Mengenal Ruwahan Tradisi Orang Betawi Jelang Ramadan, Sambut Kedatangan Roh Leluhur ke Rumah
Ruwahan cukup berbeda dari tradisi penyambutan Ramadan di daerah lain
Ruwahan cukup berbeda dari tradisi penyambutan Ramadan di daerah lain
Mengenal Ruwahan Tradisi Orang Betawi Jelang Ramadan, Sambut Kedatangan Roh Leluhur ke Rumah
Bulan ramadan menjadi momen yang sangat dinantikan. Setiap tahunnya dilangsungkan berbagai tradisi penyambutan salah satunya Ruwahan oleh masyarakat Betawi.
Ruwahan jadi tradisi sambut Ramadan yang berbeda dari kebanyakan daerah karena diisi dengan kegiatan berbagai sembako.
-
Kenapa Bleduran jadi tradisi Ramadan di Betawi? Konon, bleduran sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan menjadi hiburan rakyat yang murah meriah.
-
Kenapa tradisi ruwatan dilakukan? Pelaksanaan ruwatan oleh masyarakat Jawa ini bertujuan untuk memohon dengan tulus agar orang-orang yang diruwat terbebas dari bencana dan selalu diberi keselamatan.
-
Bagaimana cara orang Betawi merayakan Iduladha? Biasanya orang Betawi merayakan Iduladha dengan memasak menu tradisional atau menjadi “Haji Gusuran“. Momen Iduladha atau lebaran haji menjadi hal yang ditunggu oleh banyak orang, tak terkecuali masyarakat Betawi. Mereka akan mempersiapkan segala sesuatunya dengan meriah sebagai sarana berkumpul bersama sanak saudara.
-
Apa yang dilakukan masyarakat Betawi saat Iduladha? Biasanya orang Betawi merayakan Iduladha dengan memasak menu tradisional atau menjadi “Haji Gusuran“. Momen Iduladha atau lebaran haji menjadi hal yang ditunggu oleh banyak orang, tak terkecuali masyarakat Betawi. Mereka akan mempersiapkan segala sesuatunya dengan meriah sebagai sarana berkumpul bersama sanak saudara.
-
Apa yang unik dari tradisi ramadan di Indonesia? 'Meski terbiasa melihat komunitas Muslim di Manila (Filipina), kemeriahan tradisi berpuasa lebih terasa ketika saya berada di Indonesia,' katanya, Jumat (5/4) mengutip ANTARA.
-
Apa Tradisi Bada Riaya itu? Tradisi itu dinamakan Bada Riaya. Tradisi itu dilaksanakan setelah mereka melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan.
Tradisi ini masih dilestarikan oleh warga di Jakarta, Bekasi, Depok dan sekitarnya.
Sebenarnya, terdapat rangkaian acara sebelum pelaksanaan pembagian sembako karena ruwahan secara spesial untuk menyambut kedatangan roh nenek moyang dan orang tua yang dipercaya warga Betawi akan datang menengok keluarga yang ditinggalkan.
Menyambut Kedatangan Roh Orang Tua
Mengutip laman majalah online Jakita oleh Pemprov DKI Jakarta, ruwahan masih rutin diadakan oleh warga Betawi setiap tahunnya.
Tradisi ini dimulai dengan sejumlah rangkaian kegiatan seperti berdoa dan makan bersama untuk menyambut roh nenek moyang.
Warga Betawi memiliki keyakinan bahwa orang yang sudah meninggal akan datang kembali ke rumah mereka, demi menengok anak dan cucunya yang masih hidup.
Menurut Budayawan Betawi, Yahya Andi, ruwahan sendiri berangkat dari kata arwah pendahulu dari keluarga Betawi.
Diawali dengan Pembacaan Yasin dan Tahlil
Adapun langkah awal melaksanakan ruwah adalah dengan melakukan syukuran sekaligus pengajian. Biasanya keluarga Betawi akan mengundang ustaz atau pemuka agama untuk memimpin doa.
Mula-mula tetangga dan keluarga besar diundang ke rumah warga Betawi yang melaksanakan ruwahan. Kemudian mereka melaksanakan pengajian berupa pembacaan tahlil, yasin dan doa bersama.
Ini jadi salah satu cara untuk menyambut kehadiran roh nenek moyang, sekaligus mendoakan agar amal ibadahnya bisa diterima oleh Allah SWT.
“Ini bisa membuat kita ingat akan kematian, dengan terus berbuat kebaikan,” katanya, dikutip Merdeka, Kamis (29/2).
Dilanjutkan dengan Bersih Desa dan Mandi Arang Padi
Setelah pelaksanaan doa, terdapat rangkaian lainnya seperti ziarah kubur ke anggota keluarga yang sudah meninggal, lalu kendurian, bersih-bersih desa dan terakhir mandi air yang diberi arang padi.
Seluruh rangkaian acara sudah bisa dilakukan di awal bulan syaban, sampai mandi merang yang merupakan air arang batang padi di akhir bulan dan beberapa hari menuju salat tarawih pertama.
Acara ruwahan ini diadakan secara ramai oleh anggota keluarga Betawi, karena melibatkan banyak orang. Tak jarang di sini juga diadakan acara makan-makan sebagai upaya merekatkan tali silaturahmi.
Menu menu yang dihadirkan adalah sajian khas Betawi seperti ketupat sayur, semur, asinan serta kue basah.
Membagikan Sembako ke Tetangga
Sisi menarik lainnya dari acara ruwahan adalah tradisi membagikan sembako kepada para tetangga, termasuk masyarakat yang membutuhkan.
Mengutip laman dinaskebudayaan.jakarta.go.id, sembako yang dibagikan juga tidak perlu mewah dan banyak, alias semampunya dari keluarga yang ingin berbagi.
Jika dimaknai lebih lanjut, sembako-sembako ini akan sangat berguna bagi masyarakat yang membutuhkan karena bisa membantu memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadan.
Secara umum, ruwahan sebenarnya memiliki makna untuk mengucap rasa syukur atas rezeki yang didapatkan selama ini. Keberlimpahannya pun akan menjadi berkah, jika terdapat warga yang ikut merasakannya.