Wujud Rasa Syukur, Begini Keseruan Tradisi Rebo Pungkasan di Bantul
Tradisi ini digelar setahun sekali, tepatnya pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar.
Tradisi ini digelar setahun sekali, tepatnya pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.
Wujud Rasa Syukur, Begini Keseruan Tradisi Rebo Pungkasan di Bantul
Rebo Pungkasan merupakan tradisi yang dirayakan pada hari Rabu terakhir bulan Sapar. Tradisi ini jatuh pada tiap malam Rabu 27 Safar 1445 H.
-
Apa saja tradisi Rebo Wekasan di berbagai daerah? Misalnya, di Bantul biasanya membuat lemper raksasa untuk dibagikan, di Banyuwangi melakukan tradisi petik laut, atau di Banten yang melaksanakan salat khusus di pagi hari pada Rabu terakhir bulan Safar.
-
Apa saja kegiatan yang dilakukan di tradisi Rebo Wekasan di Tegal? Selain itu, masyarakat banyak yang melaksanakan ritual shalat Rebo Wekasan, mengunjungi sanak saudara, bahkan membuat serangkaian acara selama seharian yang kemudian ditutup dengan pertunjukan wayang, mandi Safar di sungai.
-
Apa itu Rebo Wekasan? Tradisi ini sebenarnya telah lama menjadi bagian dari budaya religiositas dari masyarakat di wilayah Pulau Jawa untuk memperingati hari Rabu terakhir di bulan Safar.
-
Kapan Rebo Wekasan dirayakan? Tradisi ini banyak dilakukan oleh umat Muslim di berbagai daerah, dengan ciri khasnya masing-masing. Di Jawa Barat misalnya, tradisi Rebo Wekasan atau Rabu Wekasan dilakukan di beberapa daerah, salah satunya Cirebon. Warga setempat biasanya menyebut acara tersebut dengan nama Ngirab yang jatuh pada hari Rabu tanggal 27 Safar 1445 H, atau 13 September 2023 besok.
-
Apa makna Rebo Wekasan? Mbah Moen menjelaskan bahwa nama Rebo Wekasan berasal dari bulan Safar, yang dalam bahasa Arab berarti kuning. Menurut pandangan orang Arab, sesuatu yang berwarna kuning dianggap pucat. 'Pucat itu identik dengan kekosongan. Dalam bahasa Arab, kata shifrun berarti kosong. Jadi, bulan Safar seolah-olah menggambarkan bulan yang kosong. Seolah-olah Allah menciptakan bumi pada bulan Safar,' ungkap Mbah Moen.
-
Dimana tradisi Rebo Wekasan di Tegal masih berlangsung? Hingga saat ini, Tradisi Rebo Wekasan di Desa Sitanjung Lebaksiu Tegal masih terus dilaksanakan.
Tradisi Rebo Pungkasan hingga saat ini masih dilakukan masyarakat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Banten. Umumnya tradisi ini dilakukan dengan menjalani salat dan berdoa. Selain itu ada pula yang menjalani tradisi ini dengan mengadakan selamatan.
Tradisi Rebo Pungkasan juga dilaksanakan di Bantul. Acara tersebut dilaksanakan pada Selasa (12/9) malam bertempat di Pendopo Kalurahan Wonokromo. Tampak dalam acara itu hadir pula Bupati Bantul Abdul Halim Muslih. Dia tampak menaiki andong sambil melambaikan tangan ke penonton.
Tampak dalam video yang dibagikan akun Instagram @pemkabbantul, acara tersebut berlangsung meriah. Berbagai parade dipertontonkan pada masyarakat yang menyaksikan dari pinggir jalan.
Dalam acara itu pula ada lemper raksasa yang dianggap menarik bagi penonton upacara adat. Selain lemper raksasa juga terdapat lemper berukuran normal yang dibagikan untuk khalayak umum.
Seperti diketahui, tradisi Rebo Pungkasan di Kabupaten Bantul sudah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda yang sudah terdaftar di Kemendikbud RI. Oleh karena itu tradisi tersebut terus dilestarikan agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tidak hilang.
Dalam Islam, Rebo Pungkasan dipercaya sebagai hari pertama Nabi Muhammad SAW sakit hingga kemudian meninggal dunia. Adapun manfaat dari tradisi ini adalah sebagai amalan untuk meminta doa kepada Allah SWT agar bisa menjauhkan diri dari segala penyakit dan musibah.
Dilansir dari Liputan6.com, tradisi ini pada awalnya dilaksanakan pada masa dakwah Wali Songo. Pada waktu itu banyak ulama yang mengungkapkan bahwa pada Bulan Safar, Allah SWT menurunkan lebih dari 500 macam penyakit.
Agar terhindar dari penyakit itu, pada ulama melakukan ibadah sebanyak-banyaknya. Mereka berdoa untuk meminta Allah SWT agar menjauhkan diri dari segala penyakit dan musibah yang diturunkan pada hari Rabu terakhir bulan Safar.