Bikin Merinding, 3.700 Tahun Lalu Manusia Dijadikan Tumbal, Ini Tujuannya
Bukti penumbalan manusia di ditemukan di beberapa situs arkeologi di Pulau Kreta, Yunani.
Bukti penumbalan manusia di ditemukan di beberapa situs arkeologi di Pulau Kreta, Yunani.
-
Kapan fosil manusia dikuburkan? Sisa-sisa ini dianggap sesuai untuk penelitian, karena antara tahun 1638 dan 1697 pasien yang meninggal di rumah sakit memang dikebumikan di ruang bawah tanah.
-
Kenapa kerangka manusia disimpan di Geriten? Geriten bukan sekadar bangunan untuk menyimpan kerangka manusia saja, melainkan juga memiliki makna tersendiri.
-
Mengapa tengkorak manusia diukir di Göbekli Tepe? Gresky, Haelm, dan Clare menjelaskan modifikasi ini mungkin digunakan dalam upacara penguburan sekunder, menunjukkan perlakuan khusus terhadap individu tertentu di Göbekli Tepe.
-
Di mana fosil manusia ditemukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia. Menurut laporan IFLScience pada Senin (4/12), penelitian awalnya dilakukan untuk mencari tanda-tanda pemberian obat atau ‘tanaman rekreasi’ (narkoba) pada populasi Milan di abad ke-17.
-
Di mana kerangka manusia itu ditemukan? Hal itu dibenarkan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi. Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Kenapa tulang manusia purba ditemukan di gua? Gua itu juga diperkirakan telah digunakan oleh manusia Neanderthal. Di antara ribuan kerangka yang ditemukan, beberapa tengkorak memiliki lubang di bagian kepala, para peneliti meyakini bahwa lubang ini disebabkan oleh hasil trepanasi dan mungkin upaya untuk menyembuhkan penyakit, seperti dilansir Live Science.
Bikin Merinding, 3.700 Tahun Lalu Manusia Dijadikan Tumbal, Ini Tujuannya
Para pakar sejak lama memperdebatkan apakah ada praktik penumbalan manusia di Peradaban Minoa di Yunani. Baru-baru ini ditemukan bukti terkait adanya praktik tersebut.
Bukti praktik penumbalan manusia ini ditemukan di beberapa situs arkeologi di Pulau Kreta, Yunani, yang menjadi titik utama Peradaban Minoa. Tim menemukan bukti tersebut di kompleks tempat suci di Fournou Korifi, di sebuah bangunan yang dikenal dengan nama North House, Knossos. Bukti juga ditemukan di situs arkeologi Bukit Kastelli di Chania.
Penemuan Anemospilia—yang laporan penggalian resminya belum dipublikasikan—dijelaskan dalam artikel National Geographic tahun 1981 oleh dua arkeolog terkemuka yang terlibat dalam proyek tersebut.
Yannis Sakellarakis, direktur Museum Heraklion di Kreta pada saat itu dan seorang sarjana agama dan seni Minoa, dan Efi Sapouna-Sakellaraki, seorang penasihat Yunani di American School of Classical Studies di Athena, menulis dalam artikel bahwa mereka cukup yakin akan adanya praktik penumbalan.
Mereka menulis, 3700 tahun yang lalu, dahsyat mengguncang Pulau Kreta, seorang pendeta Minoa ingin menghindari bencana terakhir dengan menumbalkan manusia kepada dewa kuil di lereng bukit.
Foto: Wikimedia Commons
“Tetapi korbannya mati sia-sia,” lanjut artikel itu, dikutip dari Greek Reporter, Kamis (25/1).
Foto: Stack Exchange
Malah setelah nyawa korban ditumbalkan, gempa kembali mengguncang, menyebabkan atap kuil dan dinding batu besar runtuh ke tanah.
"Menewaskan pendeta di samping jasad pemuda yang baru saja dia bunuh," jelas artikel tersebut.
Pada saat bersamaan, atap kuil roboh dan menewaska dua orang lainnya, diduga pengurus kuil.
Mayat pemuda yang diduga ditumbalkan itu ditemukan dalam posisi mengkerut yang aneh dan belati perunggu ditemukan tergeletak di samping jasadnya. Studi osteologi menunjukkan perubahan warna tulang di salah satu sisi tubuhnya adalah akibat kematian akibat kehilangan darah.
Sejarawan Rodney Castledon sepertinya membenarkan klaim Sakellarakis dan Sapouna-Sakellaraki bahwa temuan ini memang merupakan bukti penumbalan manusia pada periode protopalatial peradaban Minoa.
Sementara itu, pecahan tengkorak manusia ditemukan di sebuah ruangan dengan tungku dan peralatan masak di Fournou Korifi, menunjukkan tanda-tanda korban tumbal. Korban ini diidentifikasi sebagai pria muda.
Penemuan kerangka empat anak-anak di North House dekat istana di Knossos juga memperkuat dugaan adanya praktik penumbalan manusia di masa lalu.
Menurut arkeolog Inggris dan sejumlah akademisi, kuburan di mana kerangka itu ditemukan merupakan lokasi penumbalan anak-anak. Ada juga yang beranggapan anak-anak tersebut merupakan korban kanibalisme.
Menurut ilmuwan Inggris, Peter Warren, ada bukti jelas bahwa kulit anak-anak tersebut dibelah. Selain itu ditemukan juga tulang domba. Diduga daging anak-anak ini dimasak kemudian dimakan sebagai bagian ritual pengorbanan kepada dewa.
Bukti paling baru terkait praktik penumbalan manusia dalam Peradaban Minoa ditemukan selama penggalian di kompleks istana Kydonia di Chania. Pada 2010, tim peneliti yang dipimpin Dr. Maria Andreadaki Vlazaki menemukan tengkorak bocah perempuan berasal dari sekitar tahun 1280 SM. Tengkorak bocah ini ditemukan dengan tengkorak berbagai hewan.
Pada abad ke-13 SM, gempa bumi mengguncang wilayah tersebut. Lalu seorang bocah perempuan ditumbalkan bersama 43 ekor domba, empat ekor babi, dan dua ekor sapi.
Foto: Ephorate of Antiquities of Chania