Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rayakan Idulfitri Sehari Lebih Lambat, Begini Ritual Lebaran Masyarakat Islam Aboge di Banyumas

Rayakan Idulfitri Sehari Lebih Lambat, Begini Ritual Lebaran Masyarakat Islam Aboge di Banyumas

Rayakan Idulfitri Sehari Lebih Lambat, Begini Ritual Lebaran Masyarakat Islam Aboge di Banyumas

Perbedaan hari Lebaran tidak pernah mereka permasalahkan.

Foto: Liputan6.com

Berbeda dari umat muslim pada umumnya, biasanya ribuan penganut Islam Aboge yang tersebar di Kabupaten Banyumas dan Cilacap baru merayakan Lebaran sehari lebih lambat dari ketetapan pemerintah.

Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah, apakah ritual Lebaran Islam Aboge juga berbeda dari ritual umat muslim lainnya?

Rayakan Idulfitri Sehari Lebih Lambat, Begini Ritual Lebaran Masyarakat Islam Aboge di Banyumas

Salah satu komunitas Islam Aboge terdapat di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas. Penduduk di sana jumlahnya mencapai 5.000 jiwa dan mayoritas merupakan penganut Islam Aboge.

Di sana terdapat sebuah masjid kuno bernama Masjid Saka Tunggal. Di masjid itu, ibadah salat ied biasanya diikuti sekitar 500 orang. Jumlah itu merupakan kapasitas maksimal masjid hingga serambi dan pelatarannya.

Rayakan Idulfitri Sehari Lebih Lambat, Begini Ritual Lebaran Masyarakat Islam Aboge di Banyumas

Pada saat Salat Idulfitri ini pengeras suara masjid digunakan. Dalam setahun, pengeras suara di masjid itu hanya digunakan dua kali, yaitu pada saat Idulfitri dan Iduladha.

“Ya tidak ada maksud lain. Tidak juga anti pengeras suara. Cuma mempertimbangkan manfaatnya saja. Kalau jemaahnya sedikit kan tidak perlu pengeras suara,” kata Sulam, Imam Masjid Saka Tunggal sekaligus juru kunci generasi ke-12 masjid tersebut, dikutip dari Liputan6.com pada 6 Juni 2019 silam.

Sulam mengatakan tidak ada perbedaan berarti antara ritual Lebaran Islam Aboge dan Islam lainnya. Usai salat ied, jemaah akan saling bersalam-salaman.

Setelah itu, masyarakat akan berkunjung ke rumah tetangga. Lazimnya, warga yang lebih muda bersilaturahmi kepada warga yang usianya lebih tua.

Sama seperti komunitas Islam Aboge di Cikakak, komunitas Adat Banokeling di Desa Pakuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas juga melaksanakan Lebaran lebih lambat dari ketetapan pemerintah.

Juru bicara Komunitas Adat Banokeling, Sumitro, mengatakan bahwa masyarakat adat menggunakan kalender Alif Rebo Wage atau Aboge untuk menentukan jatuhnya hari besar Islam.

Dilansir dari Liputan6.com, dalam Almanak Aboge, rumus untuk menentukan jatuhnya 1 Syawal adalah Waljiro atau Syawal Siji Loro.

Satu Syawal akan tiba pada hari pertama atau hari yang sama dengan 1 Muharam. Bila 1 Muharam jatuh pada hari Kamis, maka 1 Syawal atau hari Lebaran juga jatuh pada hari Kamis.

Rayakan Idulfitri Sehari Lebih Lambat, Begini Ritual Lebaran Masyarakat Islam Aboge di Banyumas

Sementara di tahun itu, jika hari pasaran keduanya Pahing berarti hari Lebaran juga jatuh pada hari pasaran Pahing. Dengan kata lain, 1 Syawal akan jatuh pada hari Kamis Pahing.

Sama halnya dengan di Desa Cikakak, tradisi lebaran di komunitas Banokeling juga tak ada beda dengan umat Islam pada umumnya.

Di Desa Pakuncen sendiri, ada komunitas Islam yang mengikuti Lebaran seperti umat Islam pada umumnya.

Namun perbedaan hari lebaran tidak pernah mereka permasalahkan. Bagi Sumitro, perbedaan itu sudah biasa dan menjadi kekayaan tradisi masyarakat Pekuncen.

Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas
Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas

Pada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.

Baca Selengkapnya
Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa
Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa

Lebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.

Baca Selengkapnya
80 Ucapan Idulfitri 2024, Rayakan Lebaran dengan Lebih Berkesan
80 Ucapan Idulfitri 2024, Rayakan Lebaran dengan Lebih Berkesan

Ucapan Idulfitri merupakan bagian tak terpisahkan dari perayaan Hari Raya Muslim yang penuh makna.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Lestarikan Budaya Leluhur, Masjid Tua di Banyumas Ini Ternyata Punya Tradisi Unik saat Ramadan
Lestarikan Budaya Leluhur, Masjid Tua di Banyumas Ini Ternyata Punya Tradisi Unik saat Ramadan

Saat dzikir, mereka mematikan lampu masjid agar prosesi ibadah itu berjalan lebih khusyuk

Baca Selengkapnya
Keseruan Warga Jateng Rayakan Lebaran 2024, Bagi-Bagi Ketupat Berisi Taoge hingga Lebaran Sapi
Keseruan Warga Jateng Rayakan Lebaran 2024, Bagi-Bagi Ketupat Berisi Taoge hingga Lebaran Sapi

Masyarakat Jawa Tengah punya beragam cara merayakan Lebaran

Baca Selengkapnya
Kemenag Tetapkan Lebaran Idulfitri Rabu 10 April 2024
Kemenag Tetapkan Lebaran Idulfitri Rabu 10 April 2024

Penetapan hari Lebaran ini berdasarkan sidang isbat penentuan awal Syawal 1445 Hijriah yang dipimpin langsung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Muslim di Leihitu Laksanakan Salat Idulfitri 2024 Hari Ini
Masyarakat Muslim di Leihitu Laksanakan Salat Idulfitri 2024 Hari Ini

Penetapan 1 Ramadhan 1445 hijriah berdasarkan perhitungan/hisab dengan menggunakan kalender tua.

Baca Selengkapnya
Rayakan Lebaran Hari Ini, Begini Potret Jemaah Aolia Gunungkidul Laksanakan Salat Idulfitri Lebih Awal
Rayakan Lebaran Hari Ini, Begini Potret Jemaah Aolia Gunungkidul Laksanakan Salat Idulfitri Lebih Awal

Jemaah Aolia lebaran hari ini pada Jumat (5/4). Mereka telah menjalani salat Ied.

Baca Selengkapnya
Penjelasan BRIN Alasan Terjadinya Perbedaan Awal Puasa dan Persamaan Lebaran
Penjelasan BRIN Alasan Terjadinya Perbedaan Awal Puasa dan Persamaan Lebaran

kriteria hilal yang secara resmi diadopsi pemerintah Indonesia dan ormas-ormas Islam adalah tinggi minimal 3 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya