Mengenal Tradisi Ngirab, Perayaan Rebo Wekasan Khas Masyarakat Cirebon
Tradisi ngirab selalu dilaksanakan untuk memperingati hari Rebo Wekasan.
Tradisi ngirab selalu dilaksanakan untuk memperingati hari Rebo Wekasan.
Mengenal Tradisi Ngirab, Perayaan Rebo Wekasan Khas Masyarakat Cirebon
Sudah pernah dengar Rebo Wekasan atau Rabu Wekasan? Tradisi ini sebenarnya telah lama menjadi bagian dari budaya religiositas dari masyarakat di wilayah Pulau Jawa untuk memperingati hari Rabu terakhir di bulan Safar.
-
Apa saja tradisi Rebo Wekasan di berbagai daerah? Misalnya, di Bantul biasanya membuat lemper raksasa untuk dibagikan, di Banyuwangi melakukan tradisi petik laut, atau di Banten yang melaksanakan salat khusus di pagi hari pada Rabu terakhir bulan Safar.
-
Apa saja kegiatan yang dilakukan di tradisi Rebo Wekasan di Tegal? Selain itu, masyarakat banyak yang melaksanakan ritual shalat Rebo Wekasan, mengunjungi sanak saudara, bahkan membuat serangkaian acara selama seharian yang kemudian ditutup dengan pertunjukan wayang, mandi Safar di sungai.
-
Dimana ragam ritual Rabu Wekasan? Misalnya, di Bantul biasanya membuat lemper raksasa untuk dibagikan, di Banyuwangi melakukan tradisi petik laut, atau di Banten yang melaksanakan salat khusus di pagi hari pada Rabu terakhir bulan Safar.
-
Apa makna Rebo Wekasan? Mbah Moen menjelaskan bahwa nama Rebo Wekasan berasal dari bulan Safar, yang dalam bahasa Arab berarti kuning. Menurut pandangan orang Arab, sesuatu yang berwarna kuning dianggap pucat. 'Pucat itu identik dengan kekosongan. Dalam bahasa Arab, kata shifrun berarti kosong. Jadi, bulan Safar seolah-olah menggambarkan bulan yang kosong. Seolah-olah Allah menciptakan bumi pada bulan Safar,' ungkap Mbah Moen.
-
Dimana tradisi Rebo Wekasan di Tegal masih berlangsung? Hingga saat ini, Tradisi Rebo Wekasan di Desa Sitanjung Lebaksiu Tegal masih terus dilaksanakan.
-
Kapan Rebo Wekasan? Rebo Wekasan adalah istilah dalam tradisi Jawa yang merujuk pada hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriyah. 'Rebo' berarti Rabu, sementara 'Wekasan' berasal dari kata 'wekasan' yang berarti akhir.
Tradisi ini banyak dilakukan oleh umat Muslim di berbagai daerah, dengan ciri khasnya masing-masing.
Di Jawa Barat misalnya, tradisi Rebo Wekasan atau Rabu Wekasan dilakukan di beberapa daerah, salah satunya Cirebon. Warga setempat biasanya menyebut acara tersebut dengan nama Ngirab yang jatuh pada hari Rabu tanggal 27 Safar 1445 H, atau 13 September 2023 besok.
Seperti apa tradisinya? Yuk, simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Jadi tradisi bernuansa Islam
Tradisi Rebo Wekasan juga dikenal sebagai upacara dengan nuansa Islam yang kuat.
Pelaksanaannya dilakukan oleh warga dan tokoh agama di masing-masing daerah untuk melaksanakan pembacaan doa-doa.
Doa yang dipanjatkan adalah memohon keselamatan dan kelancaran dari berbagai aktivitas sehari-hari.
Rebo Wekasan di Cirebon
Di Cirebon, Rebo Wekasan atau Rabu Wekasan dilaksanakan dengan kegiatan yang sudah turun-temurun berlangsung bernama Ngirab.
Mengutip beautiful-indonesia.umm.ac.id, upacara ini dilakukan dengan berziarah ke petilasan Sunan Kalijaga oleh masyarakat di wilayah sekitar Sungai Derajat.
Dipercaya, tradisi ini bisa membawa keberkahan dan keselamatan, terutama jika dilakukan di hari Rabu terakhir bulan Safar.
Sejumlah orang biasanya memadati lokasi untuk mengikuti tradisi Rebo Wekasan.
Bersilaturahmi antara warga pesisir dengan warga pegunungan
Mengutip YouTube At Taqwa Media Cirebon, tokoh agama setempat, Ustaz Syaeful Badar menyebut jika Ngirab juga dilakukan oleh masyarakat di pesisir Cirebon atau disebut warga Cirebon Larang.
Mereka akan mengarungi sungai untuk bersilaturahmi dengan warga di Cirebon pegunungan atau biasa disebut Cirebon Girang. Acara dilaksanakan mulai setelah salat subuh.
Setelah silaturahmi, antara warga Cirebon pesisir dan Cirebon pegunungan mereka lantas bersama-sama melanjutkan perjalanan ke sumber air Dukuh Semar untuk menyucikan diri.
Tradisi Rebo Wekasan di Sukabumi
Selain Cirebon, warga di wilayah Situ Gunung, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi juga melaksanakan tradisi Rebo Wekasan.
Acara ini dilangsungkan oleh masyarakat adat Sunda Wiwitan.
Mereka merayakannya dengan berbagai acara kebudayaan Sunda seperti pencak silat, bola seuneu (bola api) dan memainkan musik karinding yang berasal dari bambu.
Acara ditutup dengan memohon doa kepada Tuhan yang maha kuasa agar terhindar dari bala, malapetaka dan kecelakaan.
Setelahnya, warga akan menyucikan diri di sumber air terdekat.
Melaksanakan salat
Selain itu, masyarakat di hampir tiap daerah lain biasanya melaksanakan Rebo Wekasan dengan cara melaksanakan salat sunah.
Biasanya salat sunah didirikan sebanyak 2 rakaat dengan diawali niat sunah mutlak (Ushalli sunnatan rak’atan lillahi ta’ala).
Setelahnya melaksanakan rukun salat seperti biasa dengan membaca surat Al-Fatihah, lalu dilanjut surat Al-Kautsar 17 kali, surat Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas masing-masing satu kali. Kemudian ditutup dengan doa.