Bukti Penyiksaan Manusia di Zaman Batu Ditemukan oleh Arkeolog
Bukti Penyiksaan Manusia di Zaman Batu Ditemukan oleh Arkeolog
Jejak penyiksaan dan tumbal manusia Zaman Batu ditemukan di Prancis.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Zaman Batu? Peneliti menemukan belasan kasus pembunuhan terkait dengan tumbal di Eropa Zaman Neolitikum yang berlangsung dalam kurun waktu 2.000 tahun.
-
Siapa yang menemukan artefak Zaman Batu? Dikutip dari Daily Sabah, para arkeolog juga menemukan berbagai artefak di situs ini.
-
Dimana artefak dari Zaman Batu ditemukan? Zasci mengatakan batu ketapel telah digunakan sejak zaman Paleolitikum atau Zaman Batu Tua, ketika gaya hidup pemburu-pengumpul masih berlaku.
-
Dimana penemuan batu abad pertengahan? 'Prajurit Govan' dari abad pertengahan ditemukan dalam penggalian arkeologi di halaman gereja Paroki Lama Govan di Glasgow, Skotlandia pada Sabtu (16/9).
-
Apa yang ditemukan arkeolog di pemukiman kuno? Selama pekerjaan konstruksi untuk jalan lingkar Praha di Wilayah Bohemia Tengah, Republik Ceko, arkeolog menemukan pemukiman kuno dari Zaman Neolitikum Akhir hingga Zaman Kalkolitikum Awal. Arkeolog menemukan delapan bangunan berbentuk kolom panjang yang berasal dari 7.000 tahun lalu.
-
Bagaimana perkakas batu manusia purba digunakan? Perkakas dari batu flint umumnya digunakan untuk menggali tanah atau menguliti hewan.
Bukti Penyiksaan Manusia di Zaman Batu Ditemukan oleh Arkeolog
Sisa-sisa tulang dua perempuan yang diduga disiksa dan dibunuh seperti aksi mafia Italia itu ditemukan di "lubang 69" di sebuah situs yang terletak di Kota Saint-Paul-Trois-Châteaux di Lembah Rhône, Prancis.
Meskipun tulang-tulang itu ditemukan pada 1985, sebuah studi yang diterbitkan minggu lalu di jurnal Science Advances mengungkapkan posisi jasad yang "tidak lazim".
Penulis artikel itu berpendapat kedua perempuan itu mungkin meninggal karena "pencekikan diri", yaitu mengikat pergelangan kaki mereka ke leher dengan tali.
Proses hukuman ini disebut sebagai "incaprettamento", sebuah tradisi pembunuhan yang biasa dilakukan oleh mafia Italia, yang terkadang digunakan untuk menghukum mereka yang dianggap pengkhianat.
Sisa-sisa tulang perempuan ketiga ditemukan dalam posisi penguburan normal tak jauh dari lokasi itu.
"Membunuh orang dengan cekikan ligatur ditafsirkan sebagai bentuk bunuh diri simbolis, karena dengan mencekik diri sendiri, individu itulah yang menyebabkan kematiannya sendiri," kata para penulis studi tersebut.
Tulang-tulang yang ditemukan di "lubang 69" itu diyakini telah dikuburkan antara tahun 4.000 SM dan 3.500 SM, sesuai dengan ritual masyarakat petani awal yang melacak titik balik matahari pada musim panas dan musim dingin.
Arkeolog mengatakan pembunuhan tersebut mungkin merupakan bagian dari ritual yang percaya pengorbanan manusia akan menjamin panen yang baik dan ketahanan pangan. Mereka juga menemukan praktik serupa di masyarakat Inca di Amerika Selatan.
"Selalu ada gagasan bahwa ada orang yang sekarat dan tanaman akan tumbuh," kata Éric Crubézy, salah satu penulis utama makalah tersebut dan seorang antropolog biologi di Universitas Paul Sabatier di Toulouse, kepada CNN.
Science Advances melaporkan, ini merupakan jenis pengorbanan pekerja "di mana para pejabat membunuh orang yang diperbudak, pelayan, kerabat, istri, selir, atau orang lain untuk menemani tuan, atasan sosial, atau kerabat mereka ke alam baka."
Salah satu perempuan di lubang itu memiliki "tungkai bawah yang ditekuk dan pecahan batu asah diposisikan di tengkoraknya," kata penelitian tersebut. Batu asah adalah simbol pertanian dan panen, katanya.
Seorang perempuan lainnya dalam posisi tengkurap, lututnya ditekuk, "dengan lehernya bertumpu pada dada" wanita pertama. Perempuan kedua ini memiliki "dua buah batu asah yang diletakkan secara horizontal di punggungnya."
Diperkirakan perempuan pertama berjuang untuk bernapas dengan beban perempuan kedua di lehernya, sementara perempuan kedua juga akan berjuang untuk bernapas, yang mungkin menyebabkan serangan jantung, dan berujung pada kematian.
Sepanjang era Neolitikum, atau Zaman Batu akhir, penelitian ini menyatakan penyiksaan dan pembunuhan dengan cara demikian telah menjadi praktik umum yang terkait dengan upacara dan situs ritual.
Penelitian ini meninjau kerangka yang ditemukan di penggalian arkeologi lainnya di seluruh Eropa yang mencakup 2.000 tahun. Para peneliti menemukan ada 20 kasus pembunuhan ritual serupa di 14 lokasi berbeda. Mencekik diri sendiri adalah kemungkinan penyebab kematian.
Contoh paling awal dari metode pembunuhan ini adalah di sebuah situs Mesolitik yang berasal dari tahun 5.400-4.800 SM.