Pemkab Cianjur Siap Pikat Wisatawan dengan Nyalawean, Yuk Kenalan Lebih Dekat dengan Tradisinya
Salah satu keunikan Nyalawean adalah pelaksanaannya yakni setiap tanggal 25 di bulan tertentu kalendrer Islam
Salah satu keunikan Nyalawean adalah pelaksanaannya yakni setiap tanggal 25 di bulan tertentu kalendrer Islam
Pemkab Cianjur Siap Pikat Wisatawan dengan Nyalawean, Yuk Kenalan Lebih Dekat dengan Tradisinya
Wisata masih menjadi andalan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, Jawa Barat, untuk menarik minat kunjungan. Salah satu yang kini tengah disiapkan adalah tradisi Nyalawean sebagai ikon baru kearifan lokal setempat.
Tradisi ini merupakan adat atau kebudayaan dari masyarakat di pesisir pantai selatan Cianjur. Yang unik, acaranya diadakan rutin pada tanggal 25 bulan tertentu dalam kalender Islam. Ini sesuai dengan arti Nyalawean itu sendiri, yakni memperingati tanggal 25 (selawe).
-
Apa yang ditawarkan wisata Cianjur? Dari lereng gunung yang hijau hingga pantai yang mempesona, Cianjur menyimpan berbagai destinasi wisata yang siap memanjakan mata dan jiwa setiap wisatawan.
-
Apa daya tarik utama Pantai Cemara Cipanglay? Deretan pohon cemara serta pasir yang halus jadi daya tarik utama di Pantai Cemara Cipanglay.
-
Dimana wisata Situ Janawi Payung? Situ Janawi Payung merupakan salah satu danau eksotis yang terletak di tengah-tengah hutan yang indah di daerah Payung, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
-
Bagaimana cara menikmati Pantai Cemara Cipanglay? Pengunjung dijamin akan betah berlama-lama, apalagi panoramanya cocok untuk diabadikan melalui jepretan kamera.
-
Apa yang menarik dari wisata di Banyuwangi? Banyuwangi memiliki segudang tempat wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Karena merupakan kebiasaan masyarakat pesisir, maka kegiatannya tak jauh dari menangkap ikan. Namun, ikan yang dicari adalah yang berukuran kecil atau biasa disebut impun.
Saat penyelenggaraannya turut dimeriahkan dengan berbagai acara, dan diikuti oleh banyak orang dari berbagai pelosok Cianjur. Kabarnya, Nyalawean tak sekedar menangkap ikan, dan terdapat pesan di baliknya. Yuk kenalan lebih dekat dengan tradisi tersebut.
Tradisi Turun Temurun Masyarakat Pesisir Cianjur
Dalam laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) disebutkan bahwa, Nyalawean merupakan tradisi turun temurun yang dijalankan ole masyarakat di pesisir Pantai Apra, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Ilustrasi Nyalawean/Merdeka.com
Tradisi tersebut, sarat dengan nuansa tradisional dan memiliki banyak makna bagi kehidupan dan penghidupan karena bisa mengingat cerita kebudayaan leluhur dan meningkatkan rasa syukur atas berkah tangkapan yang didapat.
Alasan impun atau ikan-ikan kecil (bayi) sebagai sasaran tangkapan di acara Nyalawean, karena di tiap tanggal 25 akan banyak ikan impun yang bermigrasi sehingga menambah nilai tangkapan nelayan.
Memohon Keselamatan
Mengutip teknopedia.teknokrat.ac.id, sebelum memulai menangkap ikan lewat Nyalawean, warga setempat akan mengadakan ritual berupa doa-doa dan puji-pujian.
Doa ini sebagai cara untuk memohon keselamatan di hari-hari berikutnya, selama nelayan mencari ikan ke tengah samudera.
Di masa silam, doa-doa maupun lantunan puji-pujian dipersembahkan kepada Nyi Roro Kidul yang merupakan penguasa pantai selatan. Ini sebagai cara warga untuk menghormati, sekaligus dijauhkan dari kemarahannya.
Jadi Tempat Bersilaturahmi
Karena banyaknya orang yang datang, tradisi ini jadi kearifan lokal yang mendatangkan banyak keberkahan.
Warga sekitar akan meraup lebih banyak keuntungan, karena tak sedikit wisatawan yang datang dan berbelanja hasil tangkapan serta hasil kerajinan yang dibuat UMKM setempat.
Selain itu, tradisi Nyalawean juga ditunggu oleh muda-mudi di Kabupaten Cianjur, sebagai ajang untuk mencari jodoh. Bisa dikatakan, tradisi Nyalawean merupakan salah satu pesta nelayan yang hanya ada di Pantai Apra.
Diadakan di Muara Sungai Cisadea
Menurut Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Apra, Kecamatan Sindangbarang, Dodo, tradisi Nyalawean diadakan di muara Sungai Cisadea, tempat ikan-ikan kecil berkumpul.
Dalam satu tahun, pelaksanaannya dilangsungkan sebanyak tiga kali, yakni saat panen raya padi, pasca hujan deras di hulu, dan saat bulan Ramadan.
"Uniknya Nyalawean harus dilakukan pada tanggal 25 pada tiga waktu tersebut, kami belum mengetahui apa alasan pastinya, tapi yang terjadi seperti itu, dimana impun dari laut ke muara hanya ramai saat tertentu," terang Dodo, mengutip ANTARA
Mengolah Ikan Kecil Menjadi Kuliner Khas
Selain itu, tradisi juga ditandai dengan menjual aneka hasil tangkapan laut yang biasanya diburu para wisatawan.
Bahkan, tak jarang ikan kecil impun hasil tangkapan diolah menjadi sajian lezat, dengan harga yang terjangkau bagi wisatawan.
"Ini merupakan kegiatan tradisi dan budaya masyarakat Pantai Selatan yang dapat dikembangkan menjadi daya pikat tersendiri bagi wisatawan terutama mancanegara, harapan kami kegiatan Nyalawean ini dapat menjadi agenda tahunan Pemkab Cianjur," tambahnya.
Siap Jadi Daya Tarik Baru
Sementara, Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan bahwa Nyalawean siap menjadi daya tarik baru.
Dirinya optimis jika tradisi ini bisa meningkatkan angka kunjungan yang ditargetkan setiap tahun meningkat, termasuk dengan memperhatikan potensi wisata di masing-masing kecamatan.
"Tidak hanya penataan, kami juga akan mengembangkan kegiatan tradisional warga seperti Nyalawean saat bulan Maulud atau tanggal 25 pada bulan tertentu, dimana warga beramai-ramai menangkap ikan kecil atau biasa disebut impun masuk dalam kalender kegiatan tahunan," ucap Herman.
Akan Jadi Wisata Andalan Pantai Selatan Cianjur
Herman menambahkan bahwa Nyalawean merupakan kebiasaan masyarakat di pesisir selatan Cianjur, dan biasanya mendatangkan banyak orang untuk menyaksikannya.
Tradisi ini juga didorong untuk menarik minat wisatawan mancanegara, sehingga bisa terus datang ke Cianjur.
"Tentunya tradisi ini akan menarik minat wisatawan dalam dan luar negeri, karena tidak akan ditemukan di daerah lain di Indonesia, sehingga kegiatan ini akan dikelola menjadi kegiatan penunjang obyek wisata pantai selatan," tambah, Herman.