5 Tradisi Menyambut 10 Muharram di Indonesia, Mulai dari Arak-Arakan hingga Makan Bubur Bareng
Bagi umat Islam, tanggal 10 Muharram dianggap sebagai hari spesial. Banyak peristiwa besar yang terjadi pada tanggal itu.
Bagi umat Islam, tanggal 10 Muharram dianggap sebagai hari spesial. Banyak peristiwa besar yang terjadi pada tanggal itu.
5 Tradisi Menyambut 10 Muharram di Indonesia, Mulai dari Arak-Arakan hingga Makan Bubur Bareng
Walaupun bukan menjadi hari besar, tanggal 10 Muharram memiliki arti tersendiri bagi umat muslim. Berbagai peristiwa besar dalam sejarah Islam terjadi pada tanggal 10 Muharram antara lain terdamparnya kapal Nabi Nuh AS setelah peristiwa banjir besar, peristiwa terbelahnya Laut Merah dalam kisah Nabi Musa AS, selamatnya Nabi Ibrahim dari api, hingga terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husain, di Karbala.
-
Apa saja amalan di 10 Muharram? Perbanyak ibadah dan amalan di 10 Muharram untuk tingkatkan iman dan pahala. 10 Muharram adalah hari ke 10 dalam kalender Hijriyah. Pada tahun 2023 ini, 1 Hijriah jatuh pada tanggal 19 Juli menurut penanggalan Masehi. Hal ini menjadikan 10 Muharram akan tiba pada 28 Juli 2023 nanti.
-
Bagaimana cara berpuasa 10 Muharram? Niat puasa 10 Muharram dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawal (matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh.
-
Bagaimana puasa 10 Muharram? Rasulullah SAW bersabda: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “ أفضل الصيام بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ “. Artinya: Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadan adalah puasa di bulan Muharram, dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam.“ (HR Muslim)
-
Apa yang bisa dilakukan di 10 Muharram? Lalu, amalan apa saja yang bisa dilakukan? Simak ulasan selengkapnya dilansir dari laman NU Online dan berbagai sumber: Puasa Ibadah puasa yang dilaksanakan di bulan Muharram memiliki keistimewaan di bawah satu tingkat puasa wajib Ramadhan. Salah satunya yang bisa dilaksanakan adalah puasa 10 Muharram.
-
Mengapa umat Muslim dianjurkan puasa 10 Muharram? Banyak sekali keutamaan yang didapatkan umat Muslim jika mau menjalankan puasa 10 Muharram atau puasa Asyura. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis, artinya: “Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab:’Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat.“ (HR Muslim)
-
Bagaimana cara merayakan 1 Muharram? Dalam semangat menyambut 1 Muharram, berbagai kegiatan keagamaan dan sosial diadakan untuk mempererat tali silaturahmi serta meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
Maka tak heran, sepuluh hari setelah peringatan Tahun Baru Islam, beberapa umat muslim di Indonesia memperingati tanggal 10 Muharram yang dianggap sebagai hari yang perlu dimuliakan. Lantas seperti apa peringatan 10 Muharram di berbagai daerah? Berikut selengkapnya:
1. Upacara Tabot
Dikutip dari Kemdikbud.go.id, Upacara Tabot merupakan tradisi masyarakat di Bengkulu dan pesisir pantai Sumatera Barat dalam menyambut 10 Muharram. Orang Minang biasanya menyebut upacara ini dengan sebutan “Tabuik” yang dapat diartikan sebagai peti kayu yang dilapisi emas.
Sementara masyarakat di Pariaman mengartikan Tabuik sebagai keranda yang diibaratkan sebagai usungan mayat Husein Bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW yang tewas dalam sebuah pertempuran di Karbala.
Keranda itu dihias sedemikian rupa dan kemudian diarak. Setelah arakan itu selesai, Tabuik dibawa ke pinggir pantai sambil diiringi teriakan “Hayya Husain, Hayya Husain” lalu dibuang ke laut.
2. Pasar Murah
Tanggal 10 Muharram merupakan hari yang spesial bagi masyarakat Desa Cangadi, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Pada hari itu, salah seorang pengusaha bernama Hj. Ruhana Wajing menggelar pasar murah di halaman masjid besar Miftahunnajah Cangadi.
Pasar murah itu diserbu masyarakat setempat yang mayoritas berasal dari Suku Bugis. Bagi masyarakat Bugis, berbelanja pada tanggal 10 Muharram atau yang lebih dikenal dengan nama Hari Asyura merupakan sebuah sunnah yang dikenal dengan nama "Mappasagena”.
Mereka meyakini bahwa perkakas yang dibeli pada Hari Asyura adalah sebuah wadah dengan harapan bisa mendatangkan rejeki.
3. Lebaran Anak-Anak Yatim
Bagi warga Kota Palembang, Tanggal 10 Muharram atau Hari Asyura dimaknai sebagai Lebaran Anak-Anak Yatim. Pada hari itu, mereka merayakannya dengan ikut memeriahkan pembagian Bubur Suro.
Bubur yang dibagikan kaya dengan rasa rempah karena dibuat dengan bahan-bahan pembuatan sop seperti bawang putih, bawang merah, lada, pala, ketumbar, cengkeh, kayumanis, dan berbagai bumbu lainnya.
Pembuatan bubur itu dilakukan di rumah salah seorang tokoh masyarakat bernama Alm. Ustad Taufiq Hasnuri. Masyarakat begitu antusias mengikuti pembagian bubur tersebut.
Biasanya ada 3.000 warga lebih yang mengantre di rumah perkampungan keturunan Arab. Mereka membawa wadah dari rumah dengan jumlah yang tidak dibatasi.
4. Makan Ambengan
Di Pedukuhan Sungapan, Kalurahan Argodadi, Sedayu, Bantul, tradisi peringatan 10 Muharram dilakukan dengan memberikan santunan kepada anak yatim dan doa bersama.
Pada momen itu, warga akan membawakan ambengan atau nasi disertai lauk-pauk yang ditempatkan ke dalam baskom atau besek. Ambegan itu kemudian didoakan dan dimakan bersama.
5. Tradisi 10 Muharam di Kalimantan
Masyarakat di Kalimantan punya cara tersendiri dalam merayakan Hari Asyura. Di Banjarmasin misalnya, mereka mengadakan acara masak bersama sebuah makanan yang dinamakan Bubur Asyura. Dalam memasak makanan itu, ada 41 bahan yang wajib dicampur saat memasak seperti sayuran, kacang-kacangan, dan lainnya.
Berbeda dengan masyarakat di Pulau Nunukan, Kalimantan Utara. Mereka merayakan Hari Asyura dengan membeli peralatan dapur dan rumah.
Pada hari itu, para pedagang peralatan pecah belah dan alat dapur akan membuka pasar dadakan bahkan hingga menutup separuh jalan dengan tenda mereka.