Warisan Budaya Islam di Klaten, Ini Fakta Menarik Tradisi Sebar Apem Yaa Qowiyyu
Tradisi itu berasal dari seorang tokoh syiar Islam di Klaten bernama Ki Ageng Gribig.
Tradisi itu berasal dari seorang tokoh syiar Islam di Klaten bernama Ki Ageng Gribig.
Warisan Budaya Islam di Klaten, Ini Fakta Menarik Tradisi Sebar Apem Yaa Qowiyyu
Di bawah terik sinar mentari, ribuan warga memadati pelataran Sendang Plampeyan, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. Setelah Salat Jumat, dua gunungan kue apem Lanang dan Wadon diturunkan ke pelataran Sendang Plampeyan untuk didoakan.
-
Apa itu tradisi umbah-umbah kloso? Secara umum, tradisi umbah-umbah kloso merupakan sebuah acara mencuci tikar masjid bersama. Tikar tersebut dicuci di sebuah saluran irigasi. Tikar tersebut dicuci dengan sabun cuci seadanya.
-
Apa makna tradisi Nyambat di Betawi? Namun tradisi Nyambat yang dimiliki warga Betawi bukanlah bentuk ekspresi kekesalan maupun mengeluh, melainkan sebuah aktivitas sosial gotong royong.
-
Bagaimana tradisi kupatan di Serang dilakukan? Ketupat kemudian dibelah dan dibagikan kepada warga yang sudah hadir di dalam masjid. Masyarakat akan bersama-sama memakan sajian tersebut untuk memeriahkan peringatan Isra Miraj, sekaligus merekatkan tali silaturahmi antar warga.
-
Apa tradisi khas Kampung Yudha Asri? Jika selama ini Banten terkenal dengan desa budaya di Baduy, mungkin bisa bergeser sedikit ke Kampung Seni Yudha Asri di Kabupaten Serang. Di lokasi yang masuk Desa Mander, Kecamatan Bandung ini warganya kompak menjaga alam dan melestarikan kebudayaan leluhur. Ini tercermin dari mudahnya menemukan ikon-ikon khas adat Sunda seperti pertunjukan seni musik angklung, rampak bedug sampai tradisi ngaruwat bumi yang diturunkan ke generasi muda.
-
Dimana tradisi kupatan dilakukan di Serang? Mengutip kanal YouTube Jaman Bengen, tradisi Rajaban atau kupatan ini menjadi acara yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat di wilayah Serang dan sekitarnya.
-
Apa yang menjadi ciri khas ritual Idulfitri di komunitas Islam Aboge? Sama seperti komunitas Islam Aboge di Cikakak, komunitas Adat Banokeling di Desa Pakuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas juga melaksanakan Lebaran lebih lambat dari ketetapan pemerintah.
Seusai didoakan, sebanyak lima ton kue apem disebar oleh Pengelola Pelestari Peninggalan Ki Ageng Gribig dari dua bangunan menara.
Sementara di bawah masyarakat yang telah menunggu sejak pagi saling berebut untuk mendapatkannya.
Mereka rela menunggu karena percaya akan mendapat berkah dari tiap kue apem yang mereka dapatkan. Tradisi itu dikenal dengan nama Yaa Qowiyyu.
Mengutip ANTARA, tradisi menyebar apem Yaa Qowiyyu telah diwariskan secara turun-temurun di tengah masyarakat Jatinom, Klaten. Tradisi itu dilestarikan untuk mengenang penyebar agama Islam di Jatinom, Ki Ageng Gribig.
Prosesi penyebaran itu diawali dengan kirab gunungan apem mengelilingi desa dan berhenti di Masjid Besar Jatinom. Gunungan itu ditaruh semalam di Masjid Besar Jatinom sebelum keesokan harinya disebar pada masyarakat.
Menurut sejarah, tradisi itu muncul pertama kali saat Ki Ageng Gribig baru pulang dari Makkah usai melaksanakan ibadah haji. Saat itu ia membawa kue apem sebagai oleh-oleh untuk anak, cucu, warga, dan juga pengikutnya.
Sebutan Yaa Qowwiyu berasal dari penggalan doa Yaa qowiyyu, Yaa Aziz qowina wal muslimin, Ya qowiyyu warsuqna wal muslimin, yang artinya Ya Tuhan, berikanlah kekuatan kepada kita segenap kaum muslimin.
Ajang Perpisahan Ganjar Pranowo
Pada Jumat (1/9), pelaksanaan tradisi apem Yaa Qowwiyu terasa spesial karena dihadiri oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Lebih spesial lagi, momen itu dimanfaatkan Ganjar untuk menyampaikan salam perpisahan.
Ganjar mengaku senang melihat keceriaan warga menyambut tradisi itu. Di hadapan ribuan warga, ia menyampaikan terima kasih atas dukungan dan kerja sama yang terjalin selama ini.
“Saya juga mohon maaf jika ada yang kurang berkenan di hati bapak ibu sekalian. Saya nderek pamit, karena besok tanggal 5 September sudah pensiun. Saya tidak tahu apakah tahun depan diundang lagi untuk acara ini,”
kata Ganjar, mengutip Jatengprov.go.id pada Jumat (1/9).
merdeka.com