Keringat dan Daki Atlet Yunani dan Romawi Kuno Dianggap Berkhasiat dan Dijual, Ini Kegunaannya
Atlet pada zaman Romawi dan Yunani kuno tidak hanya dihargai karena prestasinya, tetapi juga keringatnya.

Atlet pada zaman Romawi dan Yunani kuno tidak hanya dihargai karena prestasinya, tetapi juga keringatnya.

Keringat dan Daki Atlet Yunani dan Romawi Kuno Dianggap Berkhasiat dan Dijual, Ini Kegunaannya
Yunani dan Romawi kuno memiliki budaya unik, yaitu menganggap keringat dana kotoran tubuh atlet sebagai komoditas berharga yang memiliki nilai khusus. Dalam pandangan masyarakat kuno, hal ini melambangkan kehebatan dan kekuatan atlet serta diyakini memiliki manfaat kesehatan dan penyembuhan.
Menurut Profesor Coen Elemans, dari University of Southern Denmark, kebersihan dan kesehatan di Yunani dan Roma kuno telah mencapai tingkat maju pada masanya.
Sumber: Greek Reporter

Meskipun sulit dipercaya untuk saat ini, keringat atlet dianggap obat, setara dengan ramuan kesehatan ajaib atau suplemen olahraga premium.
Alat pembersih tubuh seperti strigil menjadi populer di antara orang-orang Romawi, Yunani, dan Etruria pada masa kuno. Proses pembersihan dengan strigil melibatkan penggunaan minyak zaitun di kulit, diikuti dengan penggunaan bilah logam melengkung untuk menghilangkan keringat dan kotoran. Praktik ini memiliki nama sendiri dalam bahasa Latin dan Yunani, yaitu "strigimentum" dan "gloios".
Menariknya, kotoran tubuh yang dihilangkan oleh strigil dianggap sebagai komoditas berharga yang diyakini memiliki khasiat penyembuhan.
Para pengagum akan membeli sisa-sisa kotoran ini dengan harapan menyerap vitalitas dan kesehatan yang terkait dengan para atlet.

Bill Hayes, penulis buku Sweat: A History of Exercise, menggambarkan bagaimana praktik ini dianggap sangat berharga sehingga ada orang yang bahkan mengumpulkan sisa-sisa keringat dari dinding pemandian tempat para atlet bersandar.

Selain itu, menurut Koleksi Sejarah, wanita Romawi akan menggunakan kotoran budak sebagai krim wajah mewah.
Beberapa olahragawan elit di Yunani kuno dan Roma kuno dibayar untuk bermain, melakukan perjalanan internasional, dan menikmati status selebriti. Mereka menjalani gaya hidup yang mirip dengan olahragawan profesional elit modern. Bahkan mereka dibayar untuk tampil di festival keagamaan dan kompetisi atletik seperti Olimpiade Yunani Kuno dan perlombaan kereta Romawi.

Dalam konteks ini, para atlet tidak hanya dianggap sebagai pahlawan fisik, tetapi juga sebagai simbol potensi manusia yang luar biasa.

Dengan prestasi yang dimiliki, para atlet mendapatkan ketenaran, kehormatan, dan keuntungan di kampung halaman mereka.