Mengenal Tradisi Malam Satu Suro di Cirebon, Dinantikan Masyarakat karena Ini
Ada sejumlah alasan orang-orang di Cirebon menantikan dan merasa bergembira di tanggal tersebut.
Ada sejumlah alasan orang-orang di Cirebon menantikan dan merasa bergembira di tanggal tersebut.
Mengenal Tradisi Malam Satu Suro di Cirebon, Dinantikan Masyarakat karena Ini
Selama ini, malam satu suro selalu identik dengan suasana mistis.
Kabarnya di hari itu, jin dan roh leluhur akan bangkit di dunia dan berkeliling sehingga cukup ditakutkan oleh segenap masyarakat.
Namun, hal berbeda justru terjadi di Cirebon karena setiap tahunnya peringatan 1 Muharam dalam kalender Islam itu dianggap baik.
-
Di mana tradisi Malam 1 Suro dirayakan? Seperti yang telah disebut sebelumnya, sejarah malam 1 Suro saat ini tak bisa lepas dari tradisi perayaan yang dilakukan oleh keraton. Yang paling terkenal adalah perayaan malam 1 Suro oleh Keraton Ngayogyakarta dan Keraton Surakarta.
-
Dimana ritual malam 1 suro? Lokasi ini disebut memilki nilai sisi spiritual kuat.
-
Bagaimana ritual malam 1 suro? Cara yang biasa digunakan masyarakat Jawa untuk berintrospeksi dengan lelaku, yaitu mengendalikan hawa nafsu.
-
Apa yang dirayakan di malam 1 suro? Malam 1 Suro jadi momentum bagi sejumlah warga untuk melakukan ritual di lokasi-lokasi tertentu.
-
Apa makna malam 1 suro bagi masyarakat Jawa? 'Sumangga kita tansah manekung memuji asmaning Gusti Kang Maha Suci ing dalu menika, awit dalu menika malem setunggal Sura, malem ingkang suci tumraping tiyang Jawi.' (Mari kita dengan khusyuk menyebut asma Allah di malam ini, malam satu Suro, yaitu malam yang suci bagi masyarakat Jawa)
-
Bagaimana orang Jawa merayakan malam 1 suro? Malam tahun baru Hijriah bukan hanya sekadar menghitung waktu, tetapi juga mengingat sejarah Islam yang kaya dan memikirkan pencapaian spiritual di masa yang akan datang.
Bahkan warga di sekitar keraton selalu menantikan datangnya malam satu suro untuk meramaikannya melalui sejumlah tradisi.
Ada sejumlah alasan orang-orang di Cirebon menantikan dan merasa bergembira di tanggal tersebut. Berikut informasinya.
Pintu Maaf Terbuka di Malam Satu Suro
Mengutip Liputan6, malam satu suro tidak selalu dianggap buruk dan menyeramkan oleh masyarakat di wilayah Cirebon.
(Foto: Malam satu suro di Cirebon/IG Keraton Kacirebonan)
Hal ini didasarkan pada kepercayaan masyarakat setempat bahwa di malam itu keberkahan akan tersedia sangat besar.
Dipercaya jika memohon ampunan di malam satu suro akan dikabulkan karena pintu maaf dari Allah SWT terbuka lebar.
Itulah mengapa para abdi dalem keraton meminta kepada seluruh masyarakat di mana pun berada untuk banyak memohon ampun dan berdoa di hari itu.
Menyantap Bubur Suro
Selain berdoa secara massal di lingkungan keraton, terdapat tradisi yang turut dinantikan oleh segenap masyarakat yakni menyantap bubur suro.
Menurut laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, bubur suro merupakan kudapan yang biasa dihadirkan masyarakat Jawa di malam satu suro.
Panganan ini dibuat dari beras ketan hitam yang dicampur santan kelapa, gula Jawa dan rempah-rempah.
Bagi masyarakat tradisional Cirebon, malam satu suro menjadi momentum untuk bersama-sama menyantap bubur suro di rumah maupun di keraton.
(Foto: Bubur Suro di Cirebon/Liputan6)
Memperkuat Tali Silaturahmi
Selanjutnya, masyarakat Cirebon juga mengadakan acara seperti doa bersama, ziarah kubur, dan saling menyantap kudapan ringan.
Di momen ini mereka akan saling bersilaturahmi, karena sanak saudara dan para tetangga berkumpul.
Selain lebaran, momen ini juga dimanfaatkan oleh warga untuk saling menanyakan kabar sekaligus saling memaafkan kesalahan masing-masing.
Di Cirebon agar malam satu suro semakin meriah juga kerap dadakan pawai obor yang dilakukan oleh para santri dan tokoh agama setempat sembali membaca salawat dan kalam doa.
Hadirkan Wayang Kulit Berusia 500 Tahun
Hal lainnya yang selalu dinanti oleh warga Cirebon dalam tradisi malam satu suro adalah hadirnya wayang kulit berusia 500 tahunan.
Dahulu, wayang ini jadi sarana dakwah untuk mengenalkan agama Islam dengan cara berkesenian agar mengena di hati masyarakat.
Wayang ini dihadirkan untuk dimandikan dengan air doa, sebagai upaya melestarikan peran leluhur.
Biasanya, wayang kulit dimandikan bersamaan dengan peralatan gamelan milik keraton yang diadakan di malam Jumat kliwon.
Mengelilingi Keraton dan Mengarak Tumpeng
Mengutip Instagram Keraton Kacirebonan, alasan lainnya mengapa malam satu suro dinantikan oleh masyarakat Cirebon karena adanya budaya mengelilingi keraton.
Di malam itu, para abdi dalem keraton beserta warga bersama-sama melakukan tradisi mengelilingi keraton sembari mengarak makanan tumpeng beserta lauk pauknya.
Namun dikarenakan acara yang dianggap sakral, maka terdapat sejumlah syarat yang wajib dipenuhi oleh masyarakat seperti menggunakan pakaian adat atau rapi dan sopan, tidak merokok di bangsal keraton dan menyukseskan acara secara khidmat serta santun.
Menurut situs resmi Keraton Kacirebonan, peringatan malam satu suro akan berlangsung pada Senin 8 Juli 2024 mendatang secara terbuka untuk masyarakat umum.