagian dari festival keagamaan yang dipersembahkan untuk Zeus.
Pada saat Olimpiade awal, hanya ada satu lomba atau cabang olahraga dan satu pemenang, yaitu lomba "stadion". Bertahun-tahun kemudian, cabang olahraganya ditambah dengan lomba balap kereta, gulat, lari jarak jauh, dan tinju.
Kaisar Romawi Nero (37–68 M) bahkan "memperkenalkan kompetisi musik di Olympia", seperti yang diinformasikan penulis biografi Suetonius (abad ke-1 sampai 2 M).
Pemenang di Olympia menerima karangan bunga zaitun liar. Berbeda dengan hari ini, tidak ada hadiah untuk posisi kedua atau ketiga.
Atlet Iccus dari Tarentum, yang hidup pada abad ke-5 SM dan meraih kemenangan dalam pentathlon di Olimpiade tahun 476 SM, mengatakan baginya "hadiah adalah kemuliaan, kekaguman dalam hidupnya, dan nama yang dihormati setelah kematian."
Sebagian besar laki-laki berkompetisi untuk mendapatkan hadiah tetapi beberapa perempuan ikut ambil bagian. Cynisca, putri Raja Archidamus II dari Sparta, adalah wanita pertama yang meraih kemenangan Olimpiade. Ia menang karena kuda yang dilatihnya memenangkan ajang balap kereta pada tahun 396 SM, seperti yang ditulis oleh pengelana Pausanias (abad ke-2 M).
Berkompetisi dalam Olimpiade juga berbahaya. Lucius Annaeus Seneca (50 SM – 40 M) menggambarkan bagaimana seorang ayah kehilangan kedua putranya dalam "pancration", sejenis olahraga pertarungan yang merupakan campuran kekerasan antara tinju dan gulat.
"Seorang pria melatih kedua putranya sebagai pankratis, dan menampilkan mereka untuk berkompetisi di pertandingan Olimpiade. Mereka dipasangkan untuk bertarung satu sama lain. Kedua pemuda tersebut tewas bersama-sama dan diberikan penghormatan istimewa kepada mereka," tulisnya.
Orang-orang pada saat itu juga datang dari berbagai tempat untuk menonton Olimpiade. Di Olympia, orang-orang menyewa tempat tinggal bersama-sama dengan pengunjung lainnya. Mereka bertemu orang asing dan saling berkenalan.
Belum jelas berapa banyak orang yang berkunjung ke setiap perhelatan Olimpiade, walaupun beberapa ilmuwan modern memperkirakan jumlahnya bisa mencapai 50.000 orang dalam beberapa kali Olimpiade.
Para atlet yang berlomba juga datang ke Olympia dengan diiringi para pendukungnya, menurut penulis Yunani kuno, Chariton (abad pertama Masehi) dalam novelnya berjudul Callirhoe.
Saat berlomba, para atlet tampil telanjang
dan perempuan biasanya tidak diizinkan menonton.
Olimpiade digelar ketika pertengahan musim panas dan biasanya cuaca sangat panas. Bahkan, ada penonton yang mati kehausan ketika pasokan air di Olympia bermasalah, menruut Lucian dari Samosata (abad kedua Masehi). Masalah ini kemudian berhasil diatasi ketika Herodes Atticus membangun saluran air ke situs tersebut pada pertengahan abad ke-2 Masehi.
Sejarawan Romawi Velleius Paterculus (lahir 20/19 SM) menyebut pertandingan Olimpiade sebagai "pertandingan olahraga yang paling terkenal".
Penelitian terkini menunjukkan Olimpiade di zaman kuno mungkin berakhir pada masa pemerintahan kaisar Romawi Theodosius II (memerintah 408–450 M).
Perlombaan ini dihentikan salah satunya karena kebakaran yang menghancurkan kuil Zeus di Olympia pada masa pemerintahan Theodosius II, menurut catatan kuno.
Olimpiade tidak diselenggarakan kembali sampai 1896, tahun diadakannya Olimpiade modern pertama.