Mengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran
Semua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Semua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Mengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran
Salah satu bukti kekompakan warga Dusun Kepuhbener, Desa Kedungrejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk tampak dalam pelaksanaan tradisi Gunungan Ketupat.
-
Apa makna ketupat di Lebaran? Dalam tradisi Jawa, ketupat berasal dari kata kupat yang punya beberapa makna, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (4 tindakan).
-
Kenapa orang makan ketupat saat Lebaran? Namun, menurut Khoirul, di era modern ini banyak makanan tradisional mengalami modifikasi untuk alasan kesehatan. 'Tapi, bukan berarti kita melarang orang makan ketupat dan menggantinya dengan oat. Tradisi adalah identitas yang tidak bisa dihilangkan begitu saja,' tegasnya.
-
Gimana ketupat bisa jadi simbol Lebaran? Dalam tradisi Jawa, ketupat berasal dari kata kupat yang punya beberapa makna, yaitu ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (4 tindakan). 4 tindakan yang dimaksud juga berhubungan dengan nilai-nilai Islam, lho.
-
Kenapa ketupat jadi simbol Lebaran? Pemilihan ketupat nggak dilakukan dengan sembarangan. Makanan ini dinilai punya makna filosofis yang cocok dengan momen Lebaran.
-
Kapan Lebaran Ketupat dirayakan? Lebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal, dan ditandai dengan memakan ketupat.
-
Siapa yang kenalkan ketupat di Lebaran? Sosok yang memperkenalkan ketupat pertama kalinya adalah Sunan Kalijaga.
Sejarah
Mengutip situs NU Jatim, tradisi Gunungan Ketupat bermula saat masing-masing warga membuat ketupat namun hanya dibagikan sendiri.
Hal ini membuat tokoh agama dan masyarakat sepakat agar warga mengumpulkan ketupat buatannya menjadi satu. Selanjutnya, kupat yang dikumpulan ini ditradisikan menjadi gunungan ketupat.
Pertama Kali Digelar pada 2017
Tradisi Gunungan Ketupat pertama kali dilaksanakan pada tahun 2017 silam. Pada 2024, tradisi yang digelar setiap tahun untuk memeriahkan lebaran ketupat ini sudah memasuki pelaksanaan ke delapan.
Pelaksanaan Tradisi Gunungan Ketupat
Kirab Gunungan Ketupat dimulai pukul 06.00 WIB. Mengutip situs NU Nganjuk, gunungan yang terdiri dari ribuan ketupat dan lauk diarak dari musala menuju Masjid Al Huda Kepuhbener.
Sesampainya di Masjid Al-Huda, gunungan ketupat ini didoakan dan dibagikan ke semua pengunjung. Tradisi ini biasanya dihadiri ratusan orang, termasuk Muspika, kepala desa, dan tokoh masyarakat setempat.
Tradisi Gunungan Ketupat dilaksanakan sepekan setelah Idulfitri. Sebelumnya, umat Islam melaksanakan puasa sunah Syawal selama enam hari. Tradisi ini adalah bentuk perayaan setelah menjalankan puasa enam hari.
Tujuan Tradisi Gunungan Ketupat
Tradisi Gunungan Ketupat bertujuan untuk melestarikan tradisi Jawa Islam, yaitu tradisi sedekahan dan mencintai selawat dengan guyub rukun antar warga.
Filosofi
Ketupat merupakan simbol pengakuan atas kesalahan yang telah dilakukan seseorang kepada Allah SWT dan sesama manusia.
Ketupat menjadi simbol maaf bagi masyarakat Jawa. Oleh karena itu, hari raya Idulfitri dan lebaran ketupat identik dengan makanan tersebut.
Lebaran ketupat yang disemarakkan dengan arak-arakan Gunungan Ketupat di Kabupaten Nganjuk menjadi simbol kebersamaan dan lambang kasih sayang.