Punya Makna Berbeda, Ini Arti Kata 'Idiot' dalam Bahasa Yunani Kuno, Ada Kaitan dengan Politik
Di zaman modern, penggunaan kata "idiot" diasosiasikan dengan orang bodoh.
Di zaman modern, penggunaan kata "idiot" diasosiasikan dengan orang bodoh.
Punya Makna Berbeda, Ini Arti Kata 'Idiot' dalam Bahasa Yunani Kuno, Ada Kaitan dengan Politik
Seorang “idiot” yang dalam penggunaan modern adalah orang yang bodoh, namun orang Yunani kuno memiliki arti yang berbeda bagi kata ini dan tidak mengarah pada arti penghinaan seperti sekarang ini.
-
Siapa saja filsuf Yunani kuno? Tak ayal banyak filsuf populer berasal dari Yunani kuno seperti Aristoteles, Plato, hingga Pytagoras.
-
Kapan Bahasa Yunani muncul? Berkembang sekitar tiga setengah milenium yang lalu, bahasa ini masih menjadi bahasa utama di Yunani.
-
Bagaimana orang Yunani Kuno membuat singkatan? Artefak tersebut menunjukkan adanya sistem penulisan berbasis huruf vokal dengan modifikasi tertentu untuk menandai konsonan.
-
Apakah makna 'filosofi' menurut bahasa Yunani? Kata filosofi atau yang dalam bahasa Inggris disebut 'phylosophy' berasal dari bahasa Yunani (Latin) 'philosophia' dengan arti cinta kebijaksanaan atau upaya memahami alam semesta secara keseluruhan.
-
Apa yang ditemukan di Yunani yang memicu kontroversi? Penemuan piramida di Yunani menuai kontroversi dan penuh perdebatan. Ada yang beranggapan, struktur kuno yang disebut Hellinikon ini lebih tua daripada piramida yang ada di Mesir. Tak hanya itu, sejumlah orang juga memperdebatkan apakah struktur ini piramida atau bukan.
-
Apa temuan penting di Yunani? Sampel tersebut berasal dari tahun 4200 SM dan menjadi kunci yang mengungkap cara hidup manusia pada Zaman Neolitikum.
Pemahaman Yunani kuno tentang “idiot” mengacu pada seseorang yang merupakan warga negara atau orang yang tidak berpartisipasi aktif dalam kehidupan publik atau politik.
Kata ini berasal dari kata benda Yunani ἰδιώτης idiotēs 'orang pribadi, individu' atau sebagai lawan dari negara, 'warga negara' (sebagai lawan dari seseorang yang memiliki jabatan politik), atau 'orang biasa'.
Konsep ini menekankan pentingnya partisipasi aktif dalam urusan publik, dan mereka yang tidak terlibat sering kali dianggap kurang dalam beberapa hal.
Bangsa Yunani kuno adalah bangsa pertama yang menciptakan demokrasi. Kata “demokrasi” berasal dari dua kata Yunani yang berarti rakyat (demos) dan pemerintahan (kratos).
Demokrasi adalah gagasan bahwa warga suatu negara harus mengambil peran aktif dalam pemerintahan negaranya dan mengelolanya secara langsung atau melalui perwakilan terpilih. Oleh karena itu, bagian penting dari demokrasi adalah rakyat mempunyai hak untuk bersuara.
Demokrasi pertama yang diketahui di dunia ada di Athena. Demokrasi Athena berkembang sekitar abad kelima SM. Semua warga negara dewasa wajib berperan aktif dalam pemerintahan. Jika mereka tidak memenuhi kewajibannya, mereka akan didenda dan terkadang ditandai dengan cat merah.
Orang idiot bagi orang Yunani kuno adalah orang yang memilih sikap apatis, oleh karena itu, “idiot” adalah seseorang yang memilih untuk menjauhkan diri dari tanggung jawab politik tersebut, dan gagal memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan kolektif kota.
Masyarakat Yunani menghargai partisipasi masyarakat dan mengkritik non-partisipasi. Thucydides mengutip Orasi Pemakaman Pericles yang mengatakan: “Kami menganggap dia yang tidak mengambil bagian dalam tugas-tugas (publik) ini bukan sebagai orang yang tidak ambisius tetapi tidak berguna.”
Namun, baik dia maupun penulis kuno lainnya tidak menggunakan kata “idiot” untuk menggambarkan non-partisipan, atau dalam arti yang menghina; penggunaannya yang paling umum hanyalah untuk warga negara atau amatir dibandingkan dengan pejabat pemerintah, profesional, atau ahli. Perasaan menghina ini muncul berabad-abad kemudian.
Sikap apatis adalah salah satu unsur utama untuk menjadi ‘idiot’, seseorang yang tidak memilih, tidak peduli dengan politik dan masyarakat, serta kurang memiliki rasa ingin tahu dan keinginan untuk belajar.
Di Yunani kuno, keinginan untuk belajar sangat penting baik untuk perkembangan individu maupun masyarakat. Oleh karena itu, seseorang yang mengabaikan upaya intelektual ini dicap sebagai “idiot” oleh orang Yunani kuno.
Pada abad ketiga, kata “idiot” juga mulai digunakan dalam bahasa Latin, yang dengan cepat menjadi sinonim dengan orang-orang yang bodoh dan tidak berpendidikan. Makna politis aslinya bertahan untuk sementara waktu, namun seiring dengan memudarnya budaya dan tradisi Yunani Kuno dalam sejarah, makna yang lebih baru dan lebih kiasan ini akhirnya menggantikannya.
Dan, dipinjam ke dalam bahasa tersebut melalui bahasa Prancis, “idiot” muncul dalam bahasa Inggris untuk pertama kalinya pada tahun 1384 M.