Mengenal Tradisi Nganggung, Bentuk Gotong Royong Masyarakat Bangka Belitung
Biasanya, tradisi ini dilaksanakan ketika hari besar Islam yaitu Idulfitri, Maulid Nabi, dan juga Iduladha.
Biasanya, tradisi ini dilaksanakan ketika hari besar Islam yaitu Idulfitri, Maulid Nabi, dan juga Iduladha.
Mengenal Tradisi Nganggung, Bentuk Gotong Royong Masyarakat Bangka Belitung
Sikap gotong royong yang terjalin di setiap masyarakat perdesaan dibangun dengan berbagai cara. Beberapa di antaranya sudah menjadi bagian dari budaya yang dilaksanakan rutin setiap tahun. Hal serupa juga dilakukan oleh masyarakat di Bangka Belitung.
-
Apa itu Tradisi Ngabungbang? Ngabungbang adalah ritual nyari sapeupeuting yang secara makna dalam bahasa Indonesia yaitu bergabung semalaman.
-
Dimana Tradisi Ngabungbang dilakukan? Tradisi ini dilakukan pada 14 Rabiul Awal di tempat-tempat keramat yang dianggap suci.
-
Kenapa Tradisi Ngabungbang dilakukan? Tujuannya tak dan lain dan tak bukan adalah bermunajat hanya kepada Allah SWT untuk memohon ampunan dan bertobat dari segala kesalahan yang telah diperbuat.
-
Siapa yang membentuk Adat Ketumanggungan? Suku ini merupakan salah satu marga etnis Minangkabau yang masih berkerabat dengan Suku Koto yang membentuk Adat Katumanggungan.
-
Bagaimana masyarakat Batak Angkola saling membantu dalam tradisi Marpege-pege? Dalam upacara perkawinan Batak Angkola, setiap mempelai laki-laki wajib memberikan mahar yang menjadi alat yang dibayarkan kepada pihak keluarga perempuan yang akan dinikahi.
-
Apa ritual adat Seblang Bakungan? Seblang Bakungan dikenal sebagai ritual tarian yang dibawakan oleh wanita berumur dalam kondisi trans atau kehilangan kesadaran.
Tradisi gotong royong ala masyarakat Bangka Belitung ini bernama Nganggung. Biasanya, tradisi ini dilaksanakan ketika hari besar Islam yaitu Idulfitri, Maulid Nabi, dan juga Iduladha.
Tradisi ini merupakan bentuk sikap gotong royong yang bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi.
Seperti apa tradisi Nganggung dalam masyarakat di Bangka Belitung? Simak ulasannya yang dirangkum dari beberapa sumber berikut ini.
Arti Nganggung
Melansir dari situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id dan sumber lainnya, Nganggung merupakan tradisi membawa makanan dari masing-masing rumah penduduk menuju sebuah tempat pertemuan yang besar.
Makanan yang dibawa dari masing-masing rumah ini bermacam-macam jenisnya, mulai dari hidangan pembuka, sampai hidangan penutup pun tersaji di tradisi Nganggung ini.
Lazimnya, tradisi ini dilaksanakan di sebuah masjid, surau, bahkan lapangan setelah melaksanakan ibadah pada hari-hari besar Islam.
Nganggung juga disebut 'Sepintu Sedulang' yang berarti satu rumah atau satu pintu yang membawa Sedulang. 'Dulang' itu sendiri semacam wadah makanan berbahan seng atau kuningan yang diisi berbagai lauk pauk, kue, hingga buah-buahan
Kemudian, wadah makanan tersebut ditutup menggunakan tudung saji berwarna merah.
Dalam bahasa Melayu Bangka, Nganggung berarti membawa sesuatu dengan jumlah banyak.
Semangat Gotong Royong
Pelaksanaan Nganggung tak jauh berbeda dengan hajatan yang umumnya dijumpai di berbagai kota. Hanya saja, tradisi ini lebih mengedepankan rasa saling membantu atau gotong royong sesama warga.
Acara yang sudah ditunggu-tunggu masyarakat Bangka Belitung setiap tahunnya ini pasti berjalan dengan meriah dan banyak makanan yang tersaji menggunakan 'Dulang' yang berjejer memanjang.
Melalui Nganggong ini, rasa saling membantu begitu terasa. Bahkan, dengan tradisi ini bisa menjalin tali silaturahmi.