Dianggap Hewan Pembawa Sial, Cecak Justru Jadi Sumber Rezeki Pria Asal Cirebon Ini
China adalah importir besar cecak, tokek, dan spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan berbagai penyakit.
China adalah importir besar cecak, tokek, dan spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan berbagai penyakit.
-
Kenapa orang percaya kejatuhan cicak membawa keberuntungan? Di beberapa budaya, kejatuhan cicak di pundak dianggap sebagai pertanda keberuntungan. Beberapa orang percaya bahwa cicak yang jatuh di pundak adalah sinyal bahwa rezeki akan menghampiri mereka.
-
Kenapa cicak di pundak dianggap keberuntungan? Cicak dianggap sebagai makhluk yang membawa keberuntungan, dan kejatuhan cicak di pundak seseorang diartikan sebagai tanda akan ada rezeki atau keberuntungan yang akan datang.
-
Bagaimana cara orang menghubungkan kejatuhan cicak dengan musibah? Kepercayaan tentang arti kejatuhan cicak di paha sebagai pertanda musibah dari orang lain telah lama diyakini oleh sebagian masyarakat. Dalam kepercayaan ini, lokasi jatuhnya cicak di paha menjadi penunjuk dari siapa yang mengalami musibah tersebut.
-
Dimana kejatuhan cicak dianggap membawa nasib buruk? Khususnya di beberapa budaya Asia Tenggara, kejatuhan cicak di kaki dianggap sebagai pertanda buruk yang dapat berhubungan dengan kerugian finansial, masalah kesehatan, atau kegagalan dalam rencana hidup.
-
Kenapa kotoran cicak diyakini membawa sial? Meskipun hanya sebagai mitos tanpa dasar ilmiah, kepercayaan ini tetap memainkan peran dalam membentuk keyakinan dan sikap masyarakat terhadap kejadian kecil sehari-hari.
-
Di mana cicak jatuh dianggap membawa keberuntungan? Kejatuhan cicak di tangan kanan dianggap membawa keberuntungan dan rezeki, sementara kejatuhan cicak di tangan kiri dianggap sebagai pertanda buruk.
Dianggap Hewan Pembawa Sial, Cecak Justru Jadi Sumber Rezeki Pria Asal Cirebon Ini
Sering ditemukan di sudut-sudut rumah, cecak seringkali dianggap hewan pengganggu yang menjijikan. Namun, pria asal Cirebon, Jawa Barat, Dody Hermawan justru meraup cuan besar dari berburu cecak.
Melansir Channel News Asia, dia menggeluti cecak sejak tahun 2012. Saat itu, sang kakak memintanya mengumpulkan cecak untuk dijual ke eksportir.
Permintaan sang kakak awalnya dianggap aneh, khawatir tidak menghasilkan uang.
Namun saat dia berhasil mengumpulkan sekitar 100 ekor cecak dan menjualnya ke sang kakak, Dody mendapatkan Rp150.000.
Angka yang cukup sebagai pendapatan di desa tempat Dody tinggal.
Dari penjualan pertamanya itu, Dody makin giat berburu.
Dia akhirnya mengetahui, hasil buruannya itu diekspor ke China sebagai bahan baku obat tradisional.
Lambat laun, pendapatan Dody dari berburu cecak mulai diminati warga setempat.
"Perlahan mereka juga ikut bergabung," kata Dody dikutip pada Minggu (16/6).
Sekarang, ujar Dody, puluhan orang dari sekitar 9.000 warga kampungnya ikut berburu dan memproses cecak untuk diekspor.
Menurut ahli herpetologi dan para pemburu, cecak rumah Asia atau Hemidactylus frenatus diyakini masih berlimpah jumlahnya.
Selain cecak, ada jenis kadal lain yang juga digunakan untuk obat tradisional.
Beberapa jenis di antaranya dibatasi penangkapannya oleh pemerintah Indonesia.
Tahun ini, kuota untuk penangkapan cecak rumah Asia sekitar 2,5 juta ekor.
Kuota penangkapan untuk cecak rumah ekor-pipih (Hemidactylus platyurus) juga sekitar 2,5 juta, sementara cecak bercakar-empat (Gehyra mutilata) sekitar 2 juta.
Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Satyawan melanjutkan, tiga spesies cecak tersebut boleh diburu di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta, atau daerah-daerah eksportir hewan.
Dia mengatakan, ada lebih dari lima pemegang izin ekspor yang bekerja sama dengan pengusaha dan pemburu di daerah-daerah tersebut.
"Warga kampung membantu menangkap, mengumpulkan, memilah berdasarkan ukuran, mengeringkan dan akhirnya dikemas," kata Satyawan.
"Aktivitas ini bisa menjadi sumber penghasilan tambahan atau bahkan utama."
KLHK tidak memberikan informasi mengenai kuota ekspor dan volume ekspor dari cecak ini.
Tapi berdasarkan catatan beberapa tahun lalu, jumlah ekspor spesies kadal jenis tertentu, seperti tokek, sudah melampaui batas kuota.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, dari 2013 hingga 2019, ada lebih dari 79,5 juta tokek diekspor dari Indonesia.
Angka ini jauh melampaui batas kuota perburuan yang diperbolehkan ketika itu, jika menilik laporan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan KLHK.
Sementara di periode yang sama, KLHK melaporkan hanya ada sekitar 1,7 juta izin ekspor tokek yang telah dikeluarkan.
Perbedaan angka ini terjadi karena saat itu eksportir tidak perlu memperoleh izin KLHK untuk mengekspor tokek.
Barulah pada 2019, perburuan dan perdagangan tokek dibatasi setelah jenis kadal ini dimasukkan dalam Apendiks II di Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah.
China adalah importir besar tokek, spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan gejala asma, meredakan batuk dan mengobati diabetes serta berbagai penyakit lainnya.