10 Makanan Khas saat Maulid Nabi: Tradisi Kuliner yang Tetap Dipertahankan Hingga Kini
Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Indonesia selalu memiliki banyak tradisi berbeda di setiap kota. Banyak kegiatan dilakukan untuk mendapat berkah.
10 Makanan Khas saat Maulid Nabi, Tradisi Kuliner yang Tetap Dipertahankan Hingga Kini
Setiap tahun, umat Muslim di seluruh Indonesia merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan penuh sukacita. Salah satu aspek yang tak terpisahkan dari perayaan ini adalah hidangan makanan khas yang bervariasi dari berbagai daerah.
Indonesia adalah negara yang kaya akan tradisi dan kebudayaan, dan salah satu momen penting dalam kalender keagamaan Islam adalah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Berikut adalah 10 makanan khas yang tetap dipertahankan dalam tradisi kuliner Maulid Nabi:
Dalam perayaan Maulid Nabi, masyarakat Aceh mempersembahkan Kuah Beulangong. Kuah beulangong adalah kari kambing khas Aceh yang disajikan dalam perayaan-perayaan besar, termasuk Maulid Nabi.
1. Kuah Beulangong: Kelezatan Kari Kambing Aceh
Kuah beulangong terbuat dari campuran daging kambing, nangka muda, dan rempah-rempah yang menggugah selera. Biasanya, hidangan ini dimasak dalam kuali besar yang disebut "beulangong" atau "belanga." Tradisionalnya, hidangan ini dipersiapkan oleh para lelaki yang merupakan tokoh masyarakat.
Ketupat Sumpil merupakan hidangan khas perayaan Maulid Nabi di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Ketupat sumpil terbuat dari beras yang dibungkus dengan daun bambu dalam bentuk limas segitiga.
2. Ketupat Sumpil: Simbolisasi Hubungan dengan Allah dan Sesama Manusia
Hidangan ini biasanya disantap dengan sambal kelapa. Selain sebagai hidangan, ketupat sumpil juga memiliki makna simbolis dalam Islam. Bentuknya yang menyerupai segitiga menggambarkan hubungan antara manusia dengan Allah (habluminallah) dan sesama manusia (habluminannas).
Ampyang Maulid adalah hidangan khas perayaan Maulid Nabi yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Hidangan ini terdiri dari nasi kepel yang dibungkus dengan daun jati dan disusun seperti gunung. Ampyang maulid sering memiliki tinggi mencapai 1,5 meter dan dihias dengan buah-buahan serta sayuran. Sebelum dibagikan kepada masyarakat, hidangan ini didoakan oleh para tokoh agama Islam.
3. Ampyang Maulid: Makanan Simbolis dengan Makna Khusus
4. Nasi Kebuli khas Betawi: Tradisi Timur Tengah di Indonesia
Meskipun Nasi Kebuli dikenal sebagai hidangan khas Timur Tengah, varian Nasi Kebuli khas Betawi telah menjadi bagian dari tradisi Maulid Nabi di Indonesia. Hidangan ini terbuat dari nasi yang gurih dan umumnya disajikan dalam jumlah besar untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat. Nasi kebuli seringkali menjadi sajian spesial saat perayaan Maulid Nabi atau acara besar lainnya.
Di Pacitan, Jawa Timur, masyarakat merayakan Maulid Nabi dengan menyajikan Nasi Suci Ulam Sari. Hidangan ini memiliki bentuk seperti tumpeng dan dihias dengan berbagai macam sayuran dan pelengkap lainnya. Nasi yang digunakan adalah nasi uduk, dan di bagian atasnya diletakkan seekor ayam yang telah diolah, yang disebut ayam ingkung. Hidangan ini memiliki makna simbolis sebagai permohonan agar dijauhkan dari masalah dan diberkahi oleh Tuhan.
5. Nasi Suci Ulam Sari: Permohonan dan Berkah dari Tuhan
Nasi Tumpeng adalah hidangan khas perayaan Maulid Nabi yang tidak boleh terlewatkan. Hidangan ini telah menjadi tradisi dalam perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW. Tumpeng Rasulan adalah salah satu jenis nasi tumpeng yang khusus dibuat untuk perayaan Maulid Nabi. Hidangan ini disajikan dengan bumbu gurih dan lauk seperti ayam ingkung, lalapan, rambak, dan kedelai hitam yang digoreng.
6. Nasi Tumpeng: Tradisi Tak Lengkap Tanpa Ini
7. Endog-Endogan: Tradisi Arak-arakan Keliling Kota
Endog-Endogan adalah tradisi yang juga menjadi makanan khas perayaan Maulid Nabi di Banyuwangi.
Hidangan ini terdiri dari telur yang direbus dan ditusuk dengan bambu kecil, kemudian dihias dengan kembang kertas yang disebut kembang endog. Telur ini kemudian diarak keliling kota dengan iringan musik tradisional dan dibagikan kepada masyarakat setelah pengajian. Telur ini memiliki makna simbolis dalam Islam, dengan kulit telur melambangkan keislaman, putih telur melambangkan keimanan, dan kuning telur melambangkan keikhlasan.
8. Telur Male: Telur yang Unik dari Kendari, Sulawesi Tenggara
Telur Male adalah hidangan unik yang sering disajikan dalam perayaan Maulid Nabi di Kendari, Sulawesi Tenggara. Telur ini dihias dengan berbagai warna dan digantung di batang pisang sebelum diarak dan dibagikan kepada warga.
Masyarakat Gorontalo menyajikan kue kolombengi dan wapili sebagai hiasan tolangga atau usungan dalam perayaan Maulid Nabi. Kue kolombengi terbuat dari telur dan tepung terigu, sementara kue wapili mirip dengan waffle dan terbuat dari tepung beras, gula merah, telur, dan santan. Kedua jenis kue ini menghiasi tolangga yang terbuat dari kayu atau rotan.
9. Kue Kolombengi dan Wapili: Kue Tradisional dalam Usungan Tolangan
10. Wadai Kararaban: Kelezatan Manis Gurih dari Kalimantan Selatan
Hidangan ini terbuat dari gula merah dan santan kelapa, memberikan rasa manis gurih yang khas. Meskipun namanya terkait dengan "kararaban," yang adalah selaput kotoran seperti sarang laba-laba dan debu, hidangan ini memiliki cita rasa yang lezat dan merupakan bagian penting dari tradisi kuliner Maulid Nabi di daerah tersebut.
Wadai kararaban adalah hidangan yang umumnya ditemukan di Kalimantan Selatan, terutama di daerah Hulu Sungai Tengah, selama perayaan Maulid Nabi.
Dalam peringatan Maulid Nabi, Indonesia tidak hanya merayakan sejarah dan agama, tetapi juga kekayaan kuliner yang bervariasi dari daerah ke daerah. Makanan-makanan khas ini membantu memperkaya perayaan dan mengingatkan kita akan pentingnya tradisi dan keragaman budaya dalam masyarakat Indonesia.
Makanan khas Maulid Nabi ini adalah salah satu cara bagi umat Muslim Indonesia untuk menghormati tradisi dengan yang terbaik.