Arkeolog Temukan 30 Prasasti Berisi Kalimat Kutukan Berusia 2.500 Tahun, Digali dari Sebuah Sumur Kuno
Prasasti kutukan ini mirip seperti praktik santet yang bertujuan jahat.

Para arkeolog dari Institut Arkeologi Jerman di Athena, Yunani, menemukan kumpulan prasasti kutukan kuno di lingkungan pusat kota Athena, Kerameikos (Ceramicus).
Sebanyak tiga puluh tablet kutukan yang masih awet ini berasal dari periode Klasik (2.500 tahun yang lalu), ditemukan di sebuah sumur kuno. Sumur ini ditemukan pada 2016 dan ditemukan sejumlah benda, kecuali kumpulan prasasti ini.
Dikutip dari Greek Reporter, Selasa (10/12), lempengan-lempengan kuno tersebut memiliki ukiran kalimat kutukan yang harus dibayar oleh warga Athena jika dilakukan terhadap orang lain, sebuah praktik yang relatif umum di Yunani kuno. Prasasti ini ditemukan secara tidak sengaja pada 2020 ketika para arkeolog sedang menyelidiki pasokan air ke pemandian abad ke-1 SM yang dekat dengan sumur.
Orang Yunani kuno diketahui menggunakan metode mengukir prasasti kutukan dan menempelkannya pada sumur atau makam untuk mengutuk seseorang yang berselisih dengan mereka.
Prasasti tersebut biasanya diletakkan di dekat kuburan karena mereka meyakini roh orang mati akan membawa kutukan tersebut kepada para dewa dunia bawah.
Mirip Praktik Perdukunan

Ilmu sihir bukanlah praktik yang diterima di Athena, jadi praktik ini dipandang sebagai alternatif bagi siapa pun yang percaya pada kekuatan jahat. Yakni, para dewa dunia bawah, yang akan membuat kutukan itu menjadi kenyataan, akan terpanggil.
Biasanya, orang akan mengutuk orang yang mereka benci karena alasan pribadi atau mungkin sedang berselisih di pengadilan.
Para atlet juga cenderung melakukan hal ini untuk mengalahkan lawannya saat bertanding. Para pedagang juga diketahui mengutuk pesaingnya dalam upaya untuk mendatangkan keberuntungan bagi toko mereka sekaligus membawa nasib buruk bagi pesaing mereka.
Menurut para arkeolog, dalam prasasti kutukan Yunani Kuno, nama individu yang memberikan kutukan tidak ditulis; sebaliknya, hanya nama korban yang ditulis di atas prasasti.