Warga Makan Bersama di Area Makam, Ini Keunikan Tradisi Ngunjung untuk Sambut Ramadan Khas Indramayu
Pemprov Jawa Barat mengumumkan bahwa Ngunjung khas Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Pemprov Jawa Barat mengumumkan bahwa Ngunjung khas Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Masyarakat Kabupaten Indramayu memiliki berbagai tradisi turun temurun sejak zaman nenek moyang, salah satunya Ngunjung.
Biasanya kearifan lokal ini diadakan dua kali dalam setahun, salah satunya saat bulan Ruwah atau Syaban.
Acara ini menjadi salah satu penanda bagi masyarakat untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Biasanya, makam-makam di perdesaan akan menjadi ramai saat warga mengadakan tradisi Ngunjung.
Secara bahasa, Ngunjung artinya mendatangi atau mengunjungi makam nenek moyang yang berpengaruh di desa tersebut. Warga berbondong-bondong mendatangi makam untuk mendoakan leluhur sekaligus mengucapkan terima kasih.
Mengutip Diskominfo Indramayu, Kamis (7/3), tradisi Ngunjung sendiri merupakan kegiatan berziarah yang dilakukan oleh warga di salah satu dusun.
Kemudian mereka mendatangi makam tokoh ataupun nenek moyang yang dahulu berjasa untuk didoakan.
Selain itu, mereka juga ingin mengucapkan rasa terima kasih karena berkat tokoh tersebut kampungnya menjadi bebas dari penjajahan dan semakin makmur.
Ngunjung dilaksanakan di banyak desa, seperti Pabean Udik, Karangsong, Tambak, dan Desa Brondong.
Terdapat makna di balik acara Ngunjung. Para orang tua ingin mengenalkan semangat perjuangan para leluhur di masa silam, sehingga kondisi kehidupan saat ini berjalan aman, damai, dan tenteram.
Dari sini, generasi muda juga diajak agar tidak melupakan sejarah, sebagai jalan menuju peradaban yang lebih baik. Dengan adanya sejarah, wilayahnya bisa memiliki cerita dan berkembang menuju kemajuan zaman.
Tradisi Ngunjung juga merekatkan tali silaturahmi karena warga dari dusun lain saling bertemu di makam tokoh dan terjalin komunikasi serta interaksi.
Merujuk laman Budaya Indonesia, ada hal tak biasa yang diadakan dalam kegiatan Ngunjung ini, yakni bersantap bersama.
Bukan di rumah atau restoran, namun masih di sekitar area makam.
Warga juga biasanya akan mengajak warga lainnya yang belum saling kenal untuk ikut makan bersama.
Sebelum ke makam, warga sudah menyiapkan menu berupa nasi, daging dan sayur sehingga bisa saling merasakan dan berbagi kebaikan.
Keunikan lainnya adalah, terdapatnya pertunjukan yang ditampilkan di area makam tempat warga berziarah seperti sandiwara, wayang golek, dan wayang kulit. Selepas berziarah warga bisa menyaksikan kesenian tersebut biasanya sarat pesan kehidupan.
Hadirnya kesenian ini membuat area permakaman menjadi ramai, dengan ditandai warga yang berdatangan sampai berdirinya lapak-lapak pedagang. Area makam seketika berubah bak pasar malam.
Selain untuk menyambut bulan Ramadan, Ngunjung biasanya diadakan pada beberapa pekan setelah Idulfitri tepatnya di bulan Sura.
Kemudian Ngunjung juga biasanya diadakan pada bulan Mulud untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, termasuk saat musim tanam padi.
Baru-baru ini, laman resmi Pemprov Jawa Barat mengumumkan bahwa Ngunjung khas Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Ngunjung ditetapkan bersama 35 karya budaya lainnya dari 17 Kab/Kota di Jawa Barat. Untuk mencapai ini telah dilakukan serangkaian tahapan yang panjang.
Dalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaDalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.
Baca SelengkapnyaMamanukan akan dinanti oleh masyarakat di sepanjang wilayah pantura Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaDi Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaBulan Ramadan menjadi momen berburu makanan khas daerah yang menjadi menu andalan untuk santapan berbuka puasa bersama keluarga di rumah.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Mayang Ely Febriyanto mengatakan warganya melakukan bakti sosial dengan membagi-bagikan takjil di tepi jalan secara gratis.
Baca SelengkapnyaKabupaten Lingga memiliki minuman khas legendaris yang dipengaruhi budaya masyarakat muslim dari Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sudah ada sejak zaman Bupati Pertama Probolinggo
Baca Selengkapnya