Mengenal Tradisi Nyepuh Khas Warga Ciamis, Sambut Ramadan dengan Hias Kampung hingga Makan Nasi Kuning
Tradisi Nyepuh jadi cara warga Ciamis menyambut bulan Ramadan.
Tradisi Nyepuh jadi cara warga Ciamis menyambut bulan Ramadan.
Tidak terasa Ramadan sebentar lagi tiba. Sejumlah umat Muslim di Indonesia sudah mulai menyambut kedatangannya seperti warga Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang melaksanakan tradisi adat Nyepuh.
Tradisi ini rutin dilaksanakan, sekaligus untuk menghormati leluhur di masa silam. Harapan utama dari acara ini agar diberikan kelancaran dalam menjalankan ibadah puasa.
Sejumlah acara turut diadakan, di antaranya menghias kampung dengan ornamen islami juga menyantap makanan tradisional dan nasi kuning bersama. Dalam pelaksanaan tradisi Nyepuh pada Senin (26/2) lalu, ratusan warga antusias dan berkumpul di makam leluhur Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu.
Yuk, kenalan lebih dalam dengan tradisi adat Nyepuh untuk sambut bulan Ramadan ala warga Kabupaten Ciamis.
Merujuk ANTARA, Desa Ciomas menjadi salah satu wilayah yang warganya melaksanakan tradisi Nyepuh bulan Ramadan.
Di sana warga terlihat memakai pakaian serba putih, mulai dari kerudung bagi perempuan dan songkok bagi laki-laki.
Warga yang hadir kemudian mengikuti serangkaian prosesi, termasuk berdoa dalam menyiapkan diri lahir batin agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan tuntas dan mendapat keridaan.
Penggunaan pakaian putih dari warga yang hadir ini bukan tanpa alasan. Ini sesuai dengan tujuan pelaksanaan tradisi adat Nyepuh, yakni mensucikan diri.
Warga yang hadir akan mendoakan sesepuh kampung di sana, termasuk berdoa agar tidak ada kebencian dan rasa iri dengki yang bisa membatalkan ibadah puasa.
Di laman dispar.ciamiskab.go.id disebutkan jika maksud lain dari diadakannya tradisi adat Nyepuh untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.
Warga yang hadir akan duduk bersama dan mendengarkan doa-doa yang dipanjatkan oleh pemuka agama setempat. Seluruh lapisan masyarakat yang hadir juga memiliki tujuan yang sama, yakni memohon kelancaran selama menjalankan ibadah puasa selama satu bulan nantinya.
Sebelumnya, warga sendiri sudah mulai mempersiapkan tradisi Nyepuh sejak jauh-jauh hari. Rumah-rumah warga dihias, sehingga semakin meriah. Acara ini kemudian ditutup dengan menyantap nasi kuning dan makanan lain yang sudah disiapkan.
Selain itu, tradisi ini juga mengajarkan anak muda agar menghormati orang tua. Ini juga terkait penamaan kata “Nyepuh” yang berasal dari “Sepuh” atau yang dituakan.
Sosok orang tua di sini adalah ayah dan ibu, di mana anak muda wajib meminta restu dalam menjalankan setiap keinginan dan cita-citanya agar berkah.
Tradisi Nyepuh rupanya juga berperan dalam merawat kebudayaan. Di akhir acara, seni tradisional khas Ciamis turut ditampilkan, seperti karinding, celempungan, kecapi suling sampai gembyungan.
Kemudian, di acara tersebut juga diadakan silaturahmi antar juru kunci se-Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis juga menyalakan obor saat malam.
Itulah tradisi Nyepuh yang menjadi ciri khas dari Kabupaten Ciamis yang rutin diadakan beberapa pekan sebelum datangnya bulan suci Ramadan.
Dalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.
Baca SelengkapnyaDalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaNyawalan jadi ajang silaturahmi sekaligus melestarikan tradisi nenek moyang di Ciamis.
Baca SelengkapnyaDi Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca SelengkapnyaKenalan lebih dekat dengan tradisi Papajar untuk menyambut bulan suci Ramadan ala masyarakat Sunda.
Baca SelengkapnyaJajanan khas Kota Jambi ini pastinya tidak pernah luput dari peminatnya terutama saat Bulan Ramadan tiba sebagai menu takjil untuk berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sudah ada sejak tahun 1743 dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaUbi merupakan salah satu sumber makanan pengganti nasi yang sampai saat ini masih dikonsumsi oleh masyarakat Nias.
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca Selengkapnya