Bukan Untuk Seni, Tato di Zaman Yunani Kuno Untuk Menandai Penjahat, Begini Sejarahnya
Berdasarkan catatan sejarah, tato Yunani kuno sudah ada sejak abad ke-5 SM.
Berdasarkan catatan sejarah, tato Yunani kuno sudah ada sejak abad ke-5 SM.
-
Bagaimana pahatan batu kuno itu ditemukan? Batu-batu ini muncul dari dasar sungai yang mengering. Kekeringan parah di beberapa kawasan Amazon, Brasil menyebabkan ketinggian air sungai menyusut sangat signifikan. Dari dalam sungai, muncul banyak formasi batuan yan tersembunyi, di antaranya ada yang bergambar sosok manusia yang diperkirakan berusia 2.000 tahun.
-
Apa benda yang digunakan sebagai barbel di Yunani kuno? Museum Sejarah Olimpiade Purbakala di Olympia, Yunani memamerkan sebuah batu besar yang berasal dari abad ke-6 SM seberat 143,5 kilogram dengan julukan Batu Bybon. Batu Bybon merupakan balok batupasir merah yang pada masa Yunani Kuno digunakan sebagai objek olahraga angkat beban.
-
Apa bentuk pahatan batu kuno tersebut? Pahatan pada batu ini menggambarkan wajah manusia dalam berbagai bentuk seperti lonjong dan persegi empat.
-
Mengapa bangunan kuno di Yunani itu ditemukan? Penemuan arkeologis ini berisiko mengganggu proyek bandara besar di pulau wisata Yunani.
-
Di mana pahatan batu kuno itu ditemukan? Pahatan ini berlokasi di situs yang dikenal dengan nama Praia das Lajes.
-
Kenapa manusia kuno membuat seni batu? Belum diketahui mengapa manusia terdahulu membuat karya seni ini. kemungkinan terkait dengan kelahiran, penyakit, peremajaan alam, perburuan.
Bukan Untuk Seni, Tato di Zaman Yunani Kuno Untuk Menandai Penjahat, Begini Sejarahnya
Tato atau menggambar tubuh di zaman modern telah dianggap menjadi bagian dari estetika dan seni. Namun berbeda dengan zaman Yunani kuno, di mana tato dianggap sebagai tanda "otherness/keberbedaan" bagi orang yang memilikinya.
Pasalnya, di zaman Yunani kuno, tato biasanya dimiliki oleh orang asing atau budak, penjahat, dan tawanan.
Menurut catatan sejarah, tato Yunani kuno sudah ada sejak abad ke-5 SM, seperti dikutip dari Greek Reporter, Senin (22/7).
Dalam masyarakat Yunani kuno, tato dianggap hal negatif. Pada zaman itu, tato dijadikan bertujuan untuk menghukum dan mengidentifikasi penjahat dan orang buangan.
Para budak juga kerap ditato dengan huruf Yunani, delta, yang merupakan abjad pertama dalam aksara Yunani yang berarti "budak".
Orang yang melakukan kejahatan juga ditato di bagian tubuhnya yang terlihat seperti kening, dengan simbol atau huruf yang mengindikasikan jenis kejahatannya.
Menurut sejarawan Yunani kuno, Herodotus, orang Yunani kuno mencontoh penggunaan tato sebagai hukuman untuk para penjahat ini dari orang Persia, yang kerap menato para penjahat dan tahanan perang.
Sejarawan menyebutkan beberapa orang Theban yang ditinggalkan oleh komandan mereka Leontiades selama Perang Persia bergabung dengan pasukan musuh. Orang-orang Persia menato para pembelot Yunani, dan tanda-tanda tersebut menghalangi para pembelot tersebut untuk kembali ke Thebes setelah kekalahan Persia.
Yang terkenal, orang Athena menato burung hantu, simbol kota mereka, di dahi para tahanan Samia setelah mereka mengalahkan mereka dalam pertempuran. Ketika pasukan Samia menang melawan orang Athena dalam pertempuran yang berbeda, mereka menato kapal perang Samia di dahi orang Athena.
Orang Yunani secara luas menganggap tato sebagai praktik asing, dan orang bertato yang paling sering mereka temui bukanlah orang Yunani.
Tato sebagai tindakan hukuman berlanjut di Yunani kuno hingga agama Kristen menjadi agama dominan di negara tersebut.
Kaisar Constantine I sebenarnya melarang tato wajah pada tahun 330 M, yang secara efektif mengakhiri praktik menato penjahat sebagai hukuman di Yunani.
Menurut Constantine, karena manusia diciptakan menurut gambar Tuhan, mencemarkan wajah merupakan penghinaan terhadap Tuhan.
Pada abad kedelapan, tato secara keseluruhan dilarang karena kaitannya dengan paganisme oleh Konsili Nicea Kedua.