Mengenal Bekasem, Olahan Ikan di Dalam Gentong Ala Keraton di Cirebon
Bekasem terus dilestarikan selama bertahun-tahun, dan menjadi salah satu sajian menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Cirebon.
cirebon![Mengenal Bekasem, Olahan Ikan di Dalam Gentong Ala Keraton di Cirebon](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2023/9/7/1694079574320-s431u.jpeg)
Bekasem terus dilestarikan selama bertahun-tahun, dan menjadi salah satu sajian menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Cirebon.
![Mengenal Bekasem, Olahan Ikan di Dalam Gentong Ala Keraton di Cirebon](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/7/1694079188373-fehc8.png)
Mengenal Bekasem, Olahan Ikan di Dalam Gentong Ala Keraton di Cirebon
Keraton di wilayah Cirebon, Jawa Barat, memiliki tradisi mengolah makanan secara tradisional yang hasilnya biasa disebut bekasem.
Ini adalah olahan ikan yang diawetkan menggunakan media gentong.
Bekasem terus dilestarikan selama bertahun-tahun, dan menjadi salah satu acara untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Cirebon.
-
Apa itu tradisi Mudun Lemah di Cirebon? Jika dilihat dari pengertiannya, Mudun Lemah berarti turun tanah. Ini menandai seorang bayi yang sudah mulai beraktivitas secara mandiri mulai dari duduk, merangkak sampai berjalan.
-
Bagaimana tradisi Ngirab di Cirebon dilakukan? Mengutip beautiful-indonesia.umm.ac.id, upacara ini dilakukan dengan berziarah ke petilasan Sunan Kalijaga oleh masyarakat di wilayah sekitar Sungai Derajat.
-
Di mana tradisi Cembengan dilakukan? Tradisi tebu manten atau Cembengan merupakan sebutan yang sering dikatakan oleh masyarakat sekitar Pabrik Gula Madukismo, Bantul, Yogyakarta.
-
Di mana tradisi arak-arakan patung raksasa di Cirebon dirayakan? Di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon misalnya, warga setempat meramaikannya dengan mengarak patung raksasa bergambar macam-macam karakter.
-
Apa yang unik dari tradisi menyambut malam takbiran di Cirebon? Uniknya Cara Warga Cirebon Sambut Malam Takbiran, Arak Patung Raksasa Berhiaskan Lampu dan Bendera Tradisi ini menarik, karena karakter yang diarak merupakan hewan raksasa dan diiringi lampion serta obor bersama gema takbir Ada banyak cara yang dilakukan masyarakat untuk merayakan malam kemenangan.
-
Kapan tradisi pencucian gong Sekati di Keraton Kanoman biasanya diadakan? Keraton Kanoman di Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat, tengah bersiap menyambut puncak Maulid Nabi Muhammad SAW, yang jatuh pada 28 September mendatang.
![Mengawetkan Ikan di Dalam Gentong](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/7/1694079217226-wmtcv.png)
Mengawetkan Ikan di Dalam Gentong
Mengutip Liputan6, bekaseman atau bekasem, mulanya dilakukan dengan cara mencampurkan rempah berupa garam, gula merah, dan nasi putih.
Beberapa jenis ikan yang biasa digunakan untuk bekasem ini antara lain kakap, tenggiri, tongkol, dan ikan berukuran besar lainnya.
Sebelum diawetkan, ikan harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih dan langsung dimasukkan ke dalam gentong.
Terakhir, ikan ditaburi campuran garam, gula merah, dan nasi sebagai pemicu fermentasi.
Didiamkan selama Dua Bulan
Menurut abdi dalem, proses pengawetan ikan ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan di ruangan Pungkuran Dalem Arum Keraton Kasepuhan.
Gentongnya pun tidak bisa sembarangan, dan hanya bisa menggunakan gentong peninggalan istri Sunan Gunung Jati, yakni Putri Ong Tien Nio dari daratan China.
Setelah masa fermentasi berakhir, gentong yang dikedapkan menggunakan kertas tebal yang sudah diberikan abu gosok itu dibuka dan aroma khas ikan langsung menyeruak ke luar.
- Eks Peneliti BRIN Mulai Disidang Kasus Ujaran Kebencian terhadap Muhammadiyah, Didakwa Pasal Berlapis
- Napak Tilas Wali Songo, Cak Imin: Kita Jangan Berantem, Enggak Ada Lagi Cebong-Kampret
- Kisah Menara Air Prujakan, Jadi Ikon Kota Cirebon dan Pernah Berjasa Penuhi Kebutuhan Warga
- Jadi Saksi Kunci, Kakak Ipar Praka RM Hadiri Sidang Pembunuhan Imam Masykur Hari Ini
- Harga Pangan Naik, Jokowi: Patut Kita Syukuri Tidak Drastis, Negara Lain 2 Kali Lipat
- Kuasa Hukum Klaim Umrah SYL Bukan Kepentingan Pribadi, Ada Penandatanganan MoU di Mekkah
![Ikan Dibersihkan dan Dikeringkan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/7/1694079239779-smz1w.png)
Ikan Dibersihkan dan Dikeringkan
Setelah dibuka, ikan tidak bisa langsung dihidangkan dan harus dicuci terlebih dahulu lalu dikeringkan selama satu minggu di bawah terik matahari.
Proses ini juga untuk menghilangkan kandungan air dari proses pengawetan tersebut.
Penjemuran ini merupakan cara agar rasa khas ikannya tetap terjaga saat diolah dan disantap di peringatan Maulid Nabi Muhammad.
Setelah seluruh proses pengawetan selesai, ikan-ikan diolah menjadi ragam masakan, dan disajikan bersama nasi jimat.
Nasi ini sepintas mirip nasi kebuli dengan proses memasak khusus.
Hidangan Kesukaan Wali Songo
Hasil olahan makanan dari bekasem ikan ini kemudian dibagikan kepada masyarakat setelah dihidangkan secara massal.
Proses awal bekaseman dilangsungkan pada tanggal 5 Safar dan dibuka tanggal 5 bulan Mulud.
Konon hidangan ini merupakan kesukaan dari para Wali Songo, karena mengandung ikan laut dan jadi sajian utama upacara panjang jimat.
![Tradisi Panjang Jimat](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2023/9/7/1694079466820-fesss.jpeg)
Tradisi Panjang Jimat
Sementara itu, acara Panjang Jimat sendiri merupakan bagian dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Di setiap pelaksanaannya, seluruh masyarakat se-Cirebon tumpah ruah di tiga keraton yakni Kasepuhan, Kanoman, dan Cirebon.
Gambar: Liputan6
Acara panjang jimat ditandai dengan dibunyikannya sembilan lonceng bernama Gajah Mungkur di depan gerbang keraton.
Setelahnya, para petinggi keraton keluar dari dalam bangunan dan melakukan sungkeman sebagai simbol istikamah.
Kemudian acara dilanjutkan dengan iring-iringan keluarga besar keraton menuju masjid. Di masjid acara dilakukan dengan pembacaan riwayat Nabi, barjanji, kalimat Thoyyibah, sholawat Nabi dan terakhir berdoa bersama sebelum menyantap nasi jimat.