Sudah Ada Sejak 5.300 Tahun Lalu, Begini Sejarah Tindik atau Piercing
Banyak peneliti, termasuk arkeolog yang menemukan bukti bahwa perhiasaan seperti tindik telah dipakai oleh manusia sejak zaman dulu.
Sudah Ada Sejak 5.300 Tahun Lalu, Begini Sejarah Tindik atau Piercing
Tindik atau piercing merupakan sebuah tindakan membuat lubang di bagian tubuh manusia, dengan menggunakan jarum atau alat berujung tajam lainnya.
Biasanya, orang-orang saat ini menggunakan tindik untuk meningkatkan penampilan atau memang tradisi yang diturunkan oleh nenek moyang.
Ada beberapa area tubuh yang kerap dijadikan lokasi tindik. Di antaranya adalah daun telinga, hidung, mulut, atau bahkan pusar.
Meski begitu, ada pula yang memasang tindik di bagian tubuh yang tak umum, seperti alat kelamin.
-
Kapan tindik telinga mulai populer di budaya Barat? Pertama, tindik telinga telah terkenal di budaya Barat setidaknya selama beberapa ratus tahun terakhir hingga saat ini.
-
Dimana kancing ditemukan pertama kali? Mengutip laporan King And Allen dan Britannica, Kamis (21/12), kancing pertama kali ditemukan di Peradaban Lembah Sungai Indus. Sungai Indus, sekarang merupakan bagian dari wilayah Pakistan dan India bagian barat.
-
Kapan 'nenek moyang' kancing baju ditemukan? Objek ini memiliki dua lubang di tengahnya dan diperkirakan merupakan leluhur dari kancing, yang berasal dari sekitar 3.400 hingga 3.300 tahun lalu.
-
Kapan cincin itu ditemukan? Awalnya, ia melihat sebuah peniti logam lalu setelah diamati lebih jauh rupanya benda tersebut adalah sebuah cincin berbentuk layang-layang yang ternyata adalah cincin Pictish.
-
Kapan tradisi ini pertama kali muncul? Menurut sejarah, tradisi itu muncul pertama kali saat Ki Ageng Gribig baru pulang dari Makkah usai melaksanakan ibadah haji.
-
Kapan tradisi ini dimulai? Tradisi undangan berhadiah kopi saset hingga bumbu masak telah lama digunakan masyarakat Majalengka sebelum melangsungkan hajatan.
Tindik juga sering sekali dijadikan sebagai ladang berbisnis, baik di dalam maupun luar negeri.
Meski begitu, kegiatan seperti ini nyatanya juga memiliki risiko tersendiri. Sebut saja, alergi, infeksi, dan bahkan bisa meninggalkan bekas.
Dilansir dari thefactsite.com, ternyata banyak peneliti, termasuk arkeolog yang menemukan bukti bahwa perhiasaan seperti tindik telah dipakai oleh manusia sejak zaman dulu.
Bukti tersebut adalah berupa seorang mumi tua yang berusia sekitar 5.300-an, yang daun telinganya ditindik dengan anting-anting sebesar 11 milimeter atau 1,1 sentimeter.
Penggunaan tindik di zaman dulu memang sengaja dilakukan demi tujuan-tujuan tertentu.
Misalnya saja di dalam penjelasan yang termuat di Alkitab, anting-anting tanda bahwa orang tersebut bangsawan dan memiliki kekayaan melimpah.
Sekitar tahun 1.500 Sebelum Masehi (SM), tradisi tindik menyebar ke daratan Timur Tengah dan membuat para perempuan Hindu di sana mulai menindik hidung (biasanya hidung sebelah kanan) mereka.
Hal tersebut kerap dikonotasikan dengan organ reproduksi wanita dalam pengobatan Ayurveda.
Sementara di Meksiko, suku Aztec menggunakan tindik di lidah mereka karena itu dianggap sebagai simbol kekayaan dan akan menyenangkan Dewa Maya.
Lain lagi di era Romawi, di mana tradisi tindik dilakukan dengan cara yang lebih ekstrem, yaitu di payudara.
Aksi tindik yang ekstrem juga ditemukan di sekitar tahun 1.800-an, tepatnya di zaman kepemimpinan Ratu Victoria di Inggris.
Saat itu, Pangeran Albert, suami Ratu Victoria, telah melakukan tindik untuk alat kelaminnya.
Karena itulah, istilah untuk menyebut tindik genital pria disebut sebagai Prince Albert (PA) Piercing bahkan sampai sekarang.